Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Turun 3 Juta Penduduk Pada 2023
Pasardana.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menargetkan penurunan kemiskinan ekstrem hingga tiga juta penduduk pada tahun 2023.
Kebijakan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem ini menjadi salah satu kebijakan prioritas yang disusun dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2023.
"Pada 2023, kita harus menurunkan kemiskinan ekstrem dari 2,5 juta sampai tiga juta penduduk," kata Suharso, dalam konferensi pers Hasil Sidang Kabinet Paripurna, seperti dilansir Antara, Rabu (16/2/2022).
Adapun terget tersebut, kata Suharso, sejalan dengan rencana penghapusan kemiskinan ekstrem sebesar 0-1 persen pada 2024, sesuai target pembangunan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menekankan bahwa tema dari RKP maupun Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) 2023 adalah 'Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan'.
Selain kemiskinan, pemerintah juga menyusun sejumlah kebijakan prioritas pada 2023 yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini pendidikan dan kesehatan.
Kemudian, penanggulangan pengangguran yang disertai peningkatan lapangan kerja, pemulihan dunia usaha hingga revitalisasi industri dan penguatan riset terapan guna mendorong produktivitas.
Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai nol emisi di 2060 melalui ekonomi hijau dan transisi energi.
"Mengingat Indonesia akan mencapai net zero emission pada 2060, pembangunan rendah karbon dalam hal ini transisi energi penting sebagai respons terhadap perubahan iklim," kata Suharso.
Sementara itu, untuk infrastruktur, pemerintah akan melanjutkan dan menyelesaikan infrastruktur dasar yakni air bersih dan sanitasi.
Dalam Hasil Sidang Kabinet Paripurna itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 ditargetkan mencapai 5,3 - 5,9 persen.
Kemudian, penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 27 persen; penurunan tingkat pengangguran terbuka berkisar 5,3-6 persen; rasio gini berada di level 0,375-0,378; Indeks pembangunan manusia ditargetkan berada pada 73,29-73,35 persen; dan tingkat kemiskinan sebesar 7-8 persen.
Tak hanya itu, indikator pembangunan juga diukur dari nilai tukar petani yang ditargetkan mencapai 103-105 serta nilai tukar nelayan 105-107.

