Defisit GIAA Sentuh USD7,418 Miliar Pada Akhir Tahun 2021
Pasardana.id - Aset PT Garuda Indonesia Tbk (IDX: GIAA) terpapas sedalam 33,3 persen hingga tersisa USD7,192 miliar pada tahun 2021, sedangkan di akhir tahun 2020 masih sebesar USD10,789 miliar.
Mengacu pada laporan keuangan tahun 2021 telah audit emiten penerbangan pelat merah itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/7/2022) bahwa kewajiban perseroan membengkak 4,4 persen menjadi USD13,302 miliar.
Namun, defisit kian terpuruk sedalam 127,3 persen menjadi USD7,418 miliar, karena rugi bersih membengkak 70,24 persen menjadi USD4,159 miliar.
Lebih rinci, pendapatan usaha tercatat turun 10,455 persen menjadi USD1,336 miliar, karena pendapatan berjadwal turun 13,25 persen menjadi USD1,041 miliar.
Senasib, pendapatan lainya menyusut 3,2 persen menjadi USD207,47 juta.
Hanya pendapatan tidak berjadwal yang tumbuh 13,89 persen menjadi USD88,053 juta.
Di sisi lain, perseroan dapat menekan beban usaha sedalam 21,01 persen menjadi USD2,609 miliar. Tapi mencatatkan penurunan nilai aset selain keuangan sedalam 451 persen menjadi USD1,456 milar.
Kian tertekan, dengan adanya beban penghentian dini kontrak sewa senilai USD887,92 juta, dimana, pos ini nihil pada tahun 2020.
Diperberat lagi, dengan beban lain-lain yang melonjak 303 persen menjadi USD367,86 juta.
Akibatnya, rugi usaha membengkak 79,8 persen menjadi USD3,962 miliar.
Sedikit longgar, perseroan mengumpulkan kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi senilai USD82,404 juta, atau turun 25,45 persen dibandingkan tahun 2020 yang tercatat senilai USD110,37 juta.
Melihat laporan keuangan itu, Akuntan Publik pemeriksa laporan keuangan GIAA tahun buku 2021, Irhoan Tanudiredja menilai, adanya suatu ketidakpastian yang material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan GIAA dalam mempertahankan kelangsungan usaha.
Akuntan Publik dari Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan itu beralasan, total kewajiban lancar GIAA melebihi aset lancar dengan selisih USD5,466 miliar, atau mengalami kerugian berulang dari tahun 2020 dan 2021.

