ANALIS MARKET (28/12/2021) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Senin, 27/12/2021 kemarin, IHSG bergerak menguat 12 poin atau 0,19% menjadi 6.575. Sektor basic material, infrastructures, energy, consumer non cylicals, properties & real estate bergerak positif dan mendominasi kenaikan IHSG kali ini. Investor asing di seluruh pasar membukukan pembelian bersih Rp364 miliar.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada 6.526 – 6.592. Menjelang akhir pekan, volatilitas akan mereda, namun ketidakpastian akan bertambah seiring dengan meningkatnya Omicron. Cermati dan amati setiap sentiment yang terjadi,” beber analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (28/12/2021).
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;
1.AUSTRALIA, TABAH YA!
Omicron semakin menunjukkan eksistensi dirinya pemirsa. Bagaimana tidak? 2 negara bagian terpadat di Australia mulai merasakan kedashayatan penularan Omicron. Australia melaporkan kasus baru lebih dari 10.000 setiap harinya. New South Wales mencatat penambahan kasus baru pada malam Natal sebanyak 6.324 baru, dan Victoria menunjukkan penambahan sebesar 2.208 kasus baru. Queensland memiliki 784 kasus baru, dan Australia Selatan sebanyak 842 kasus baru. Dari semua itu, 91% yang terjangkit adalah mereka yang berusia 16 tahun ke atas yang sudah di vaksinasi lengkap sebanyak 2x. Perdana Menteri Scoot Morrison mengatakan bahwa pemerintah tidak akan melakukan lockdown, karena lockdown sudah tidak lagi diperlukan. Pemerintah akan mendorong untuk terus melangkah maju sembari mengatasi persoalan ini. Pandemi ini terus menerpa Australia imbuh Morrison, namun Omicron hanyalah tantangan baru yang harus kita hadapi. Penambahan kasus baru ini dimulai ketika Australia membuka perjalanan antara negara bagian untuk liburan pada musim panas. New South Wales dan Victoria kembali memberikan perintah untuk menggunakan masker pada ruang public dan ruangan. Yang menarik adalah, pada tanggal 4 January, masyarakat di Australia sudah bisa untuk mendapatkan suntikan booster dengan jeda 4 bulan setelah dosis kedua, dan mulai 31 January akan di potong jeda tersebut menjadi 3 bulan. Apa yang dialami Australia, tidak akan menutup kemungkinan negara negara lain akan merasakan imbas yang sama, permasalahan yang sama. Sehingga oleh sebab itu, kami berharap, bahwa Australia bisa menjadi sebuah wawasan baru bahwa Omicron tidak bisa dipandang sebelah mata. Oleh sebab itu dunia harus mampu menanggulangi masalah ini agar tidak terulang lagi kisah yang sama, seperti 2020 silam. Pengendalian adalah kunci untuk prospek pemulihan agar tetap berkelanjutan di tahun mendatang. Saat ini masyarakat di Amerika juga tengah merasakan hal yang sama terkait dengan dampak dari Omicron. Apalagi data awal dari Skotlandia mengatakan abhwa Omicron menunjukkan potensi 10x lebih cepat dan mungkin untuk menginfeksi orang yang sebelumnya pernah memiliki Riwayat penyakit Covid dan 70x lebih cepat terhadap penularan. Maskapai penerbangan di Amerika sudah membatalkan hampir 1.900 penerbangan pada akhir pekan karena kekurangan tenaga kerja akibat kenaikan kasus Covid 19. Pemerintahan Biden sendiri terfokus kepada menjaga rumah sakit untuk tetap dapat menampung apabila ada peningkatan kasus diluar kendali. Sejauh ini kami semakin menyakini bahwa Omicron berpotensi untuk memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Q4 mendatang. