Erick Thohir Ingin Proyek Pembangunan Nasional Tidak Mengandalkan Utang

Pasardana.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, bahwa pemerintah akan terus berupaya melakukan pembangunan infrastruktur di Tanah Air, tapi dengan tidak mengandalkan utang.
Erick yang juga didaulat menjabat sebagai Dewan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) ini mengungkapkan bahwa Indonesia masih membutuhkan pembangunan infrastruktur yang masif untuk mengejar ketertinggalan serta mendorong pemerataan ekonomi diberbagai wilayah.
"Kita ingin menyinambungkan proyek-proyek nasional terus dibangun, tapi tidak dengan utang. Namun dengan support melalui modal," kata Erick dalam acara economic outlook, Kamis (25/2/2021).
Atas alasan tersebut, pemerintah membentuk LPI untuk menampung modal-modal baik dari dalam maupun luar negeri. Investasi tersebut akan digunakan untuk mendukung pembangunan proyek-proyek strategis nasional.
Mantan Bos Inter Milan itu pun meyakini, LPI bakal bermitra dengan banyak negara lantaran Indonesia khususnya untuk infrastruktur utama seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan.
Apalagi Indonesia memiliki rekam jejak pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibanding negara lain.
"Kita berharap pengembangan infrastruktur di Indonesia tetap berjalan dengan bantuan modal," jelas dia.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis total utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) per Desember 2020 yakni sebesar Rp 6.074,56 triliun.
Dengan demikian, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 38,68 persen. Utang tersebut berasal dari utang domestik ditambah utang luar negeri.
Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan, Indonesia mempunyai kemampuan dalam membayar utang karena rasio pendapatan pajak terhadap utang lebih baik dibandingkan negara lain.
“Kita relatif lebih baik dan rasio penerimaan negara atau penerimaan pajak terhadap utang kita cukup bagus dibandingkan banyak negara,” kata Yustinus dalam webinar Kantor Staf Presiden, Rabu (24/2) lalu.