Luncurkan Batam Ekosistem Logistik, Luhut : Yang Halangi, Kami Buldoser
Pasardana.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan pada 2021 merampungkan pengembangan National Logistic Ecosystem (NSL) di delapan pelabuhan Tanah Air.
Dia mengatakan, akan menindak tegas pihak-pihak yang menghalangi pembangunan ekosistem logistik di Indonesia.
Delapan pelabuhan tersebut meliputi Pelabuhan Batam, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Pelabuhan Patimban, Subang dan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Selanjutnya, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Pelabuhan di Medan, dan Pelabuhan di Makassar.
"Kami sudah rapat kemarin, pokoknya ini bisa. Siapa yang halangi, kami buldoser itu," ujarnya dalam konferensi pers peluncuran Batam Logistic Ecosystem (BLE), Kamis (18/3/2021).
Luhut menerangkan, platform NLE akan terintegrasi ke dalam satu sistem.
"Masalah kita di republik ini kita tak pernah kerja holistik. Bandar udara sama. Supaya tertib. Kan terlalu banyak ketemu sama ini. Tadi kita buat efisiensi tapi efektif," tutur dia.
Lebih lanjut Luhut juga menyoroti, jika negara lain bisa melakukan efisiensi pembiayaan dengan ekosistem logistiknya, kenapa Indonesia tidak. Karena itu, pemerintah akan menerapkan kebijakan anti dumping untuk menghadapi praktik dumping yang dilakukan oleh negara eksportir.
"Jadi kita punya barang kita dikenakan anti dumping. Menteri Perdagangan teriak-teriak. Kita bisa efisien. Kita kenakan anti dumping. Kita betul kompetitif," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, tingginya biaya logistik di Indonesia menyebabkan Indonesia kalah saing dengan negara lain dalam mendatangkan investasi.
Pasalnya, setiap investor tentunya lebih melirik negara yang memberikan mereka marjin keuntungan investasi lebih besar.
"Kalau Indonesia keluarkan 23,5 persen dari kue ekonomi nasional sebagai biaya logistik, sementara tetangga kita Malaysia hanya 13 persen, maka kita langsung tahu perusahaan yang operasi di sini 10 persen kalah kompetisi hanya dari biaya logistik," jelasnya.
Selain meningkatkan daya saing, pembentukan ekosistem logistik ini merupakan upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi akibat covid-19.
Alasannya, ihwal logistik sangat berkaitan dengan ekspor dan impor yang merupakan komponen penyusun pertumbuhan ekonomi.

