ANALIS MARKET (16/12/2021) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat Terbatas dengan Potensi Koreksi
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Rabu, 15/12/2021 kemarin, IHSG ditutup menguat 10 poin atau 0,16% menjadi 6.626. Sektor financials, industrials, consumer cylicals, enery, transportation & logistic, basic materials, dan consumer non cyclicals bergerak positif, dan mendominasi kenaikan IHSG kali ini. Adapun investor asing di seluruh pasar membukukan penjualan bersih Rp 595 miliar.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dengan potensi koreksi dan ditradingkan pada 6.580 – 6.670,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (16/12/2021).
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;
1.THE FED BERAKSI, BANK INDONESIA BERLARI
Pada akhirnya, pertemuan The Fed semalam telah menjadi saksi, bagaimana The Fed akan beraksi pada tahun depan. Melawan inflasi yang sedang dalam keadaan “hot” tentu saja mendorong The Fed untuk mempercepat Taper Tantrum yang dimana menambah porsi pengurangan pembelian obligasi dan mendorong kenaikkan tingkat suku bunga lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya pada tahun 2022 mendatang untuk dapat memenangkan pertempuran melawan inflasi. The Fed akhirnya setuju untuk meningkatkan pengurangan pembelian obligasinya sebesar $30 miliar per bulan yang diharapkan akan selesai pada awal tahun 2022 mendatang, maju beberapa bulan dari yang direncanakan sebelumnya pada pertengahan bulan. Powell mengatakan bahwa perkembangan perekonomian dan perubahan pandangan memberikan pembenaran terhadap kebijakan moneter saat ini. Perekonomian tengah berkembang pesat dan menuju lapangan kerja maksimum. Powell menambahkan pemirsa, Bahkan, jika pandemi menimbulkan tantangan yang berkelanjutan, maka The Fed akan melakukan peningkatan pengurangan pembelian obligasi lebih cepat dan akan melawan situasi dan kondisi sesuai yang dibutuhkan. Risiko terkait dengan prospek pemulihan ekonomi masih termasuk dengan variable Omicron di dalamnya, imbuh Powell. Berdasarkan proyeksi yang di rilis oleh The Fed, terlihat bahwa tingkat suku bunga berpotensi naik sebanyak 3x pada tahun 2022 mendatang. Kemarin kami melihat bahwa kenaikkan tingkat suku bunga The Fed sebanyak 2x saja, sudah mampu mendorong Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 2x atau 1:1. Bagaimana ceritanya saat ini apabila ternyata The Fed, kembali menaikkan tingkat suku bunga hingga 3x, berarti ada kemungkinan Bank Indonesia juga akan ikut menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 3x atau bahkan lebih apabila kenaikkan 1:1 tidak mampu untuk menanggulangi capital outflow yang keluar. Memang benar, dampak Taper Tantrum dan kenaikkan tingkat suku bunga akan terbatas. Namun volatilitas di pasar obligasi mungkin akan mengalami kenaikkan mengikuti kenaikkan tingkat suku bunga, dan yang terpenting adalah bagaimana proses pemulihan ekonomi Indonesia yang masih bergantung dengan; 1. Restrukturisasi kredit, 2. Pemberian kredit, tiba-tiba harus mengalami kenaikkan tingkat suku bunga? Namun tentu pemirsa, prosesnya tidak akan secepat kilat bagi The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunganya. Powell mengatakan bahwa kenaikkan tersebut akan dilakukan secara bertahap. The Fed juga tidak mengharapkan akan langsung menaikkan tingkat suku bunga setelah Taper Tantrum usai, namun Powell mengatakan bahwa mereka berpotensi untuk menaikkan tingkat suku bunga meskipun ketenagakerjaan belum mencapai level maksimum. Dan yang lebih membuat situasi dan kondisi kian gloomy adalah, sekalipun tingkat suku bunga The Fed naik pada tahun 2022 mendatang mungkin naik 3x, namun kenaikkan tidak akan berhenti sampai disitu. The Fed masih melihat peluang kesempatan bagi tingkat suku bunga The Fed untuk naik 3x lagi pada tahun 2023, dan 2x lagi pada tahun 2024 sebelum pada akhirnya tingkat suku bunga The Fed akan berhenti hingga di angka 2.1%. Perubahan yang begitu drastis dalam kenaikkan tingkat suku bunga, mencerminkan perlawan yang intensif terhadap inflasi yang mengalami kenaikkan dan perbaikan yang berkelanjutan dalam pasar tenaga kerja. The Fed menegaskan bahwa The Fed siap untuk melakukan penyesuaian laju pembelian jika memang itu diharuskan terjadi akibat perubahan dalam prospek perekonomian. Powell mengatakan bahwa aktivitas perekonomian membuat fase ekspansi bertambah kuat pada tahun ini. Hal ini yang membuat perekonomian membuat kemajuan pesat menuju lapangan kerja maksimum. Efek dari proyeksi kenaikkan tingkat suku bunga yang disampaikan oleh The Fed adalah imbal hasil US Treasury 10y langsung mengalami kenaikkan, namun secara yield curve terlihat mendatar. Hal ini membuat pelaku pasar dan investor tampaknya berfikir ulang terhadap prospek perekonomian secara jangka panjang. Mengapa demikian? Karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, The Fed terlihat mengejar inflasi. The Fed mengatakan bahwa ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan yang terkait dengan pandemic serta meningkatnya mobilitas masyarakat yang mendorong meningkatnya aktivitas ekonomi telah memberikan kontribusi yang besar terhadap kenaikkan inflasi. Yang kami khawatirkan adalah bahwa prospek pemulihan ekonomi tersebut mendorong kenaikkan tingkat suku bunga lebih dari yang kami harapkan. Inflasi setinggi 6.8% berdasarkan data ekonomi yang keluar kemarin merupakan implikasi kenaikkan harga makanan dan energi yang memberikan kontribusi besar terhadap inflasi. Sementara tingkat pengangguran pun mengalami penurunan dari sebelumnya 4.6% pada bulan October menjadi 4.2% untuk tahun ini. Dan akan mengalami penurunan kembali pada tahun 2022 mendatang menjadi 3.5%. Proyeksi untuk inflasi pada tahun 2022 mendatang telah direvisi dari 2.2% menjadi 2.6%. Kalau sudah begini, tentu saja hal yang menarik adalah menantikan pertemuan bank Indonesia pada hari ini. Sejauh mana sikap dan pandangan Bank Indonesia terhadap masalah ini, sejauh ini pula pasar akan mencerna untuk menerima atau tidak sikap dari Bank Indonesia.
