Pemegang Saham PTDU Sepakat Rambah Bisnis Pertambangan
Pasardana.id - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Djasa Ubersakti Tbk (IDX: PTDU) memutuskan untuk masuk ke bisnis baru yakni jasa penunjang Pertambangan dan Penggalian.
Direktur Utama PTDU, Heru Putranto mengatakan, bahwa penambahan kegiatan usaha disebabkan adanya permintaan dari beberapa calon mitra usaha bidang pertambangan, sekaligus memperluas pengerjaan di jasa konstruksi pada infrastruktur dan lainnya.
Perseroan berencana untuk menambahkan kegiatan usaha Aktivitas Jasa Penunjang Pertambangan dan Penggalian dengan tujuan bisa mengerjakan proyek-proyek pertambangan seperti penambangan batu bara dan mineral.
“Pengerjaan jasa konstruksi proyek-proyek yang beragam jenisnya termasuk penambahan aktivitas Jasa/Penunjang Pertambangan dan penggalian pada kegiatan usaha Perseroan, akan membuat potensi kinerja Perseroan menjadi semakin besar,” ujar Heru Putranto, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (25/5/2021).
Selain itu, Perseroan merubah tujuan penggunaan dana Penawaran umum Pedana Saham (initial public offering/IPO) yang sekitar 44 persen atau Rp11,86 miliar yang semula akan digunakan Perseroan untuk pembelian alat, dirubah menjadi untuk modal kerja.
“Alasan dari perubahan tujuan penggunaan dana IPO adalah sehubungan dengan perkembangan bisnis high rise building yang menurun di tahun ini, maka Perseroan belum memerlukan untuk menambah alat-alat sehingga penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Saham Perdana untuk pembelian peralatan akan dialihkan untuk Modal Kerja proyek,” terang Heru.
Asal tahu saja, dalam IPO yang dilakukan di akhir tahun 2020 lalu, perseroan melepas sebanyak 300 juta saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga penawaran saham perdana PTDU dipatok Rp 100. Dengan demikan, total dana segar yang berhasil dikantongi emiten ke-47 yang melantai di BEI itu mencapai Rp30 miliar.
Sementara itu, perseroan bersama pemegang saham juga menyepakati untuk mengalokasikan sebagian dana laba bersih atau sebesar Rp300 juta sebagai dana cadangan dan sisanya dialokasikan untuk laba ditahan.

