Mantan Bos Bursa Ingatkan GOTO Jangan 'Bakar Duit'

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id -  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) dalam beberapa kesempatan menyampaikan usaha dalam mencapai profitabilitas.

Namun, upaya itu diragukan beberapa kalangan pelaku pasar karena strategi bisnis yang diterapkan GoTo.

Menurut mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta, Hasan Zein Mahmud, bahwa selaku investor, dirinya belum melihat prospek GoTo meraih laba.

“Yang paling penting, bakar duit itu strategi bunuh diri dan sudah aku tulis berkali-kali. Tidak akan lahir Customer’s Loyalty, Begitu program ‘bakar duit’ selesai, pelanggan akan pindah,” terang dia kepada Pasardana.id, Jumat (16/12/2022).

Sebelumnya, GoTo menegaskan fokusnya pada pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan untuk mempercepat langkah menuju profitabilitas, khususnya setelah berakhirnya periode larangan pengalihan saham (lock-up) investor pra-IPO.

Direktur Utama GoTo, Andre Soelistyo menyampaikan, capaian kinerja yang dibukukan selama kuartal ketiga 2022 semakin menegaskan komitmen Perseroan untuk mengakselerasi langkahnya mencapai profitabilitas.

Hal ini dimungkinkan sebagai hasil dari dua prioritas utama Perseroan:

Pertama, pertumbuhan yang berkualitas tinggi melalui inovasi produk yang semakin memperdalam sinergi ekosistem khususnya bagi konsumen setia; dan Kedua, pengelolaan beban operasional Perseroan secara disiplin di semua lini usaha.

“Kehadiran sejumlah produk dan layanan baru seperti GoTo Plus dan perluasan penggunaan GoPayCoins sebagai penghargaan loyalitas di seluruh ekosistem GoTo menjadi salah satu wujud strategi ini, sehingga Perseroan dapat mendorong monetisasi yang semakin baik dan semakin meningkatkan kesetiaan para pengguna dalam ekosistem GoTo.” papar Andre, baru-baru ini.

Sebagai gambaran, program ‘bakar duit’ GoTo terlihat dari laporan keuangan per 30 September 2022 yang mencatatkan pendapatan bruto Rp16,63  triliun. Tapi dipotong promosi kepada pelanggan senilai Rp8,661 triliun.

Dampaknya, pendapatan bersih tersisa Rp7,968 triliun.

Terlebih, Perseroan mencatatkan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp11,27 triliun dan beban administrasi sebesar Rp8,6 triliun.