2.SEKTOR RIIL, APA KABAR?
Pemulihan sector riil menjadi harapan bagi pelaku industry untuk kembali menaikkan utilisasi pabrik dan juga ekspansi. Berbagai insentif dari pemerintah diharapkan dapat menopang akselerasi pertumbuhan sektor riil. Kami melihat pemulihan ekonomi pasca pandemic di wilayah Asia Pasifik masih akan terus berlanjut walaupun saat ini masih berada di tengah ketidakpastian dimana munculnya varian baru virus corona yaitu Omicron turut menyelimuti progress pemulihan. Arus modal antar negara yang diproyeksikan kembali setelah dimulainya perjalanan dan aktivitas bisnis secara progresif dinilai menjadi penantian dari investor guna merealisasikan strategi investasi yang tertunda dalam 2 tahun terakhir. Kami melihat kepercayaan diri pelaku bisnis telah kembali perlahan dan investor mulai memperluas portfolio mereka dimana volume transaksi telah pulih ke level tertinggi sebelum pandemi. Realisasi investasi sepanjang kuartal III-2021 sebesar Rp 216,7 triliun, tumbuh 3,7% YoY. Berdasarkan sector usahanya, aliran invetasi didominasi oleh oleh perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar RP 28,1 triliun. Lalu, transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp 26,6 triliun. Kemudian, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 25,1 triliun. Selanjutnya, pertambangan sebesar Rp 21 triliun. Terakhir jasa lainnya Rp 19,4 triliun. Di sisi lain, dari total realisasi investasi kuartal III-2021 yang tercatat oleh Kementerian Investasi, telah menyerap 288.687 orang, lebih rendah daripada periode sama tahun lalu sebanyak 295.387. Mengacu pada research dari Knight Frank, sektor komersial di kawasan Asia Pasifik diprediksi akan mengalami kenaikan transaksi sebesar 20% pada 2022. Managing Director Knight Frank Kevin Coppel mengatakan salah satu dikotomi terbesar yang muncul selama setahun terakhir ialah perbedaan yang semakin besar antara harga properti komersial dan sewa. Di satu sisi, harga properti komersial telah menguat, bahkan di atas level sebelum pandemi. Namun tingkat kekosongan sekarang lebih tinggi daripada selama Global Krisis keuangan. Knight Frank juga memprediksi untuk sektor perkantoran akan terjadi pertumbuhan angka pekerjaan di sector teknologi tetap menjadi kunci utama pendorong semakin tingginya permintaan sewa kantor. Permintaan untuk co-working akan memiliki momentum tersendiri seiring dengan lebih panjangnya masa pemberlakuan pola kerja hybrid yang diadopsi oleh banyak perusahaan. Mereka juga telah melihat peningkatan komitmen terhadap ruang kerja fleksibel hybrid. Sebagai bagian dari strategi penghuni saat kondisi telah bertransisi menuju Asia-Pasifik yang menjadi endemik Covid-19. Untuk sektor logistik, tingginya biaya transportasi dan semakin dibutuhkannya stabilisasi rantai pasokan mendorong perusahaan untuk menambah jumlah fasilitas logistik guna menampung inventaris yang lebih besar. Angka sewa diperkirakan akan tumbuh rata-rata 2% hingga 3% sehubungan dengan masih sedikitnya pasokan ruang logistik dibandingkan dengan semakin tingginya permintaan Saat ini ada 13 dari 16 area di kawasan Asia Pasifik diprediksiakan mengalami kenaikan angka sewa, dengan Auckland sebagai kota dengan kenaikan angka sewa tertinggi. Upaya untuk mengembangkan rantai pasokan yang lebih tangguh di era normal baru akan meningkatkan permintaan fasilitas logistik modern di Asia Pasifik ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini akan menambah dimensi baru pada rangkaian kondisi permintaan yang sudah kuat yang didorong oleh e-commerce dan selanjutnya akan mengintensifkan tekanan pada opsi yang tersedia.

