Selalu Mengimpor, Erick Thohir Berencana Beli Peternakan Sapi di Belgia

Foto : istimewa

Pasardana.id - Gemas karena Indonesia kerap kali impor daging sapi setiap tahunnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akhirnya mengutarakan idenya untuk membeli peternakan sapi di Belgia.

Pembelian tersebut nantinya akan dilakukan lewat perusahaan pelat merah.

"Kalau ada peternakan sapi di Belgia, Pak Dubes, mau dijual pak. Peternakannya Pak Dubes kalau ada," ungkap Erick kepada Dubes Indonesia untuk Belgia, Andri Hadi lewat Webinar Milenial Hub: Milennial Fest X PPI Belgia, Sabtu (17/4) lalu.

Nantinya, peternakan tersebut ditargetkan menjadi pemasok kebutuhan daging sapi di Indonesia.

"Masa Indonesia impor sapi terus, 1,5 juta setiap tahun. Kalau peternakan, nanti BUMN yang beli," ujar Erick.

Andri pun merespons positif rencana yang diungkapkan Erick. Ia akan mencari peternakan yang dijual di Belgia.

"Boleh itu pak, kami cari pak. Sehat selalu pak," kata Andri.

Pada kesempatan terpisah, dari keterangan resmi yang dikutip pada Selasa (20/4), pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagyo mendukung ide Menteri Erick yang ingin membeli peternakan di luar negeri.

Pasalnya, Indonesia selalu impor daging sapi karena pasokan dari dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan masyarakat.

"Banyak kendala untuk membangun peternakan sapi potong. Dalam pakan ternak misalnya, untuk menghasilkan sapi potong yang diterima oleh industri, pakannya tidak sembarangan, begitu juga usia potong sapi," ungkap Agus.

Menurut Agus, petani akan kesulitan dalam membesarkan sapi. Pasalnya, harga pakan ternak mahal karena tidak disubsidi oleh APBN.

Situasi ini, membuat peternak memberi pakan rumput atau pakan lain yang membuat sapi tidak tumbuh sesuai standar industri atau di bawah standar. Rata-rata sapi dipotong sebelum waktunya.

Disampaikan Agus, ide Erick untuk membeli peternakan sapi di luar negeri ini sejatinya bukan hal baru.

Agus menyatakan, Kementerian BUMN di bawah Dahlan Iskan juga pernah berniat membeli peternakan sapi di luar negeri.

Hanya saja, ide itu tak sempat direalisasikan. Menurut Agus, pembelian peternakan di luar negeri perlu dilakukan secara hati-hati dan perhitungan yang matang.

Karena itu, Kementerian BUMN perlu melibatkan lembaga pengawasan agar tak ada kesalahan perhitungan. Lembaga pengawasan yang dimaksud seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra menyatakan, pihaknya akan melakukan impor 121.119 ton daging sapi dan kerbau untuk memenuhi konsumsi di dalam negeri yang meningkat jelang Idul Fitri 2021.

Daging impor tersebut nantinya berasal dari Gabungan Pengusaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), importir sapi swasta serta penugasan pemerintah melalui Perum Bulog dan PT Berdikari (Persero).