ANALIS MARKET (11/01/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Melanjutkan Pelemahan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi diperdagangan hari ini, Senin (11/01), diproyeksi masih akan terus melanjutkan penurunan yang sebelumnya sudah terjadi akhir pekan kemarin (08/1).

Ditengah situasi dan kondisi yang masih diselimuti dengan ketidakpastian, tentu hal ini masih akan membuat pelaku pasar menimang kembali penguatan pasar obligasi.

Namun demikian, selama imbal hasil obligasi dengan durasi 10y tidak kembali berada di atas 6.2%, maka besar kemungkinan pasar obligasi masih akan melanjutkan penguatannya.

Kesabaran akan menjadi kunci saat ini untuk tetap berharap bahwa pasar obligasi cepat atau lambat akan terus melanjutkan penguatan.

Shock temporary mungkin akan terjadi hari ini terkait dengan adanya PSBB ketat yang masih akan menjadi perhatian pelaku pasar.

Pertanyaannya adalah, apakah PSBB tersebut mampu menahan laju penyebaran wabah virus corona atau tidak?

Apabila PSBB ketat tersebut mampu untuk menahan laju penyebaran wabah virus corona, maka pasar masih akan bereaksi positive.

Sepanjang pelaku pasar dan investor mentoleransi PSBB tersebut, sejauh itu pula pasar saham dan obligasi masih akan terus beraksi positive setidaknya hingga akhir bulan January.

Fokusnya saat ini adalah lelang yang akan diadakan oleh pemerintah esok hari, namun demikian lelang sukuk esok hari akan sebuah tolok ukur bagi pelaku pasar dan investor.

Kami tentu berharap bahwa total penawaran yang masuk esok hari akan berkisar Rp 50 – 75 T. Lebih dari itu akan menjadi sebuah cerita tersendiri bagi pasar obligasi hari Selasa nanti.

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Senin (11/01) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah untuk obligasi berdurasi 5y, 10y, dan 20y. Namun masih menguat untuk obligasi 15y.

“Kami merekomendasikan jual,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (11/01/2021).

Adapun cerita pagi hari ini akan kita awali dari;

