Setoran Anak Usaha Berkurang, Laba WIKA Anjlok 98 Persen Pada Kuartal I 2022

Pasardana.id - PT Wijaya Karya Tbk (IDX: WIKA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,328 miliar dalam tiga bulan pertama tahun 2022, atau anjlok 98,29 persen dibandingkan periode sama tahun 2021, yang tercatat sebesar Rp78,163 miliar.
Akibatnya, laba per saham merosot ke level Rp0,15, sedangkan pada akhir Maret 2021 berada di level Rp8,71.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2022 dengan audit emiten BUMN Karya itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (08/7/2022).
Jelasnya, pendapatan bersih turun 19,39 persen menjadi Rp3,163 triliun karena pendapatan infrastruktur dan gedung turun 40,76 persen yang tersisa menjadi Rp1,517 triliun.
Senada, pendapatan dari lini usaha energi dan industri plant menyusut 4,5 persen menjadi Rp562,8 miliar.
Tapi pendapatan dari bisnis industri tumbuh 24,89 persen menjadi Rp878,57 miliar.
Senada, pendapatan dari lini usaha realty dan properti naik 164,2 persen menjadi Rp185.76 miliar.
Bahkan, perseroan telah membukukan pendapatan investasi senilai Rp18,733 miliar, sedangkan pos ini nihil pada kuartal I 2021.
Menariknya, perseroan dapat menekan beban pokok pendapatan sedalam 23,28 persen menjadi Rp2,804 triliun, sehingga laba kotor naik 33,58 persen menjadi Rp358,12 miliar.
Tapi beban umum dan administrasi membengkak 20,23 persen menjadi Rp202,19 miliar.
Senasib beban lain-lain naik 57,5 persen menjadi Rp189,01 miliar. Dampaknya, laba usaha menyusut 15,7 persen menjadi Rp279,3 miliar.
Sayangnya, laba dari entitas ventura bersama turun 55,39 persen menjadi Rp95,149 miliar. Akibatnya laba sebelum pajak anjlok 84,76 persen, dan tersisa Rp16,848 miliar.
Kian tertekan, beban pajak membengkak 1.946 persen menjadi Rp7,369 miliar. Dampaknya, laba bersih anjlok 91,42 persen sisa Rp9,479 miliar.
Sementara itu, aset perseroan turun 0,3 persen menjadi Rp69,171 triliun karena kewajiban jangka pendek menyusut 8,3 persen menjadi Rp33,752 triliun.
Patut diketahui, arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi tercatat sebesar Rp2,047 triliun, atau berkurang 60,7 persen dibandingkan di kuartal I 2021, yang tercatat sebesar Rp5,131 triliun.