B-Trade Sebut IHSG Akan Terjerembab Karena Tiga Sentimen
Pasardana.id - B-Trade menilai ada 3 sentimen yang bisa mengganggu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), diantaranya yakni; adanya rencana percepatan pelaksanaan Tappering Off dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), kemudian munculnya varian baru Covid-19 Omicron, dan kenaikan Suku Bunga.
CEO Kanaka Hita Solvera dan juga Founder dari B-Trade Elliottician, Wijen Pontus, CTA, CEWA mengungkapkan, dengan melihat 3 sentimen yang bakal terjadi di tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan berpotensi akan mengalami koreksi yang cukup dalam.
Meski demikian, Wijen belum bisa memastikan waktu yang tepat IHSG akan terkoreksi.
"Kita lihat market akan terjadi koreksi, apakah di semester kedua tahun ini atau sebelum semester kedua," ujar Wijen kepada media, Kamis (13/1/2022).
Wijen menambahkan, Kanaka Hita Solvera telah memiliki beberapa skenario guna menghadapi market di sepanjang tahun ini.
Skenario ini bisa menjadi panduan bagi para investor dalam mencermati pergerakan IHSG disepanjang tahun.
Adapun Wijen memprediksi, IHSG akan tembus ke level tertingginya yakni 7000 tapi sifatnya hanya sementara dan setelah itu akan mengalami koreksi kembali.
"Yang ingin disampaikan di sepanjang tahun 2022, IHSG masih bisa bullish tapi sifatnya jangka pendek, koreksinya kapan, baru bisa diketahui pasti setelah IHSG berada di level 7000," ungkap Wijen.
Sementara itu, Fundamental Analyst Kanaka Hita Solvera, Radit menjelaskan, sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) bakal memberikan pengaruh terhadap pasar saham Domestik maupun Global.
Pasalnya, kenaikan suku bunga ini bertujuan untuk menurunkan inflasi Amerika Serikat.
"The Fed harus naikan suku bunga lebih cepat karena bertujuan untuk menurunkan inflasi, dan akan berpengaruh ke pasar saham," ulas dia.
Sebagai penutup, Wijen menghimbau kepada para investor yang ingin melakukan trading secara aktif di Pasar Saham untuk bisa memperhatikan beberapa faktor, seperti pahami betul arah investasinya untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
Kemudian, fokus kepada saham yang memiliki fundamental yang baik, dan hindari untuk masuk ke saham lapis ketiga serta miliki risk management, dan portofolio management yang mumpuni.
"Cermati dalam membaca arah pergerakan IHSG, karena tahun 2022 merupakan tahun yang cukup menantang." tutup Wijen.

