ANALIS MARKET (09/4/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, (pasar) obligasi tampaknya bersiap untuk melompat lebih tinggi pemirsa.

Satu hal yang pasti kami katakana, berbahagialah mereka yang sudah membeli ketika harga obligasi berada di titik terendah.

Apakah ini sudah terlambat untuk mulai masuk kembali? Tentu tidak pemirsa.

Lho tapi kan masih ada tekanan dari US Treasury kepada imbal hasil obligasi Emerging Market? Iya betul pemirsa, tapi kata-kata penyejuk datang dari Powell kemarin.

Powell kemarin (08/4) mengatakan, bahwa dirinya tidak peduli dengan pergerakan inflasi, karena hal tersebut sifatnya hanya sementara. Dan apabila ternyata inflasi maupun ekspektasi inflasi bergerak liar, maka The Fed akan segera beraksi, karena The Fed memiliki tools untuk menjaga hal tersebut.

Sejauh ini, inflasi masih bergerak sesuai dengan rentang yang kami inginkan, namun apabila ternyata ekspektasi inflasi bergerak di luar dari batas yang kami berikan, tentu kami akan bereaksi.

Hal inilah pemirsa yang sudah kami sampaikan sebelumnya bahwa kita tidak perlu khawatir karena The Fed memiliki tools untuk menjaga semuanya agar semuanya dapat berada dalam rentang yang di inginkan oleh The Fed.

Oleh sebab itu, kita tidak perlu khawatir berlebihan, apalagi Powell mengatakan bahwa focus utamanya masih tentang ketenagakerjaan dan inflasi.

Komitmen The Fed untuk menjaga proses pemulihan ekonomi merupakan salah satu prinsip yang di pegang teguh, hal ini yang membuat pelaku pasar dan investor semakin yakin bahwa tingkat suku bunga tidak akan di naikkan dalam waktu dekat.

Hal inilah yang mendorong pasar saham dan obligasi mengalami kenaikkan secara harga di Amerika, yang dimana mendorong imbal hasil US Treasury untuk mengalami penurunan. Siapakah obligasi kita bergoyang hari ini?

“Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. Kami merekomendasikan beli,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (09/4/2021).

Adapun cerita di akhir pekan yang penuh dengan keceriaan ini, kita awali dari;

1.DORONGAN

Powell memberikan sebuah janji kembali kepada kita semua. Powell berjanji bahwa dirinya akan membawa Amerika untuk kembali menjadi negara dengan perekonomian terbesar. Dirinya juga mengecilkan resiko terkait dengan inflasi yang tidak terkendali saat pandemic mulai berangsur membaik. Namun Powell memiliki tugas besar untuk dapat membawa perekonomian Amerika kembali menjadi yang terbaik. Powell gelisah karena masih banyaknya masyarakat Amerika yang masih belum bekerja dan masih mencari pekerjaan. Hal inilah yang mengingatkan Powell bahwa pemulihan ekonomi tidak akan merata, meskipun sebagian besar kehidupan masyarakat membaik, namun ada juga sebagian besar masyarakat juga belum membaik. Namun apapun itu, Powell berjanji untuk tetap menyelesaikan pekerjaannya dan kembali membuat perekonomian Amerika menjadi hebat kembali. Sejauh ini memang apa yang dikhawatirkan oleh pelaku pasar tidak berdasar pemirsa terkait dengan pergerakan inflasi yang mampu mempengaruhi US Treasury. Seperti yang Powell katakan beberapa waktu yang lalu bahwa The Fed memiliki tools nya, sehingga Powell tidak pernah khawatir bahwa inflasi tidak bisa dikendalikan yang membuat US Treasury juga tidak bisa dikendalikan. Powell mengatakan bahwa masih ada 9 atau 10 juta masyarakat orang Amerika yang masih menunggu untuk mendapatkan pekerjaan, dan tentu saja mereka tidak perlu khawatir karena Bank Sentral tidak akan meninggalkan mereka yang masih belum memiliki pekerjaan. Bank Sentral tidak akan melupakan masyarakat, dan tentu saja Bank Sentral akan memberikan dukungan yang dibutuhkan hingga proses pemulihan itu selesai khususnya dalam hal ketenagakerjaan. Satu hal yang pasti, The Fed masih akan menunggu sebelum adanya pengurangan atau kenaikkan tingkat suku bunga hingga ada kemajuan substansial lebih lanjut yang dibuat oleh 2 factor utama, yaitu ketenagakerjaan dan inflasi. Oleh sebab itu, pembelian obligasi masih akan dilakukan hingga ke 2 factor tersebut sudah berada di titik yang di inginkan. Terkait dengan adanya ekspektasi inflasi yang berpotensi bergerak liar, The Fed juga mengatakan bahwa hal tersebut masih akan bereaksi sementara, namun apabila ternyata ekspektasi bergerak liar dalam kurun waktu tertentu, dan bergerak di level yang tidak kami sukai, maka The Fed akan bereaksi. Akan dihabisi itu pemirsa ekspektasi inflasi yang membuat cemas Emerging Market. Seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya bahwa ekspektasi inflasi ini hanyalah sementara, dan oleh sebab itu The Fed masih akan terus melanjutkan perjuangnya untuk menjaga tingkat suku bunga untuk tetap berada di titik terendah hingga perekonomian benar benar pulih. Apa yang diinginkan oleh The Fed tetap sama, inflasi dan ketenagakerjaan, ekspektasi inflasi tentu tidak termasuk di dalamnya. The Fed punya mimpi bahwa inflasi akan berada di kisaran 2.4% pada tahun ini sebelum pada akhirnya akan kembali menuju 2% pada tahun 2022 mendatang. Akibat pidato Powell yang menyejukkan inilah pasar saham kembali bereaksi positive, dan tidak hanya saham tapi obligasi juga besar kemungkinan akan mendapatkan angin yang serupa hari ini karena US Treasury kembali mengalami penurunan.

