BEI Incar Pendapatan Rp1,55 Triliun Tahun Depan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penyelenggara perdagangan efek, memasang target pendapatan usaha sebesar Rp1,55 triliun, atau naik 11,4 persen dibanding target 2021. Sedangkan laba bersih sebesar Rp389, 56 miliar.

Menurut Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, pendapatan itu lebih di topang target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp13,5 triliun.

“Peningkatan target rata rata transaksi harian telah mempertimbangkan dan masukan dari pelaku pasar,” kata dia dalam paparan media secara daring, Rabu (27/10/2021).

Ia menambahkan, target tersebut juga sejalan dengan arah pengembangan pada tahun 2022 serta asumsi perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia dan jumlah hari Bursa sebanyak 250 hari.

“Seperti tahun-tahun lalu, peningkatan target rata rata transaksi harian juga akan dilakukan secara bertahap. Tahun lalu mulai dari Rp9 triliun,” kata dia.

Selain itu, pendapatan usaha BEI juga datang dari Pencatatan Efek Baru di tahun 2022  yakni sebanyak 68 Efek yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya, meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), serta Efek Beragun Aset (EBA).

“Sebagai upaya untuk mencapai target Pencatatan Efek Baru tersebut, maka akan dilakukan berbagai rangkaian kegiatan kepada Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat, meliputi peningkatan kapasitas infrastruktur di area Pencatatan Perusahaan,” jelas dia.

Pada kesempatan itu, Inarno juga mennyampaikan, akan ada penyesuaian metodologi pembobotan indeks di BEI menjadi free float yang dilakukan bertahap hingga Mei 2022.

Ke depannya, di tahun 2022, BEI senantiasa melakukan inovasi dan pengembangan agar dapat terus meraih pencapaian.

"Pada tahun 2022, BEI selaku salah satu regulator Pasar Modal Indonesia akan berfokus kepada tema pengembangan yang telah ditetapkan, yakni “Memperluas produk dan partisipan, serta meningkatkan layanan non-cash equities," jelas dia.

Ia melanjutkan, kegiatan di tahun 2022 akan difokuskan pada perluasan produk dan layanan BEI untuk memenuhi kebutuhan pelaku di sektor jasa keuangan yang meliputi penambahan indeks acuan baru,pengayaan produk data informasi Kebursaan, enhancement pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif, (SPPA) untuk mendukung pengembangan perdagangan Efek Non-Ekuitas, enhancement Taksonomi dan Sistem XBRL, pengembangan produk Derivatif dan Waran Terstruktur, enhancement Sistem e-IPO untuk mendukung proses Penawaran Umum, hingga pengembangan Papan Pemantauan Khusus sebagai bentuk perlindungan investor.