Tekan Biaya Dana, Laba BBTN Melonjak 50 Persen Pada Akhir September 2022

Foto: Pasardana.id

Pasardana.id - PT Bank Tabungan Negara  Tbk (IDX: BBTN) meraih laba bersih hingga akhir September 2022 senilai Rp2,28 trililun, atau melonjak 50,11 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat senilai Rp1,51 triliun.

Direktur Utama BBTN, Haru Koesmahargyo mengatakan, kenaikan laba bersih ditopang oleh keberhasilan menjalankan inisiatif strategis di kuartal III/2022, antara lain; peningkatan penyaluran kredit, biaya dana (cost of fund) yang berhasil ditekan seiring dengan peningkatan penghimpunan dana murah ditambah juga dengan suksesnya melakukan perbaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan) yang terus menurun hingga akhir September 2022.

“Transformasi perseroan yang sejalan dengan Transformasi dari Kementerian BUMN telah membuahkan hasil yang positif. Sehingga kinerja perseroan pada kuartal III/2022 ini semakin baik dan akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini,” papar dia kepada media, di Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Haru menjelaskan, sepanjang periode Januari-September 2022, BBTN berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp289,6 triliun atau meningkat 7,18 persen dari posisi yang sama tahun lalu, yang tercatat senilai Rp270,27 triliun.

Ia merinci, kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir September 2022 mencapai Rp256,48 triliun.

Dari jumlah tersebut, KPR Subsidi pada kuartal lII//2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp140,97 triliun tumbuh 8,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp129,97 triliun.

Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 6,4 persen menjadi Rp87,11 triliun pada kuartal III/2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp81,87 triliun.

“Penyaluran kredit yang berkualitas dengan melakukan sentralisasi proses kredit telah berhasil membuat rasio kredit bermasalah (non performing loan) Bank BTN terus membaik. NPL Gross pada kuartal III tahun 2022 ini berada pada level 3,45 persen, lebih rendah dari sebelumnya di level 3,94 persen, Sedangkan NPL Nett sebesar 1,23 persen, turun dari posisi 1,5 persen,” jelas Haru.

Haru melanjutkan, kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 31,84 persen pada kuartal III/2022 menjadi Rp11,54 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp8,75 triliun.

“Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) BBTN juga mengalami kenaikan dari 3,52 persen pada akhir September 2021 menjadi 4,51 persen di kuartal III/2022,” terang dia.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Haru mengungkapkan, pada kuartal III/2022 perolehan DPK Bank BTN mencapai Rp312,84 triliun, atau naik 7,41 persen dari periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp291,26 triliun.

Dari jumlah tersebut, perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp143,59 triliun atau naik sebesar 18,7 persen dibandingkan akhir September 2021 yang tercatat sebesar Rp120,96 triliun.

“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 45,9 persen dari total DPK BBTN pada kuartal III/2022,” jelasnya.

Lebih lanjut Haru menegaskan, kenaikan dana murah berhasil menekan biaya dana atau cost of fund pada akhir September 2022 menjadi 2,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar 3,28 persen.

“Hasilnya, aset BBTN meningkat sebesar 5,77 persen menjadi Rp389,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp368,05 triliun.” pungkas dia.