Menteri ESDM Apresiasi Capaian Produksi Minyak Blok Cepu
Pasardana.id - Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan apresiasi atas pencapaian yang telah dihasilkan di Blok Cepu, sehingga bisa dilakukan pengapalan ke-700.
Hal ini menjadi tanda potensi hulu di sektor Minyak dan Gas (Migas) masih menjanjikan.
Menurut Arifin, ini merupakan pencapaian yang luar bisa yang dilakukan dengan kerja keras, kerja sukses serta mengerahkan seluruh kemampuan teknis yang dimiliki.
"Penghargaan kami sampaikan kepada Exxon Cepu atas upayanya dari mulai menemukan cadangan, dari mulai 450 juta barel sampai bisa mengidentifikasi sumber yang 940 juta barel. Produksi sudah dimulai sejak tahun 2016, dari 160 ribu barel per hari hingga sekarang yang sudah bisa mencapai lebih dari 200 ribu barel per hari. Suatu capaian yang luar biasa," ujar Arifin dalam keterangan tertulis, Rabu (9/6/2021).
Arifin juga memuji kinerja dan kemampuan teknis dalam produksi minyak Blok Cepu.
Dia pun berharap, agar ke depan produksi Migas RI bisa semakin dioptimalkan.
"Kita berharap kemampuan ini bisa terus dikembangkan untuk bisa mengoptimalkan produksi minyak dan gas di Indonesia. Kita bekerja sama bahu membahu saling berbagi pengetahuan untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal demi kesejahteraan masyarakat Indonesia," katanya.
Selain itu, lanjutnya, penerapan kaidah keselamatan kerja di Blok Cepu juga dinilai baik, sehingga mampu mencegah terjadinya kecelakaan kerja sejak pertama kali beroperasi.
"Kami berharap, potensi-potensi yang ada agar segera bisa dikembangkan, sehingga bisa dijadikan cadangan untuk kemudian bisa dilakukan proses produksinya," tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, pengapalan ke-700 ini, membuktikan bahwa secara teknis kemampuan yang luar biasa, karena hasilnya melebihi dua kali dari yang direncanakan.
“Dengan sinergi, kita bisa mengoptimalkan produksi. Jadi, pengapalan minyak mentah ke-700 akan diangkut oleh kapal yang dioperasikan oleh Pertamina International Shipping yang kemudian akan di proses di kilang-kilang Pertamina,” ujar Nicke.
Mengingat tingginya risiko pekerjaan lifting, Nicke berpesan agar insan Pertamina tetap semangat, selalu fokus dan mengutamakan aspek Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Lingkungan (HSSE) dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, sehingga operasional lifting dapat dilaksanakan secara aman dan lancar.
“Harapan ke depan, semoga kerja sama yang baik dan solid yang selama ini telah dilakukan tetap dapat dijaga dan bahkan ditingkatkan, mengingat tingkat produksi yang diperkirakan akan stabil di level 200 MBOPD, sehingga bisa mendukung ketahanan energi nasional,” imbuh Nicke.
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Dwi Soecipto menambahkan, kegiatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu telah dimulai pada 2008. Namun, fasilitas produksi utamanya baru berjalan di kuartal 4 tahun 2015.
"Lapangan Banyu Urip telah berada pada tingkat produksi plateau yang stabil dengan tingkat produksi lebih dari 220.000 barel per hari (bopd) selama 5 (lima) tahun. Tingkat produksi plateau ini jauh lebih tinggi dari rencana dalam PoD, di mana sebelumnya diperkirakan produksi rata-rata sebesar 165 ribu bopd selama dua tahun," kata Dwi.
Lebih lanjut dia menjelaskan, menurut penilaian teknis cadangan minyak Lapangan Banyu Urip telah naik hingga lebih dari 2 kali lipat, dari yang semula 450 juta barel menjadi 940 juta barel minyak pada saat keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID).
Meski begitu, seperti halnya karakteristik reservoir yang berlaku umum di seluruh dunia, tingkat produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip itu kini sudah mulai menurun secara alamiah.
"Realisasi cadangan dan produksi Blok Cepu ini membuka kenyataan bahwa potensi cadangan migas di Indonesia masih menjanjikan. Saat ini, SKK Migas terus mengawal ExxonMobil bersama para mitra Blok Cepu untuk mendiskusikan berbagai inisiatif untuk mengelola penurunan produksi yang mulai terjadi, termasuk menjajaki peluang-peluang baru di Blok Cepu," tandas Dwi.

