Topang Pertumbuhan Ekonomi, BBTN Siapkan Ekosistem Perumahan Digital
Pasardana.id - PT Bank Tabungan Negara Tbk (IDX: BBTN) siap menerapkan digitalisasi ekosistem pembiayaan perumahan untuk terus berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan kebutuhan dan kebiasaan masyarakat di era digitalisasi serta trend di sektor properti.
Direktur Utama BBTN, Haru Koesmahargyo menjelaskan, dengan ekosistem perumahan nasional tersebut, dapat menciptakan layanan paripurna perumahan di era digital.
Layanan yang dimaksud, adalah; BBTN menyediakan layanan digital dari mulai pencarian rumah, pembelian rumah, pembiayaan perumahan, pembangunan atau perbaikan rumah, penyewaan, penjualan dan dukungan pembayaran di perumahan.
“Ekosistem perumahan ini akan dapat membantu laju pertumbuhan ekonomi dan membangkitkan seluruh sektor pendukung properti, oleh karena itu, Bank BTN berharap, ada sinergi dan kolaborasi yang produktif dari seluruh stakeholder,” kata Haru kepada media, Minggu (12/12/2021).
Ia melanjutkan, kesiapan BTN dalam digital mortgage ecosystem sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2015, dimana Bank BTN merilis portal www.btnproperti.co.id, yang disusul peluncuran website dan aplikasi www.rumahmurahbtn.co.id untuk penjualan rumah lelang.
“Keduanya terus kami tingkatkan fiturnya. Khusus BTN Properti, kami telah ubah tampilannya sehingga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi masyarakat untuk membeli dan mengajukan KPR/KPA,” kata Haru.
Untuk melengkapi digitalisasi dalam ekosistem perumahan, pada HUT KPR ke 45, Bank BTN meluncurkan aplikasi baru, yaitu Smart Residence, yaitu; aplikasi yang mempermudah hubungan antara penghuni dan pengelola dalam proses pembayaran tagihan, iuran, pertukaran informasi sampai dengan keluhan atau pengaduan.
Aplikasi Smart Residence, menurut Haru, dapat mempermudah penghuni mengakses pengelola properti dan mempermudah pembayaran tagihan.
Untuk diketahui, BBTN telah menyalurkan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) senilai Rp352 triliun dan mewujudkan rumah impian ke lebih dari 5 juta keluarga di Indonesia, terhitung sejak diluncurkan pertama kalinya di Indonesia pada tanggal 10 Desember 1976.
Dari keseluruhan pembiayaan KPR senilai Rp 352 triliun tersebut, sebanyak lebih 76 persen mengalir ke segmen KPR Subsidi, sementara sisanya, mengalir ke segmen KPR non subsidi.
Dengan pencapaian tersebut, tak heran, Bank yang dulunya bernama Postpaarbank ini, telah menjadi kontributor utama pada Program Sejuta Rumah Pemerintah dengan kontribusi rata-rata 60 persen per tahunnya, baik untuk pembiayaan kepemilikan maupun kredit konstruksi bagi pengembang.