1.AMERIKA VS TRUMP

Sejauh ini akibat tweet yang diberikan oleh Trump beberapa waktu lalu yang dimana ternyata berdampak terhadap protes oleh masyarakat Amerika yang dimana justru menimbulkan gelombang kerusuhan, ternyata hal tersebut mendorong Partai Demokrat untuk memberikan dakwa terhadap Presiden Trump jika Trump tidak secepatnya mengundurkan diri dari posisinya. Tentu hal tersebut merupakan sesuatu yang memalukan, karena jabatan sebagai seorang Presiden bagi Trump hanya tinggal beberapa hari lagi. Apabila ternyata Presiden Trump didesak untuk mengundurkan diri atau dimakzulkan, tentu hal ini membuat posisinya menjadi mundur dengan tidak terhormat. Nancy Pelosi terus memberikan tekanan terhadap Presiden Trump dengan dukungan dari berbagai anggotanya. Sebelumnya Nancy Pelosi sudah mengatakan pada hari Jumat kemarin bahwa Demokrat akan mempertahankan opsinya, untuk mendorong Trump turun dari jabatannya dengan menggunakan Amendment ke 25 atau yang biasa kita sering sebut dengan pemakzulan. Nancy menginstruksikan Komite Peraturan untuk bergerak maju dengan mosi atau resolusi. Nancy mengatakan bahwa dengan rasa hormat yang begitu besar, maka kami masih akan terus menempuh langkah untuk memakzulkannya. Jika Partai Demokrat terus melanjuti langkah tersebut, maka Presiden Trump merupakan Presiden Amerika yang pertama kali yang mendapatkan kesempatan untuk di makzulkan untuk kedua kalinya. Tuduhan terkait dengan pemakzulan kali ini tentu saja di ambil dari perihal “Mendorong Pemberontakan” yang dimana Presiden Trump terlibat di dalamnya telah melakukan kejahatan dan pelanggaran ringan. Presiden Trump juga dengan sengaja menghasut para pendukungnya untuk melakukan kekerasan terhadap Pemerintahan Amerika. Dorongan nafsu Nancy Pelosi untuk mendorong pemakzulan terhadap Trump mendapatkan perhatian dari Joe Biden yang mengatakan bahwa Partai Demokrat tidak boleh membuang waktu dengan menghabiskan waktu untuk pemakzulan untuk Trump. Pelantikan Presiden pada tanggal 20 January akan menjadi salah satu cara terbaik untuk menggulingkan Trump dari jabatannya. Apabila sebelumnya hal tersebut berlangsung ketika 6 bulan yang lalu, tentu kami akan melakukan segala sesuatu untuk menggulingkan Trump dari jabatannya, namun karena tinggal beberapa hari hingga pelantikan, tentu kami akan terfokus untuk mengambil kendali pemerintahan sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Dalam pembicaraan antara Nancy Pelosi, Chuck Schumer dengan Joe Biden melalui sambungan telepon, mereka focus terhadap pembicaraan mengenai transisi namun tidak ada diskusi sedikit pun mengenai apa yang harus dilakukan terhadap Presiden Trump yang telah menodai Pemerintahan sendiri. Dikubu Partai Republik sendiri tampaknya mulai ada perpecahan mengenai bagaimana sikap mereka terhadap Presiden Trump. Apakah mereka menginginkan untuk menggulingkan atau mereka justru menahan Presiden Trump untuk tetap bekerja hingga hari hari terakhirnya. Nancy mengatakan bahwa DPR siap untuk maju dengan Undang Undang yang telah disusun oleh Jamie Raskin dari Maryland untuk membentuk komisi Independent yang permanent agar dapat mempercepat proses pemecatan Presiden Trump berdasarkan Amendment 25 apabila ternyata Trump memang didapati tidak memiliki kemampuan dalam menjalankan pemerintahannya. Nancy juga meminta jaminan kepada pejabat militer paling senior agar Presiden Trump tidak menggunakan kekuatan militer khususnya apabila Presiden Trump menggunakan kekuatan nuklir dalam situasi dan kondisi Presiden Trump berada di bawah tekanan. Nancy tidak sendirian, bersama dengan Schumer mereka berdua telah mendesak Wakil Presiden Mike Pence untuk segera menyingkirkan Trump dari jabatannya. Tidak hanya Mike Pence, tapi Nancy juga telah melakukan permohonan kepada Partai Republik untuk ikut memberikan tekanan agar Presiden Trump dapat mundur dari jabatannya. Seperti yang kita ketahui, Mike Pence tengah memutuskan hubungannya dengan Trump setelah kejadian tersebut. Namun pertanyaannya adalah apakah mungkin hal tersebut terjadi? Tidak ada yang tidak mungkin ditengah situasi dan kondisi saat ini. Justru Senator Republik, Lisa Murkowski di Alaska juga sudah mendesak untuk meminta Presiden Trump agar turun, karena Lisa sendiri juga bingung dengan masa depan Partai Republik apabila ternyata Partai Republik tidak bertindak ditengah situasi dan kondisi saat ini. Lisa mengatakan bahwa dirinya ingin Presiden Trump segera mengundurkan diri! Ternyata kehebohan ini pun sampai kepada telinga Mitch McConnell yang dimana dirinya merupakan pemimpin Mayoritas Senat yang dimana sejauh ini dirinya justru masih belum terlalu berkomentar banyak mengenai Trump terkait dengan kejadian tersebut. Mitch baru mengirimkan memo kepada Senator Partai Republik pada Jumat malam yang dimana justru Mitch memberikan jadwal sidang pemakzulan. Dalam memonya, Mitch mengatakan bahwa Senat sedang dalam posisi reses dan akan membutuhkan persetujuan dari semua senator untuk melakukan persetujuan tindakan untuk menjalankan pemakzulan sebelum tanggal 19 January, sehari sebelum Biden menjadi Presiden. Partai Republik juga meminta, kalau boleh di kabulkan, kepada Nancy Pelosi dan Demokrat untuk tidak melanjutkan proses pemakzulan terhadap Trump. Diantara dukungan para pejabat untuk mendorong pemakzulan, ternyata ada beberapa yang tetap berfikir memiliki kebaikkan untuk menjaga agar jangan sampai Presiden Trump dimakzulkan karena akibatnya tentu akan jauh lebih merusak. Lindsey Graham yang berharap hal tersebut. Tidak hanya Lindsey, namun Kevin McCarthy juga berkeinginan untuk menghubungi Biden untuk menurunkan suhu dan tensi yang dimana saat ini sedang berada dalam situasi panas. Kevin juga mengatakan bahwa pemakzulan hanya akan semakin memecah Amerika. Belum selesai sampai disitu, ada satu lagi warisan dari Trump yang mungkin akan memicu kenaikkan tensi antara Amerika dengan China. Amerika pada akhirnya resmi menghapus beberapa batasan terkait dengan hal interaksi antara diplomat atau pejabat Amerika dengan Taiwan. Tentu saja hal tersebut membuat situasi dan kondisi semakin kompleks, karena sejauh ini kami melihat bahwa hal tersebut akan membuat China semakin tidak menyukai Amerika. Namun apapun yang dilakukan Trump kepada China, tampaknya China tidak akan terlalu peduli. Karena mereka juga mungkin sekarang sedang tertawa dalam hati melihat apa yang akan dilakukan pejabat Amerika terhadap Trump untuk melakukan pemakzulan. Hal tersebut tentu membuat China tidak perlu bersusah payah untuk berusaha melawan apa yang dilakukan oleh Amerika. Daripada menghabiskan tenaga untuk menghabiskan sesuatu yang tidak kunjung usai, China akan lebih memilih untuk menanti masa depan yang baru bersama Joe Biden. Disatu sisi, di pihak Taiwan tentu saja mereka senang karena mereka mendapatkan dukungan yang lebih besar dari Amerika. Joseph Wu, Menteri Luar Negeri Taiwan mengatakan bahwa dirinya mengapresiasi karena telah mencabut beberapa batasan yang tidak diperlukan. Kemitraan antara Taiwan dan Amerika tentu didasarkan kepada persamaan nilai, kepentingan bersama, dan keyakinan yang begitu besar dalam hal kebebasan dan demokrasi. Duta Besar Amerika untuk PBB, Kelly Craft diharapkan dapat mengunjungi Taiwan minggu ini, dan kunjungan tersebut akan menjadi kunjungan pertama sejak Taiwan dikeluarkan dari PBB pada tahun 1971. Kementrian Luar Negeri China tentu akan menyebut kunjungan Kelly sebagai salah satu pelanggaran terhadap China, karena Taiwan merupakan satu kesatuan dengan China sehingga China dapat menuduh Amerika melakukan sabotase terhadap hubungan China dan Amerika. Namun seperti apapun situasi dan kondisi dunia, kami melihat ada potensi pasar akan bersorak sorai ketika tanggal 20 January nanti yang akan mendorong pasar global mengalami kenaikkan tertingginya.