ADRO Raih Laba Inti Sebesar $911 Juta pada 1H24, EBITDA Operasional Tembus $1.234 Juta
Pasardana.id - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (IDX: ADRO) menyampaikan laporan keuangan konsolidasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024 (1H24) ke BEI/OJK.
Sesuai praktik tahunan perusahaan, kantor akuntan publik Rintis, Jumadi, Rianto & Rekan (anggota PricewaterhouseCoopers Global Network) melakukan kajian terbatas terhadap laporan keuangan 1H24 tersebut.
Dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (27/8) disebutkan, ADRO mencatat kenaikan 7% pada volume penjualan menjadi 34,94 juta ton, dengan penurunan 15% pada pendapatan usaha menjadi $2.973 juta, terutama karena penurunan 19% pada harga jual rata-rata (ASP) yang selaras dengan melemahnya harga batu bara.
Selain itu, ADRO mencatat laba inti $911 juta pada 1H24 dan EBITDA operasional $1.234 juta.
Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal naik 46% menjadi $394 juta. Belanja modal terutama diinvestasikan pada alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung di rantai pasokan, dengan memulai investasi pada smelter aluminium beserta fasilitas pendukungnya.
Adapun posisi keuangan ADRO tetap sehat dengan posisi kas bersih $1.557 juta pada akhir 1H24.
Berikut ini analisis laporan keuangan 1H24 ADRO;
Pendapatan usaha, harga jual rata-rata dan produksi
ADRO mencatat pendapatan sebesar $2.973 juta pada 1H24, atau turun 15% dari 1H23. Volume produksi dan penjualan naik 7% hingga masing-masing mencapai 35,74 juta ton dan 34,94 juta ton, yang diofset oleh koreksi harga batu bara, dengan harga jual rata-rata (ASP) turun 19%.
Beban pokok pendapatan
Beban pokok pendapatan turun 13% y-o-y menjadi $1.765 juta, terutama karena penurunan beban royalti untuk PT Adaro Indonesia (AI) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya karena penurunan ASP. Total biaya bahan bakar naik 13%, selaras dengan meningkatnya konsumsi bahan bakar yang naik 15% karena kenaikan volume. ADRO mencatat pengupasan lapisan penutup menjadi 141,58 juta bcm, atau naik 9% dari 1H23. Nisbah kupas mencapai 3,96x, atau naik 2% dari 1H23. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada 1H24 turun 11% dari 1H23.
Beban usaha
Beban usaha pada 1H24 turun 26% y-o-y menjadi $179 juta, terutama karena penurunan 46% pada pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pendapatan pemerintah daerah.
Royalti kepada Pemerintah dan beban pajak penghasilan
Seiring penurunan ASP, royalti kepada Pemerintah turun 30% menjadi $599 juta dari $853 juta, sementara beban pajak penghasilan turun 19% menjadi $199 juta dari $244 juta y-o-y.
EBITDA operasional dan laba inti
EBITDA operasional turun 11% y-o-y menjadi $1.234 juta dan laba inti turun 11% menjadi $911 juta pada 1H24 karena penurunan profitabilitas. Margin EBITDA operasional tetap sehat pada 1H24 sebesar 42%. Laba bersih periode ini yang mencapai $880 juta telah meliputi PNBP untuk pemerintah pusat (porsi 4%) dan pemerintah daerah (porsi 6%).
Total aset
Total aset pada akhir 1H24 naik 5% menjadi $10.264 juta, dari $9.736 juta pada akhir 1H23. Saldo kas naik 1% menjadi $2.794 juta. Pada akhir 1H24, kas dan setara kas meliputi 27% total aset. Aset lancar pada akhir 1H24 turun 8% menjadi $3.743 juta dibandingkan $4.057 juta pada akhir 1H23. Aset non lancar pada akhir 1H24 tercatat $6.521 juta, setara dengan kenaikan 15% dari periode tahun sebelumnya karena kenaikan pada aset tetap dan investasi pada ventura bersama.
Aset tetap
Aset tetap pada akhir 1H24 mencapai $2.008 juta, setara kenaikan 29% dari akhir 1H23 seiring peningkatan pengeluaran belanja modal pada periode ini, terutama untuk alat berat, tongkang, dan investasi pada smelter aluminium beserta fasilitas pendukungnya. Aset tetap meliputi 20% total aset.
Properti pertambangan
Pada akhir 1H24, properti pertambangan turun 4% y-o-y menjadi $971 juta, karena amortisasi berkala. Properti pertambangan meliputi 9% total aset.
Total liabilitas
Total liabilitas pada akhir 1H24 tercatat sebesar $2.564 juta, atau turun 6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Liabilitas lancar naik 55% y-o-y menjadi $1.642 juta karena reklasifikasi senior notes AI menjadi liabilitas lancar yang mendekati jatuh tempo pada Oktober 2024. Liabilitas non lancar turun 44% y-o-y menjadi $922 juta.
Manajemen utang dan likuiditas
Saldo kas ADRO pada akhir 1H24 naik 1% menjadi $2.794 juta y-o-y. ADRO juga memiliki akses terhadap $57,5 juta pada investasi lainnya dan sejumlah sekitar $1.793 juta dalam bentuk fasilitas pinjaman yang belum ditarik dari berbagai pinjaman outstanding pada 1H24, sehingga total likuiditas mencapai $4.645 juta pada akhir 1H24. Utang berbunga turun 14% y-o-y menjadi $1.294 juta dari $1.502 juta.
Ekuitas
Pada akhir 1H24, total ekuitas tercatat $7.701 juta, yang mencerminkan kenaikan 10% y-o-y berkat peningkatan laba ditahan.
Arus kas dari aktivitas operasi
Pada 1H24, arus kas dari aktivitas operasi naik signifikan secara y-o-y hingga $1.033 juta dari $72 juta, karena penurunan pembayaran royalti dan pajak penghasilan badan. Penerimaan dari para pelanggan turun 15% karena penurunan harga batu bara.
Arus kas dari aktivitas investasi
Perusahaan melaporkan arus kas keluar bersih yang digunakan pada aktivitas investasi sebesar $400 juta, atau naik 59% dari 1H23, terutama karena kenaikan 47% pada pembelian aset tetap menjadi $385 juta, karena perusahaan terus mengeksekusi rencana investasi.
Belanja modal
Belanja modal pada 1H24 naik 46% menjadi $394 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pengeluaran belanja modal pada periode ini terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, serta investasi pada infrastruktur.
Arus kas dari aktivitas pembiayaan
Arus kas keluar bersih dari aktivitas pembiayaan pada 1H24 tercatat $1.108 juta, atau turun 3% dari 1H23 terutama karena pembayaran dividen. Perusahaan membayar dividen tunai untuk para pemegang saham sejumlah $800 juta untuk tahun 2023.
“Walaupun harus menghadapi kondisi harga yang sulit baik untuk batu bara termal maupun metalurgi, Grup Adaro mampu menunjukkan resiliensi kinerja keuangan berkat komitmen terhadap keunggulan operasional dan efisiensi. Resiliensi tersebut merupakan cerminan dedikasi kolektif dari tim kami. Kami tetap berfokus pada eksekusi proyek dalam upaya untuk mengkonversikan visi jangka panjang kami menjadi nilai nyata bagi para pemegang saham,” terang Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir.
Ditambahkan, “Kami pun mempertahankan komitmen untuk memberikan pengembalian bagi para pemegang saham dalam bentuk pembagian dividen tunai serta program pembelian kembali saham perusahaan. Kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada para pemegang saham yang telah menjadi bagian yang terpisahkan dari perjalanan Adaro.”