2.SEBUAH LANGKAH

Pemerintah meminta pelaku usaha dan masyarakat dapat mendukung pemulihan dari sisi konsumsi. Lewat keterangan pers, Menteri Koordinator Ekonomi menyampaikan sejumlah upaya akan ditempuh guna menopang daya beli masyarakat di kuartal II ini. Pemerintah juga mendorong pemberi kerja untuk memberikan THR kepada karyawannya yang diasumsikan berada sekitar Rp 215 triliun. Pemerintah telah memberikan berbagai dukungan maupun insentif agar dunia usaha memiliki kemampuan untuk membayarkan THR, di antaranya relaksasi PPnBM untuk industri otomotif agar memicu kenaikan penjualan, penjaminan kredit yang diatur dalam PMK No.32/PMK.08/2021, serta subsidi bunga untuk KUR. Upaya lainnya yang dilakukan adalah dengan penyaluran bantuan sosial berupa beras 10 kg yang diberikan kepada 20 juta keluarga penerima manfaat. Selain itu, pemerintah juga mempercepat penyaluran target output bantuan pemerintah seperti PKH, Kartu Sembako, BLT, dan memajukan pencairan Kartu Sembako dari Juni ke awal Mei. Estimasi dari realisasi percepatan tersebut sebesar Rp 14.12 triliun. Guna mendukung pelaku usaha, pemerintah juga berencana menganggarkan sekitar Rp 500 miliar untuk subsidi ongkos kirim kepada penyelenggara Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas yang jatuh pada H-10 hingga H-5 Idulfitri. Selain menjaga momentum perekonomian, memasuki bulan Ramadhan dan Idulfitri, pemerintah juga mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, diantaranya kebijakan larangan mudik yang berlaku pada tanggal 6 hingga 17 Mei 2021, kegiatan keagamaan selama bulan Ramadan dari Kementerian Agama, hingga edaran Kepala Satgas Penanganan Covid-19 terkait dengan pengetatan atau pengaturan mobilitas serta kekarantinaan perjalanan di masa pandemi. Tentu hal ini merupakan langkah langkah yang harus dilakukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 7% pada kuartal ke 2, meskipun menurut kami terlalu optimis ditengah situasi dan kondisi saat ini. Namun tidak ada yang tidak mungkin, yang membuat kami khawatir adalah penundaan larangan untuk mudik yang justru akan menekan pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Tidak hanya sampai disitu saja pemirsa, Pak Jokowi juga meminta dan mendukung Bank Indonesia untuk memasukkan beberapa hal ke dalam tugas Bank Indonesia seperti melakukan penguatan perekonomian, memberikan dukungan kepada masyarakat di belakang legislative. Tentu hal ini serta merta akan mempertaruhkan independensi Bank Sentral, meskipun menurut kami apa yang diinginkan oleh Pak Jokowi sebetulnya selaras dengan tujuan yang selam ini Bank Indonesia lakukan. Apalagi Brazil dan Selandia Baru juga sudah melakukan hal yang serupa yang dimana mereka meminta perluasan mandate terhadap Bank Sentral masing masing. Pak Jokowi juga menambahkan bahwa Bank Indonesia tidak hanya mengelola mata uang, namun juga harus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini juga seiring sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia saat ini. Oleh sebab itu, kami melihat selama apa yang diberikan masih sejalan dengan yang Bank Indonesia lakukan, tentu hal tersebut baik adanya. Apalagi kalaupun Bank Indonesia diberikan tugas nanti secara sah, kami yakin Bank Indonesia juga tidak akan mengubah cara mereka melakukan dan memutukan kebijakan moneter seperti yang saat ini mereka lakukan. Namun bukan berarti Bank Indonesia akan kehilangan independensinya. Pak Jokowi mengatakan bahwa Bank Indonesia masih akan tetap independent. Kami hanya berharap bahwa pelaku pasar dan investor tidak lagi menginterpretasikan yang salah terkait dengan apa yang disampaikan, karena kami khawatir hal yang sama dulu pernah terjadi. Yang dimana akibatnya IHSG dan pasar obligasi mengalami penurunan, dan tentu saja Rupiah mengalami pelemahan. Pak Jokowi ingin secepatnya diskusi terkait dengan reformasi di sector keuangan dalam dilakukan agar lembaga keuangan dapat memastikan apabila ada situasi dan kondisi yang terjadi agar dapat cepat merespon hal tersebut. Reformasi keuangan juga diharapkan dapat lebih cepat dalam merespon krisis, dan diharapkan dapat mengatur perekonomian digital. Kami cukup senang mendengar adanya perekonomian digital menjadi salah satu yang disampaikan oleh Pak Jokowi. Dengan menguatkan perekonomian digital, maka kita siap untuk berkembang dan bertumbuh lebih cepat lagi dalam bidang financial dan teknologi.