Peluang Ambil Alih Shell di Blok Masela, Ini Kata Pertamina

Pasardana.id - PT Pertamina (Persero) dikabarkan akan segera melakukan penjajakan untuk masuk ke Blok Masela pada November 2022 mendatang.
Kabar terbaru, perusahaan migas pelat merah ini sudah menandatangani non-disclosure agreement atau NDA.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro menyampaikan, proses menuju penjajakan ke Blok Masela sejauh ini berjalan cukup lancar.
Pertamina sudah dan terus melakukan komunikasi baik dengan Inpex maupun Shell yang notabene hendak mendivestasi sahamnya di Blok Masela.
“Tetapi kami baru tandatangan perjanjian yang membuat kami belum bisa bicara detailnya sampai kesepakatan terjadi,” ujar Wiko, di acara SOE International Conference di Bali, Selasa (18/10).
Di sisi lain, Pertamina Group membuka peluang untuk mengambil alih keseluruhan saham Blok Masela yang saat ini dipegang oleh Shell sebanyak 35%.
“Kami maksimum sampai sebanyak itu (35 persen),” imbuh dia.
Dalam berita sebelumnya, kemampuan Pertamina untuk menggantikan Shell di proyek Lapangan Abadi Blok Masela sempat diragukan.
Pasalnya, jika Pertamina didorong masuk ke proyek gas raksasa ini, Pertamina harus menggelontorkan dana senilai US$ 6 miliar atau Rp 89,16 triliun (kurs Rp 14.864/US$).
Dana tersebut untuk mengakuisisi hak partisipasi (Participating Interest/PI) sebesar 35% Shell di blok jumbo yang saat ini di operatori oleh perusahaan Jepang Inpex. Adapun besaran biaya tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto.
Menurut Sugeng, dengan masuknya Blok Rokan ke tangan Pertamina, perusahaan migas pelat merah ini sebenarnya sudah cukup menanggung beban yang luar biasa. Apalagi jika harus ditambah dengan mengelola Blok Masela.
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto berharap, Pertamina akan menawarkan non-bidding offer untuk Blok Masela pada November nanti.
Nantinya, akan ada diskusi antara Pertamina dan Shell seputar peralihan hak partisipasi.
Di tengah penantian pengganti Shell, sejumlah kegiatan lain di Blok Masela tetap berjalan secara paralel.
Di antaranya adalah; persiapan untuk Front End Engineering Development (FEED), partnership, keekonomian proyek, hingga bisnis berkelanjutan dan implementasi Net Zero Emission.
Untuk meningkatkan daya tarik proyek, studi mengenai Carbon Capture Storage (CCS) telah dirampungkan pada Agustus lalu.
Selain itu, studi terkait Blue Amonia juga sedang berlangsung.
Pertamina sendiri, diperkirakan harus mengucurkan dana minimal US$ 1,4 miliar untuk mengakuisisi 35% saham Shell di Blok Masela.