Tren Penguatan BJBR Diproyeksi Berlanjut, Simak Analisa Ini

Pasardana.id - Kinerja efek bersifat ekuitas PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (IDX: BJBR) dalam sepekan terakhir menguat.
Pada penutupan perdagangan Jumat 17 September 2021 lalu, BJBR masih menjaga tren positifnya dengan harga saham terakhir yakni Rp 1350/saham.
Tren tersebut diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan layanan digital yang menopang kinerja keuangan bank milik pemerintah daerah Jawa Barat ini.
Analis Senior CSA, Reza Priyambada menilai, sepanjang semester pertama, pendapatan dan laba BJBR mengalami kenaikan yang ditopang oleh kredit.
Di satu sisi, BJBR mampu mengelola kreditnya dan pendapatan.
Ia menambahkan, bahwa dari sisi beban, BJBR mampu terkelola dengan baik dan ada peningkatan laba.
"Kalau dilihat dari chart-nya cukup menarik, pergerakan dari BJBR sekarang diposisi 1.300-an, kemudian waktu awal tahun sempat di 1.800-an, masih memiliki potensi kenaikan yang cukup besar. Target BJBR, kalau dalam waktu dekat 1.450. Tapi kalau dilihat dari rekomendasi, 1.800 - 1900 itu bisa menjadi acuan target price mereka." papar Reza kepada media, Senin (20/9/2021).
Senada, Analis Pasar Modal LBP Institute, Lucky Bayu Purnomo menaksir saham BJBR akan cenderung menguat hingga akhir tahun ini.
"Saya berikan target harga 1345 sekarang hingga penutupan tahun cenderung menguat. Targetnya hingga 1625 - 1650. Itu adalah harga tertinggi sejak tahun 2011. Jadi ada tren menguat dari harga saat ini," kata Lucky.
Ditambahkan, BJBR sebenarnya bank yang sudah memiliki pangsa pasar yang identik. Jadi populasinya sudah memiliki yang sudah identik terhadap satu kegiatan keuangan, misalnya kredit.
"Market share BJBR ini dominan pada konsumen yang sudah lama. Itu yang membuat saham BJBR cukup menarik. Tantangan di persaingan bank dan inovasi, BJBR harus bergegas melakukan terobosan sehingga memberikan suatu perbedaan industri dan wilayah atau daerah," jelasnya lagi.
Perkiraan itu ditopang dengan BJBR yang telah meluncurkan berbagai platform transaksi keuangan digital sejak 2019. Aksi korporasi ini dinilai memudahkan bisnis untuk beradaptasi di masa krisis.
Direktur IT, Treasury & International Banking bank BJBR, Rio Lanasier mencontohkan, pada 2019, bank BJB telah meluncurkan layanan Pasar Nga-Digi yang memungkinkan masyarakat untuk berbelanja ke pasar dari rumah. Sistem pembayaran yang dilakukan memanfaatkan QRIS BJBR.
“Hal tersebut sudah di uji coba di beberapa pasar di Kota Bandung, oleh karenanya saat pandemi melanda, kita tinggal melakukan penyesuaian pola. Kami juga menyesuaikan fokus perusahaan untuk mendorong financial inclusion lewat digitalitasi perbankan,” ungkap Rio.
Ia melanjutkan, dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19 justru mempercepat transformasi digital di lini bisnis BJBR.
“Kami sudah siap sebelum (pandemi) ini tiba. Banyak penerapan inovasi digital yang telah dilakukan. Salah satu momen yang paling berpengaruh itu pada saat peluncuran transaksi non-tunai melalui QRIS bank bjb, sehingga warga bisa berbelanja secara mobile dengan e-wallet mereka. Hal ini sangat membantu performance bank bjb pada 2020-2021,” kata Rio.
Asal tahu saja, BJBR pada periode semester I 2021, kredit KPR-nya tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 12,5 persen secara tahunan menjadi Rp 7,2 triliun, dari sebelumnya berada di angka Rp 6,4 triliun pada semester I 2020.
Kinerja BJBR didukung dengan permintaan kredit dari masyarakat yang positif.