Mantan Bos Bursa Minta Regulator Periksa Penahan ARB BEBS
Pasardana.id – Regulator pasar modal diminta untuk memeriksa fenomena ganjil dalam pola transaksi efek bersifat ekuitas PT Berkah Beton Sedaya Tbk (IDX: BEBS) pada saat penentuan harga penutupan perdagangan tanggal 22 Mei 2023.
Pemeriksaan itu penting untuk memastikan transaksi tersebut wajar, teratur dan efisien serta jauh dari perilaku perdagangan semu.
Menurut Mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta, Hasan Zein, bahwa perilaku investor yang membeli BEBS pada harga lebih tinggi pada saat antrian jual di level batas bawah penolakan automatis (Auto Rejectioan Bawah) patut dicurigai.
“Si investor dapat beli di harga 362 (Red- batas ARB BEBS tanggal 22 Mei 2023) tapi kenapa dia beli BEBS di harga 382 ,” celoteh Hasan di grup media sosial, Senin (22/5/2023).
Ia melanjutkan, hal itu ganjil karena dengan modal 4 lot saja pada saat pra penutupan investor pembeli BEBS pada level 382 dapat menahan saham tersebut tidak menyentuh ARB.
“Padahal ada jutaan lot yang jual BEBS di level 362, kok bisa ada investor yang beli 4 lot di level 382. Apakah algoritma system BEI sengaja dilumpuhkan,” kata dia.
Karena itu, dia meminta BEI untuk memanggil Anggota Bursa perantara transaksi tersebut berikut investor 4 lot penahan laju ARB BEBS.
“Bila perlu OJK melakukan penyelidikan. Pasti ketahuan manipulasinya. Ini penting untuk memastikan bursa efek sebagai infrastruktur investasi. Tapi kalau bursa hanya jadi alat judi dan alat penipu, ya sudah,” tegas dia.
Lebih lanjut Hasan memahami bahwa perdagangan BEI telah berlaku random closing atau penutupan acak mulai pukul 15.58 - 16.00 WIB.
Tapi dia mengingatkan, harga penutupan berdasarkan random closing ditentukan oleh volume terbesar, yang mana untuk BEBS pada level 162 dengan antran jual jutaan lot
“Bukankah penawaran jual BEBS di 162 itu masuk di pra penutupan? Jumlah terbesar. Semua peserta transaksi tahu dia bisa beli di level 162. Jadi yang beli di atas harga 162 cuma punya dua alasan. Pertama, manipulasi untuk tujuan tersembunyi atau logika lagi sakit,” pungkas dia.

