Penurunan Harga Tiket Pesawat Demi Mendorong Pariwisata dalam Negeri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Kebijakan pemerintah terkait penurunan harga tiket pesawat sebesar 10 persen bertujuan untuk mendorong sektor pariwisata dalam negeri.

Hal tersebut diungkap Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2024 di Jakarta, Minggu (01/12).

"Pemerintah sudah putuskan tiket dalam negeri harganya turun 10 persen. Sehingga kita dorong supaya turisme di dalam negeri meningkat," ungkapnya.

Airlangga bilang, penurunan tarif tiket pesawat merupakan sebagai upaya untuk mendorong sektor pariwisata dalam negeri sesuai arahan dari Presiden Prabowo Subianto. 

Kata dia, Presiden juga sudah menyampaikan bahwa Indonesia akan membuka penerbangan domestik, misalnya di kawasan ekonomi Tanjung Kalayang di Pulau Bangka Belitung.

Airlangga menyebutkan, apabila tidak ada penerbangan ke destinasi wisata tersebut, wisatawan akan sulit menjangkau destinasi wisata yang ada di wilayah tersebut.

Disampaikan Airlangga, Indonesia akan membuka penerbangan regional dengan tujuan agar destinasi turis bisa masuk kembali.

"Sebagai contoh kawasan ekonomi di Tanjung Kelayang di Pulau Bangka Belitung, itu kalau tidak ada penerbangan sulit bagi turis untuk datang, karena dia harus ke Jakarta dulu baru ke Babel (Bangka Belitung) atau ke Palembang dulu baru ke Babel. Padahal secara regional itu turis bisa langsung datang kalau itu penerbangan dibuka," ucap Airlangga, seperti dilansir Antara.

Ia juga menekankan, bahwa pihaknya menjaga asas kesetaraan dalam industri penerbangan dalam negeri.

Apalagi saat ini jumlah pesawat Indonesia hanya di bawah 400 unit.

Di sisi lain, permintaan penerbangan domestik dalam negeri meningkat.

"Karena sebelum COVID-19 jumlah penerbangan, jumlah pesawat di Indonesia ini ada 500 unit, tapi setelah COVID-19 kurang di bawah 400 unit. Jadi supply dan demand tidak seimbang," katanya.

Apalagi, jumlah turis manca negara mencapai 17 juta, sedangkan warga Indonesia yang keluar negeri mencapai 7,5 juta.

"Sehingga ini semuanya harus kita jaga dan angka pengungkit yang paling tinggi adalah dari sektor pariwisata. Nah ini yang kita minta untuk quick win yang kita dorong," tegas Airlangga.