KKP Ingin Jadikan RI Sebagai Produsen Rumput Laut Nomor Satu Dunia
Pasardana.id - Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Indonesia menjadi produsen rumput laut nomor satu di dunia mengalahkan China.
Untuk mewujudkan hal tersebut, KKP mengintensifkan teknologi kultur jaringan guna meningkatkan produksi bibit rumput laut.
Dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10), Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu mengatakan, Indonesia sangat berpotensi untuk terus meningkatkan produksi bibit rumput laut, dilihat dari kondisi iklim dan lahan.
Berdasarkan data FAO 2020, Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia di bawah China dan memasok bahan baku rumput laut khusus untuk jenis Euchema Cottonii.
“Kebutuhan rumput laut terus meningkat baik untuk dalam negeri maupun pasar ekspor. Untuk itu, terus kami kembangkan salah satunya dengan peningkatan produksi bibit rumput laut agar produksinya bisa terus ditingkatkan,” ujar Dirjen Haeru yang akrab di sapa Tebe.
Menurut dia, pengembangan bibit rumput laut merupakan hal yang sangat urgent saat ini, karena jika kualitas bibit rumput laut kurang baik akan memengaruhi kualitas dan produksinya.
“Dengan kualitas bibit yang bagus, tidak rentan, hasil lebih baik, otomatis produktivitas rumput laut bisa terus meningkat,” kata Haeru.
Terkait dengan itu, lanjutnya, KKP telah membangun laboratorium kultur jaringan di 6 UPT, yakni BBPBAP Jepara, BBPBL Lampung, BPBAP Takalar, BPBL Lombok, BPBL Ambon dan BPBAP Situbondo.
Dia mengungkapkan, pendirian laboratorium ditujukan untuk merealisasikan metode kultur jaringan, sebab proses tersebut dilakukan di dalam laboratorium, berarti tidak bergantung pada kondisi musim.
Selain itu, metode kultur jaringan yang menumbuhkan individu baru dari potongan jaringan, akan menghasilkan bibit yang bersifat sama persis dengan induknya.
Metode ini memungkinkan untuk mendapatkan bibit berkualitas sesuai dengan induknya dan membawa sifat-sifat bagus yang diinginkan.
"Keunggulan lainnya dari penggunaan bibit kultur jaringan adalah produktivitas atau hasil panen yang lebih tinggi dibanding bibit biasa. Dengan begitu, rencana untuk bisa menghasilkan bibit rumput laut yang unggul bisa tercipta,” tutur Haeru.
Dia menjelaskan, dengan bibit unggul yang berkualitas, produksi menjadi lebih mudah sebab didukung dengan hadirnya teknologi dan investasi yang kecil, pada akhirnya semua bisa berproduksi.
"Dengan demikian, produksi melimpah, bahan baku tersedia, hasilnya bisa dinikmati semua pembudidaya," ungkap Haeru.
Dia menuturkan, bahwa KKP juga menyelesaikan masalah-masalah yang ada, seperti pemanfaatan lahan yang masih rendah, pengembangan yang belum berbasis kawasan atau masih berada pada lokasi terpisah, serta masih minimnya pelatihan dan penyuluhan teknis.
“Satu persatu sudah kita lakukan dan sambil berjalan. Makanya kami terus memberikan pendampingan teknis dan manajemen bagi pembibitan swasta, pendampingan, pembinaan dan pelatihan teknis, pengembangan klaster kelompok pembudidaya, pengembangan kelembagaan, dan sudah tentu dukungan sarana/prasarana kami distribusikan ke pembudidaya," pungkas Haeru.

