Tarif Sewa Berpotensi Naik Lagi, Cermati Emiten Pelayaran

foto : ilustrasi (ist)
foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Tarif sewa tanker minyak dan gas (Migas) berpotensi kembali melonjak, setelah adanya penumpukan armada tanker di pelabuhan-pelabuhan China.

Sehingga menjadi potensi bagi emiten-emiten dengan armada VLCC menangkap peluang tersebut. 

Melansir data Bloomberg,  bahwa pada hari Jumat 6 Februari terdapat 127 VLCC (Very Larger Crude Carrier) kapal tanker Migas tengah berlayar menuju pelabuhan di China.

Tumpukan armada itu merupakan tertinggi sepanjang 4 tahun belakangan dan 50 persen lebih tinggi dari kondisi normal.

Data tersebut diperkuat pernyataan CEO Royal Dutch Shell Plc, Ben Van Beurden bahwa permintaan bahan bakar minyak (BBM) pasar di China kembali meningkat secara dratis.

Jelasnya, kuota impor minyak mentah China tahun 2021, tercatat sebanyak 18 persen lebih tinggi daripada kuota impor tahun 2020.

Sejauh ini, menurut data Kpler, penyedia data kapal tanker dunia pada bulan Februari 2021, China telah mengimpor 333 juta barel minyak atau meningkat 38 persen dibandingkan bulan Desember 2020.

“Penjualan bahan bakar minyak di China kembali mengalami pertumbuhan siginifikan,” tulis Ben baru baru ini.

Data-data tersebut akan menuju kepada peningkatan kapal tanker sebagai penyimpanan terapung tercermin dari peningkatan penggunaan kapal tanker yang terbatas jumlahnya.

Katalis tersebut menjadi pendorong peningkatan tarif sewa tanker.

Hal itu mengacu pada semester I-2020, saat tarif sewa tanker LR2 mencapai puncaknya dikisaran USD145 ribu per hari.

Saat itu, semua kapal tanker global jenis Handy Size dan diatasnya, dikerahkan untuk penyimpanan terapung.