Hari Ini, Pelindo II Berlakukan Tarif Baru Layanan Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok

Foto : istimewa

Pasardana.id - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau IPC, per hari ini, Kamis (15/4/2021) akan menyesuaikan tarif pelayanan untuk lift on-lift off (Lo-Lo) maupun Storage peti kemas internasional (ekspor-impor) di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Keputusan ini sudah mendapatkan persetujuan dari Menteri Perhubungan dan rekomendasi dari Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Marvest).

IPC telah mengumumkan rencana penyesuaian tarif tersebut pada pekan lalu.

Tarif baru untuk pelayanan penumpukan (storage) dan lift on-lift off (Lo-Lo) di terminal peti kemas internasional mulai berlaku per kedatangan kapal pukul 00.00 WIB pada 15 April 2021 di pelabuhan Tanjung Priok.

SFVP Komunikasi Korporasi Kantor Pusat IPC, Dini Endiyani mengatakan, tarif Lo-Lo peti kemas berukuran 20 kaki yang sebelumnya Rp 187.500/bok menjadi Rp 285.500/bok. Sementara Lo-Lo untuk peti kemas 40 kaki akan menjadi Rp428.250/bok dari sebelumnya Rp 281.300/bok.

Adapun tarif dasar storage dari Rp 27.200/bok/hari untuk peti kemas 20 kaki menjadi Rp 42.500/bok/hari. Sedangkan untuk peti kemas 40 kaki yang sebelumnya Rp 54.400/bok/hari menjadi Rp 85 ribu/bok/hari.

Dengan adanya penyesuaian tarif Lo-Lo dan Storage peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok itu, IPC akan menghilangkan biaya cost recovery Rp 75 ribu per box yang selama ini dibebankan kepada pemilik barang.

Dini menyebut, IPC II juga memangkas tarif progresif. Bila sebelumnya peti kemas dengan penumpukan tiga hari dan seterusnya dikenakan tarif maksimal 900 persen, mulai hari ini tarifnya hanya dikenakan maksimal 60 persen.

Jadi sebelum penyesuaian tarif per 15 April ini, setiap pemilik petikemas Lo-Lo untuk petikemas ukuran 20 kaki sudah membayar Rp 262.500 per box.

Biaya itu terdiri dari Rp 187.500 ditambah cost recovery Rp 75 ribu per box. Sehingga dengan tarif baru, hanya terdapat selisih Rp 23 ribu per box (8,7 persen).

"Penyesuaian tarif di Priok ini didasari karena sejak tahun 2008 belum pernah ada perubahan tarif, dan sesungguhnya kenaikan ini tidak signifikan seperti yang kami sampaikan ke media," kata Dini dalam keterangan pers, Rabu (14/4/2021).

Dini mengungkapkan, penyesuaian tarif di pelabuhan Tanjung Priok ini telah melalui tahapan regulasi yang ada. Yaitu melalui kesepakatan asosiasi penyedia dan pengguna jasa di pelabuhan Tanjung Priok antara lain GINSI, GPEI dan ALFI DKI Jakarta.

"Pada 23 Februari 2021 Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi telah mengeluarkan rekomendasi mengenai penyesuaian tarif peti kemas internasional di pelabuhan Priok itu kepada Kementerian Perhubungan. Kemudian pada 8 Maret 2021 telah terbit persetujuan Menteri Perhubungan untuk penaikan tarif tersebut," ungkapnya.

Saat ini, di pelabuhan Tanjung Priok terdapat lima pengelola terminal peti kemas internasional (ekspor-impor) yakni; Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok.

Sebelumnya, Ketua Umum BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), Subandi mengatakan, pihaknya menyetujui penyesuaian tarif seiring dengan dihapuskannya biaya cost recovery dan tarif progresif penumpukan (storage) peti kemas.

"GINSI menyetujui penyesuaian tarif itu karena usulan kami terkait penghapusan biaya cost recovery dan tarif progresif juga dipenuhi oleh Pelindo II. GINSI berharap penyesuaian tarif ini meningkatkan investasi dan kualitas layanan kepada pelanggan di Tanjung Priok," kata Subandi, Rabu (14/4).

Sementara itu, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Adil Karim mengungkapkan, bahwa ALFI turut menandatangani persetujuan penyesuaian tarif Lo-Lo dan storage peti kemas pada 2019.

Kesepakatan itu diteken oleh kepengurusan ALFI lama yang saat itu diketuai oleh Widijanto.

"ALFI DKI Jakarta sudah menyetujui dan ikut menandatangani kesepakatan perubahan tarif Lo-Lo dan Storage Peti Kemas di Tanjung Priok," pukasnya.