Konversi Kompor Listrik, Pemerintah Akan Beri Subsidi Rp1juta Per KK

Foto : Dok. Kementerian BUMN

Pasardana.id - Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, pada tahun ini, PLN akan menyasar 8,3 juta pelanggan 450 VA dan 900 VA subsidi untuk yang semula memakai kompor gas menjadi kompor listrik.

Langkah ini dilakukan untuk menggantikan elpiji gas melon para pelanggan menjadi kompor listrik.

"Sudah dipaparkan oleh Pak Menteri ada sekitar 8 juta lebih pengguna kompor induksi sampai 2024," ujar Darmawan secara virtual, Senin (14/2/2022).

Dia juga berencana akan memberikan subsidi sebesar Rp 1 juta per keluarga untuk membeli kompor listrik dan peralatan masak yang sesuai.

Kebijakan tersebut dilakukan sebagai upaya agar program konversi kompor LPG ke listrik tidak menjadi beban masyarakat.

“(Berdasarkan) Diskusi internal kami, ini akan dibantu menggunakan fasilitas pemerintah sekitar Rp 1 juta per keluarga. Kalau targetnya 8,3 juta kompor listrik, artinya ada tambahan dana (yang dikeluarkan pemerintah) sekitar Rp 8,3 triliun,” ujarnya.

Selain itu, untuk memperlancar konversi, terutama pada masyarakat pengguna gas LPG 3 kg harus ada strategi khusus.

Pertama, PLN akan menambah daya listrik masyarakat miskin, khususnya yang masih berdaya 450-900 volt ampere (VA/watt) menjadi 2.200 VA.
Namun, kata dia para pelanggan subsidi tidak akan mengalami kenaikan tarif listrik.

"Ini perlu ada strategi khhusus. Ini kami akan tambah daya jadi 2.200 tetapi tarifnya sama masih subsidi," ujar Darmawan.

Dia menjelaskan, harga LPG non subsidi saat ini Rp 13.500 per kg. Sedangkan 1 kg LPG setara dengan 7 kilowatt jam (kWh) listrik yang harganya Rp 10.250.

Artinya, dengan konversi ke kompor listrik, pelanggan pengguna LPG non subsidi bisa menghemat biaya untuk memasak Rp 3.250 per kg LPG.

Sementara bagi pengguna LPG 3 kg, yang harganya Rp 7.000 per kg atau disubsidi Rp 6.500 oleh pemerintah, konversi akan membuat biaya untuk memasak lebih mahal Rp 3.250. Inilah yang akan disubsidi pemerintah.

Sehingga di satu sisi masyarakat miskin pengguna LPG 3 kg tidak terbebani dengan konversi ke kompor listrik, di sisi lain pemerintah bisa menghemat subsidi LPG hingga 50%.

“Subsidi (LPG) bisa dikurangi separuh. Kami akan mengakselerasi (program) ini secepat mungkin,” kata Darmawan.

Dia menambahkan, bahwa beban subsidi LPG pemerintah semakin besar. Pada 2020 subsidi LPG mencapai Rp 50,6 triliun, kemudian naik menjadi Rp 56,8 triliun pada 2021.

Tahun ini, subsidi LPG diperkirakan mencapai Rp 61 triliun dan diproyeksikan mencapai Rp 71,5 triliun pada 2024.

Dengan konversi ke kompor listrik Indonesia juga dapat mengurangi impor LPG yang mencapai 80% dari total kebutuhan setiap tahunnya.

Pada 2020 impor LPG nilainya mencapai Rp 37 triliun, kemudian naik menjadi Rp 51 triliun pada 2021. Impor diproyeksi mencapai Rp 67,8 triliun pada 2024.