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi global negara berkembang hanya tumbuh 0.7% pada Q4 tahun ini, itupun nilainya lebih rendah sekitar 1% dari sebelum krisis Omicron terjadi. Untuk Kawasan Eropa sendiri, tingkat kecepatan pemulihan ekonomi mengalami penurunan dari sebelumnya 0.8% pada Q4 menjadi 0.3%. Dari Negara Berkembang, China telah mengalami pelemahan hingga 4.5% pada Q4, sementara Brazil turun ke 0.2%. Rusia, India, dan Afrika Selatan juga mengalami pelemahan. Namun demikian inflasi masih mengalami kenaikkan, inflasi di Amerika naik hingga 5% pada kuartal ini dari sebelumnya 4.3%. Untuk inflasi di Eropa dan Inggris sama-sama mengalami kenaikkan hingga 4.4%, dan di China naik 2.1%. Ada sebab tentu ada akibat, oleh sebab itu harapannya adalah menjaga ruang untuk tetap tumbuh, meskipun tekanan dari Omicron tetap terasa yang dapat mendorong pelemahan dan mengganggu prospek pemulihan ekonomi pada tahun depan mendatang. Singapore pun juga tengah melakukan hal yang sama saat ini dimana, Singapore mengharuskan orang asing yang bekerja di Singapore atau tinggal harus di vaksinasi. Karena pusat bisnis di kota Singapore telah memberikan batasan yang ketat dan jelas. Kementrian sendiri mengatakan bahwa secara proporsional, Omicron memiliki tingkat kasus yang sedikit lebih parah daripada delta. Sementara itu pejabat kesehatan di Amerika pada hari Senin mengatakan bahwa mereka telah memotong pembatasan isolasi untuk masyarakat Amerika yang tertular virus Corona dari 10 hari menjadi 5 hari, serta mempersingkat waktu yang diperlukan setelah kontak langsung dengan yang terinfeksi. CDC mengatakan bahwa gejala Omicron memang lebih ringan, namun karena banyaknya yang terinfeksi, maka tindakan selanjutnya harusnya isolasi atau di karantina. Tekanan ketidakpastian akan terus datang, sejauh mana harapan itu bertahan, sejauh itu pula kami percaya prospek perekonomian masih memberikan peluang di masa yang akan datang.
2.REALISASI INVESTASI
Kementerian ESDM mencatatkan realisasi investasi subsektor mineral dan batu bara sebesar US$3,5 miliar hingga 10 Desember 2021. Jumlah itu 81,3% dari target yang dipatok sebesar S$US$4,3 miliar, dan berpotensi menjadi capaian terendah dalam 5 tahun terakhir. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM telah mencatat realisasi investasi minerba menyentuh US$3,9 miliar hingga 17 Desember 2021. Kementerian ESDM masih memiliki waktu beberapa hari lagi sebelum pergantian tahun untuk menghimpun investasi hingga mencapai target yang direncanakan. Adapun, realisasi capaian investasi sektor minerba berpotensi menjadi terendah dalam 5 tahun terakhir. Kementerian ESDM membukukan realisasi investasi mencapai US$6,1 miliar dari target US$6,9 miliar pada 2017. Kemudian realisasi investasi minerba mencapai U$7,48 miliar dari target US$7,41 miliar pada 2018. Selanjutnya realisasi US$6,5 miliar dari target US$6,1 miliar di 2019. Rencana penjaringan investasi sektor tersebut diturunkan pemerintah pada 2020 seiring dengan pandemi Covid-19 sebesar US$4,7 miliar. Hingga akhir 2020, realisasi investasi dicatat Kementerian ESDM sebesar US$4,2 miliar. Berdasarkan data, penurunan dari capaian tersebut seiring dengan penyebaran virus corona yang saat ini belum juga usai dan dinilai ikut memberikan dampak pada antisipasi investasi di sector minerba. Di sisi lain, Kementerian ESDM mencatat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) minerba telah mencapai Rp70,05 triliun hingga 10 Desember 2021. Angka itu telah mencapai 179,14% dari target sebelumnya, yakni Rp39,1 triliun. Kenaikan dari harga acuan batu bara menjadi kontributor terbesar dalam menaikkan kontribusi PNBP pada tahun ini. Salah satu kontributor terbesar penerimaan negara subsektor minerba adalah batu bara. Dari laporan pemerintah, produksi batu bara dalam negeri telah mencapai 560 juta ton atau 89,6% dari target 625 juta ton. Di satu sisi realisasi kebutuhan batu bara dalam negeri telah mencapai 121,3 juta ton atau 88,2% dari target 137,5 juta ton.

