Dana Kelolaan AMOR Susut 9,4 Persen Pada Tiga Bulan Pertama 2021

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (IDX: AMOR) mencatat dana kelolaan sebesar Rp34,9 triliun pada akhir Maret 2021, atau tumbuh 72,1 persen dibanding Maret 2020.

Tapi, angka tersebut turun 9,4 persen jika dibanding akhir Desember 2020.

Menurunnya dana kelolaan sepanjang triwulan yang lalu yang tercatat sebesar Rp3,6 triliun tersebut, didorong oleh keluarnya arus dana sebesar Rp2,6 triliun dan kinerja investasi yang menurun sebesar Rp1 triliun.

Menurut Presiden Direktur AMOR, Ronaldus Gandahusada, kinerja pasar yang kuat di akhir 2020 dan aksi pengambilan keuntungan sepanjang triwulan ini tidak mengejutkan dan terutama dengan naiknya ekspektasi inflasi Amerika Serikat yang berkaitan dengan naiknya imbal hasil obligasi.

“Terlepas dari volatilitas pasar jangka pendek, dana kelolaan Ashmore Indonesia masih dalam posisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” jelas dia.

Ia merinci, para penanam modal melakukan aksi pengambilan keuntungan sepanjang tiga bulan periode yang berakhir pada Maret 2021.

Hal ini didorong oleh naiknya imbal hasil obligasi global dan menguatnya Dollar Amerika Serikat.

“Sepanjang triwulan pertama 2021, imbal hasil obligasi 10 tahun Indonesia mengalami kenaikan sebesar 89 basis poin sementara Rupiah mengalami pelemahan sebesar 3,1% dibanding kuartal IV 2020,” papar dia.

Terlebih, pasar saham saham Indonesia tidak mengalami perubahan banyak, terutama saham dengan kapitalisasi besar. Misalnya, LQ45 mengalami penurunan 3,4 persen dibanding kuartal IV 2020.

Sehingga, kinerja Reksadana AMOR membukukan kinerja sedikit dibawah indeks acuan untuk strategi saham dan mengalami kinerja investasi negatif Rp1, 2 triliun.

Walaupun terjadi kenaikan imbal hasil dan kinerja dibawah indeks acuan, tema investasi pendapatan tetap mendapat efek positif dari penguatan Dollar Amerika Serikat dan membukukan kinerja investasi positif sebesar Rp0,2 triliun.

Kedepan, Ia menilai, dengan kombinasi dari kebijakan Bank Indonesia yang mendukung pemulihan ekonomi, pendirian Sovereign Wealth Fund pada triwulan pertama dan perbaikan literasi keuangan menjadi indikasi yang positif bagi masa depan industri manajemen aset di Indonesia.