ANALIS MARKET (10/11/2025): Antisipasi Demand yang Lebih Moderat untuk SBN Berdenominasi Rupiah
Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) cenderung menguat pada sesi perdagangan terakhir pekan lalu (07/11).
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 4 basis poin (bp) ke level 5,46%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 3 bp ke level 6,13%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) tidak berubah di level 6,19%.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp13,6 triliun di hari Jumat (07/11), lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp20,5 triliun.
FR0103 dan FR0068 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp2,5 triliun dan Rp1,1 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,4 triliun.
Berdasarkan Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah Bank Indonesia (BI), investor nonresiden mencatat jual neto sebesar Rp4,58 triliun pada periode transaksi 3–6 November 2025.
Flow tersebut berasal dari jual neto Rp4,42 triliun di pasar SBN dan Rp2,69 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto Rp2,54 triliun di pasar saham.
Secara kumulatif sejak awal tahun hingga 6 November 2025 (berdasarkan data setelmen), nonresiden mencatat jual neto sebesar Rp39,13 triliun di pasar saham, Rp137,71 triliun di SRBI, serta Rp0,91 triliun di pasar SBN.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat terbatas sebesar 0,07%, bergerak dari level Rp16.701/US$ di hari Kamis menjadi Rp16.690/US$ di hari Jumat.
Sementara itu, per posisi Jumat (07/11), indikator global menunjukkan tidak banyak perubahan sentimen dibandingkan hari sebelumnya.
Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di 77bp. Sementara itu, yield curve US Treasury (UST) 5-tahun turun sebesar 2bp dan yield curve UST 10-tahun bertahan di 4,11%.
Secara week-over-week, CDS 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 3bp dan Rupiah melemah 0,35% terhadap US$.
Sementara itu, UST 10-tahun bertahan di level yang sama dengan pekan sebelumnya.
Data DJPPR menunjukkan total incoming bid pada lelang SUN pekan lalu mencapai Rp87,5 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang SUN sebelumnya pada tanggal 21 Oktober yang mencapai Rp117,5 triliun.
Dengan kondisi indikator-indikator di atas serta net outflow oleh nonresiden, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan peningkatan mingguan sebesar 11bp menjadi 6,19%.
“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, BNI Sekuritas mengantisipasi demand yang lebih moderat untuk Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah. BNI Sekuritas memproyeksikan weekly range untuk yield SUN 10-tahun pada periode 10-14 November di kisaran 6,04%-6,29%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0093, FR0075, FR0079, FR0083,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (10/11).

