Investor Buru PDPP Hingga Sentuh ARA

Foto : Dok. PDPP

Pasardana.id -  Investor memburu efek bersifat ekuitas PT Primadaya Plastisindo Tbk (IDX: PDPP) di pasar reguler setelah resmi  tercatat  di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu, 9 November 2022.

Berdasarkan pantauan Pasardana.id, saham emiten kemasan plastik itu sejak diperdagangkan Rabu (09/11) pagi tadi hingga jelang penutupan sore ini bertengger di level 270 atau naik 35 persen/70 point.

Sehingga tercatat sebagai saham pemimpin kenaikan tertinggi hingga pukul 14.20 WIB dan telah menyentuh batas atas penolakan penawaran jual beli secara otomatis atau Auto Rejectioan Atas (ARA).

Sebelumnya, di pasar primer melalui penawaran umum, juga terlihat tingginya animo publik.

Karena dalam penawaran umum pada tanggal 3-7 November 2022 telah mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed 121,78 kali sejak penawaran pertama.

Dalam IPO ini, Primadaya Plastisindo melepas maksimal 20 persen sahamnya ke publik atau sebanyak 500.000.000 saham, sehingga perseroan memperoleh dana sebesar Rp100 miliar.

Sebelumnya, dalam penawaran awal, Perseroan juga berhasil meraih komitmen dari investor strategis yakni Pendiri Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma.

Direktur Utama PDPP, Kennie Angesty mengaku, IPO merupakan aksi korporasi strategis.

"Melalui IPO ini, kami ingin selalu memberi dampak positif dalam mendukung berjalannya ekonomi bangsa yakni UMKM. Kami berharap, ke depan dapat menjadi Leading Company industri kemasan plastik di dalam negeri,” kata Kennie dalam acara listing PDPP di Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Kennie menyebutkan, IPO ini menjadi momen penting bagi Perseroan yang telah bertransformasi dari bisnis keluarga menjadi perusahaan publik.

Kini, Perseroan memiliki jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan peluang pasar yang bertumbuh cepat, khususnya untuk melengkapi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat akan produk kemasan yang berkualitas baik dan ramah lingkungan.

Adapun seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk sekitar 67 persen ekspansi pembelian mesin – mesin dan meningkatkan kapasitas produksi Perseroan dan juga untuk menambah varian produk yang akan dipasarkan Perseroan.

Sisanya, sekitar 33 persen akan digunakan untuk modal kerja, antara lain; pembelian raw material HDPE, PET, Polypropylene, dan operasional perusahaan.

Kennie mengatakan, Perseroan juga berkomitmen untuk terus menjaga kepercayaan para investor dan masyarakat dengan berusaha terus bertumbuh pasca IPO dengan mencari berbagai peluang baru dengan mempertahankan prinsip efisiensi dan operational excellence.

“Sejumlah agenda akan kami gencarkan seperti membuka cabang di setiap pulau di Indonesia. Pada dasarnya, kami ingin membantu memenuhi kebutuhan kemasan pasar se-efektif mungkin, termasuk para UMKM,” ujar Kennie.

Paling penting, menurut Kennie, dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan juga memiliki fokus agar turut berkontribusi mengurangi dampak lingkungan, dengan cara bekerja sama dengan pelanggan untuk mengumpulkan sampah-sampah plastik yang ada untuk proses daur ulang.

Secara kinerja, tahun lalu, PDPP berhasil mencatatkan pertumbuhan 32,26 persen menjadi Rp318,99 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp77,81 miliar.

Hal itu didorong oleh peningkatan penjualan jerigen, gallon, botol, dan material.

Kendati secara laba bersih belum dapat terkerek, tetapi Perseroan meyakini tahun ini kondisi berbalik akan terjadi dengan sinyal raihan laba bersih yang melonjak 113,6 persen per Mei 2022 lalu.