Kemenko Marves Bahas Produktivitas Akuakultur Sebagai Inovasi Teknologi
Pasardana.id - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) pada hari ini, Jumat (11/09) melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Perikanan Budidaya di Bandung, Jawa Barat.
Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Perikanan Budidaya Kemenko Marves, M. Rahmat Mulianda mengungkapkan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Kompetensi SDM dan Inovasi Teknologi Perikanan Budidaya untuk Mendukung Peningkatan Produksi dan Produktivitas Akuakultur.
"Hal ini sejalan dengan rujukan agenda pembangunan nasional (RPJMN 2020-2024) yakni mewujudkan “SDM Berkualitas dan Berdayasaing; dan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan,” kata Rahmat, seperti dilansir dari siaran pers, Jumat (11/09).
Dijelaskan, Akuakultur merupakan bidang yang sangat potensial dikembangkan sebagai sumber pangan dan ekonomi.
Beberapa tantangan yang dihadapi saat ini, diantaranya; pembudidaya mayoritas usaha kecil, dominansi teknologi tradisional, SDM terbatas, komoditas beragam, dan rantai pasok tidak efisien.
Dengan jumlah tenaga kerja pembudidaya sebanyak 1,6 juta RTP dan hampir 100 perguruan tinggi yang memiliki departemen budidaya, lembaga riset perikanan dan UPT, serta pelaku usaha budidaya, diperlukan koordinasi, kolaborasi yang kuat dan integrasi program yang tepat.
“Saya harap dengan adanya pertemuan ini, semua bisa dapat terselesaikan satu-persatu demi mendorong pengembangan budidaya perikanan di Indonesia. Mari kembali pertajam langkah kita,” tambahnya.
Sementara itu, Asdep Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Amalyos menambahkan, dalam peningkatan kompetensi SDM tersebut, kita tidak bisa bekerja sendiri/ masing-masing, melainkan perlu adanya kerja sama/ koordinasi baik antara K/L terkait.
“Kita perlu koordinasi sesuai dengan keinginan Nasional di mana dalam konteks ini masing-masing K/L tidak tersebar/ bekerja sendiri-sendri. Mari coba integrasikan dan koordinir satu sama lain agar informasi lebih akurat,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Amalyos berharap, ada koordinasi yang berjalan baik yakni dari Pemda, pemerintah pusat maupun daerah, pihak Swasta dan pihak terkait lainnya.
Sehingga jika semuanya sudah terkoordinasi, tantangan selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah Informasi sebaran profile SDM dan kompetensi pelaku akuakultur nasional, jumlah pembudidaya, level teknologi, dan komoditas unggulan.
Kemudian identifikasi pelaku supply SDM dan inovasi teknologi; bagaimana linked dengan demand industri akuakultur, bagaimana sinergi antar pelaku untuk upgrading kemampuan SDM dan teknologi budidaya,
Selanjutnya, program apa yang bisa dirancang untuk kolaborasi yang kuat; Pendidikan Entrepreneurship akuakultur untuk regenerasi pelaku dan antisipasi pengembangan digital akuakultur, Roadmap dan milestones peningkatan teknologi akuakultur ke depan, serta Bagaimana Pemda berperan dan berkolaborasi.

