Sektor Properti Melaju 15 Persen, BBTN Taksir Kredit Tumbuh Belasan Persen Tahun Depan
Pasardana.id - PT Bank Tabungan Negara Tbk (IDX: BBTN) optimis pertumbuhan kredit pada tahun 2022 bisa mencapai double digit atau hingga belasan persen, ditopang membaiknya pasar properti dan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditaksir mencapai 5,2 persen, yang akan menopang pertumbuhan sektor properti sebesar 15 persen.
Direktur Utama BBTN, Haru Koesmahargyo menjelaskan, optimis tersebut dengan dukungan pemerintah untuk rumah subsidi dengan skema FLPP yang terus meningkat dan pasar properti tanpa subsidi juga membaik.
“Pertumbuhan kredit kami tahun depan bisa double digit antara 10 persen,” kata Heru dalam diskusi secara daring bertajuk ‘Prospek Pembiayaan Perumahan 2022’, Kamis (09/12/2021)
Menurut Haru, hingga semester I-2021, pertumbuhan kredit mencapai 6 persen dan sampai kuartal III ada peningkatan sebesar 2 persen dan sampai akhir tahun pertumbuhannya sudah di atas rata-rata perbankan.
Peningkatan tersebut didukung oleh pembiayaan rumah subsidi yang juga menjadi fokus BTN.
“Dari pertumbuhan 6 persen tersebut, tentu sektor MBR ini pertumbuhannya cukup tinggi sebesar 10-11 persen,” terangnya.
Lebih lanjut, BBTN juga akan menyasar kelas menengah yang memiliki penghasilan di atas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga rumah diatas Rp200 juta sampai Rp500 jutaan dengan potensi pembiayaan KPR cukup besar dan tahun 2022.
“BTN juga akan memfokuskan kepada kelas menengah atas MBR dengan harga rumah diatas Rp200 juta dan dibawah Rp500 juta,” ungkapnya.
Haru menjelaskan, adanya kebijakan pemerintah mengenai insentif pajak (PPN) rumah di bawah Rp2 miliar, kebijakan Loan to Value (LTV) dan program lainnya, berdampak positif untuk sektor perumahan, terutama juga kelas menengah atas yang mulai meningkat.
Selain itu, BBTN juga bekerjasama dengan lembaga-lembaga dan perusahaan yang menyediakan pendanaan murah dan jangka panjang.
Salah satunya dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), kemudian dengan BP Jamsostek Ketenagakerjaan yang menyediakan pendanaan bagi perumahan.
Adapun tantangan terbesar perbankan dalam pembiayaan perumahan ini adalah masih sedikitnya lembaga keuangan yang menyediakan dana murah dan jangka panjang.
Karena itu, kehadiran BP Tapera ini sangat membantu dalam pembiayaan perumahan untuk jangka panjang dan stabil.
“Hadirnya BP Tapera menjawab kebutuhan pendanaan jangka panjang dan tentu stabil dan kami juga bermitra dengan pengembang,” ujarnya.
Sementara itu, Komisioner BP Tapera, Adi Setianto menjelaskan, saat ini, BP Tapera pada tahun 2022 nanti ditugaskan pemerintah mengelola dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan juga mengelola dana Tapera.
Dana Tapera saat ini sudah mencapai Rp9,4 triliun, dimana Rp2,7 triliun sudah siap untuk disalurkan kepada para ASN yang ingin memiliki rumah pertama, ataupun juga mau merenovasi rumah.
Sedangkan dana FLPP yang akan di kelola BP Tapera diperkirakan mencapai Rp22,5 triliun dan dipergunakan untuk 200 ribu unit rumah MBR.
“Proyek pertama kami menggandeng BTN sebagai partner,” tutur Adi.
Lebih lanjut Adi mengakui, kondisi backlog perumahan di Indonesia masih tinggi yang mencapai 12,7 juta dan tentunya membutuhkan dana yang cukup besar.
Karena itu, BP Tapera juga akan bekerjasama dengan pemerintah daerah (Pemda) dalam penyediaan rumah MBR ini.
Pada saat yang sama, Founder Of Panangian School Propertiy, Panangian Simanungkalit menerangkan, semua pihakn mengetahui bahwa Bank BTN sejak dulu memang terdepan untuk sektor perumahan terutama untuk rumah MBR.
"Kalau bicara perumahan pasti BTN leading, karena sejak berdiri memang fokus sektor perumahan," ujarnya.
Panangian menaksir, prospek bisnis properti pada tahun 2022 kembali bangkit seiring pemerintah bisa dan mampu mengendalikan COVID-19 di tahun ini.
"Jadi bisnis properti tahun 2022 itu pasti lebih bagus dari tahun 2021, properti itu ibarat seperti lokomotif dengan gerbong. Bila Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan 5,2 persen dan sektor properti terutama perumahan, bisa tumbuh sampai 15 persen,” tegasnya.

