Lewat Digitalisasi, Pemerintah Dorong Produk UMKM Kuasai Pasar Domestik

Foto : istimewa
Foto : istimewa

Pasardana.id - Direktur Bisnis dan Pemasaran SMESCO Indonesia, Wientor Rah Mada mengungkapkan, Presiden Jokowi menargetkan ada sebanyak 30 juta UMKM pada tahun 2024 secara onboarding.

Artinya tidak hanya masuk dalam marketplace tetapi sudah berjualan melalui medsos (media social), dan mudah untuk masuk e-commerce bagi pelaku UMKM di lintas daerah.

Menurutnya, sesuai amanat dari Presiden Jokowi untuk mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital, fokus Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah adalah sesegera mungkin membuat UMKM naik kelas dengan indikator yang tadinya informal menjadi formal.

"Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah juga sangat responsif denganmenahan laju produk impor dan menggenjot inovasi dan kreativitas produk UKM dan go digital dengan cara masuk ke pasar melalui e-commerce," ujar Rah Madadalam dalam keterangan tertulis KPCPEN, Kamis (8/7/2021).

Dia menambahkan, SMESCO sebagai ujung tombak pelaksana layanan pemasaran bagi Koperasi dan UKM telah menjalankan pemasaran produk UMKM secara digital sejak 2008.

Namun, mengingat sekarang semua sektor telah masuk pada proses digitalisasi, maka harus disikapi secara bersama oleh semua stakeholder terkait dengan tantangan dalam membangun ekosistem digital UMKM.

Menurut Rah Mada, SMESCO akan melauncing Siren.id (Smesco Indonesia Retail Network), guna memperluas jaringan channel pemasaran produk UKM di pasar domestik. Selain itu juga membangun pergudangan hingga nano warehousing yang akan membantu biaya ekspedisi menjadi lebih murah.

"UMKM silakan kirim barang ke kami dan akan di-pack, dan kami kirimkan ke seluruh pulau Jawa dan akan kami buat tarifnya flat," ujarnya.

Dia mengakui, bahwa ada beberapa hambatan dalam perkembangan UMKM adalah soal akses pembiayaan. Padahal pemerintah telah menyiapkan KUR. Tetapi akses ke sana memang sulit.

Oleh karena itu, bagaimana membuat UMKM jadi bankable sehingga bisa besarkan bisnis dari informal ke formal.

Sementara, tantangan kedua, adalah masuk ke rantai pasok industri besar.

"Kami andaikan UMKM seperti sekoci yang kecil dan banyak dan butuh kapal tongkang agar bisa maju," katanya.

Sementara itu, Koordinator PMO Komunikasi Publik KPCPEN, Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki dan telah menjalankan sejumlah program untuk membantu UMKM mengatasi dampak pandemi.

Sampai sejauh ini, langkah yang diambil pemerintah sudah mulai menunjukkan hasil positif untuk UMKM.

Menurut Arya, upaya ini akan terus ditingkatkan dengan mendorong UMKM untuk mengoptimalkan pemanfaatan digital, terutama dalam hal pemasaran produk.

"Dalam hal ini pemerintah bekerja sama dengan sejumlah pihak mengupayakan dukungan untuk kebutuhan permodalan kepada UMKM, yang dipastikan tidak akan memberatkan UMKM," ujar Arya.