ANALIS MARKET (07/8/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Variatif Cenderung Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis, 06/08/2020, IHSG ditutup menguat 51 poin atau 1% menjadi 5.178. Sektor aneka industri, pertambangan, perdagangan, agrikultur, industri dasar, properti, dan keuangan bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 9 milyar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari:
1.BANK OF ENGLAND
Pada akhirnya Bank Sentral Inggris kembali mempertahankan tingkat suku bunganya ditambah dengan tidak merubah nilai pembelian obligasi yang sudah ada sebelumnya sembari memberikan peringatan bahwa proses pemulihan ekonomi mungkin akan jauh lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Semua anggota Komite Kebijakan Moneter memilih untuk mempertahankan tingkat suku bunga pinjaman utama yang berada di 0.1% yang dimana sebelumnya tingkat suku bunga Bank Sentral telah mengalami penurunan sebanyak 2x sebesar 0.75%. Komite juga sudah memberikan suara bulat untuk tidak memperpanjang program pembelian obligasi, setelah sebelumnya Bank Sentral England juga melakukan tambahan untuk melakukan pembelian sebesar $131.4 miliar pada bulan June lalu yang dimana nilai tersebut membuat total pembelian asset mengalami kenaikkan menjadi £745 miliar. Sejauh ini Bank Sentral mengatakan bahwa mereka memang tidak berharap terlalu banyak terhadap perekonomian Inggris, apalagi setelah mereka juga memproyeksikan GDP Inggris akan kembali normal seperti pada tahun 2019 silam pada semester ke 2 tahun depan. Dalam jangka waktu pendek, para pembuat kebijakan tampaknya lebih optimis terhadap tingkat pertumbuhan GDP yang sebelumnya telah mengalami penurunan sebesar 9.5% pada tahun 2020 ini dengan nilai kontraksi sebesar 14% pada bulan May. Pemulihan ekonomi akan bangkit sebanyak 9% pada tahun 2021 dan akan kembali tumbuh sebesar 3.55% pada tahun 2022. Bank of England mengatakan bahwa pemulihan ekonomi Inggris akan sangat bergantung terhadap evolusi pandemic, dan bagaimana pemerintah menanggapi masalah tersebut. Bank Sentral juga akan terus memantau situasi dan kondisi yang terjadi saat ini dan akan melakukan penyesuaian terhadap kebijakan moneter yang sesuai kebutuhan. Bank Sentral juga akan terus mengamati dan mengukur sejauh mana tingkat pengangguran mengalami peningkatan, karena pada bulan October stimulus mengenai skema cuti juga akan berakhir. Beberapa proyeksi mengatakan bahwa para pekerja yang sebelumnya diberhentikan ada kemungkinan tidak dapat diserap kembali oleh perusahaan, oleh sebab itu Bank Sentral Inggris mengatakan bahwa ada kemungkinan angka pengangguran mengalami kenaikkan hingga 7.5% pada akhir tahun 2020, proyeksi tersebut lebih rendah dari sebelumnya yang dimana 10%, dan tingkat pengangguran tersebut sedikit demi sedikit akan mengalami penurunan kedepannya. Kami melihat bahwa Inggris masih memiliki beberapa hambatan diantaranya adalah terkait dengan negosiasi masa transisi keluarnya Inggris dari uni Eropa pada akhir tahun. Negosiasi tersebut menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi perdagangan antara England dengan Uni Eropa yang dimana apabila ternyata negosiasi tersebut gagal, tentu hal tersebut akan membuat situasi dan kondisi perekonomian Inggris akan semakin mengalami ketidakpastian kedepannya.
2.PHILLIPINES PUN AKHIRNYA……
Setelah sebelumnya pada kuartal pertama Philippines mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, sekarang di kuartal kedua pun Philippines merasakan sakit yang sama yang dimana pada akhirnya secara teknis Philippines memasuki fase resesi. Resesi di Philippines memang tidak terhindarkan, khususnya sejak pemerintah menutup perekonomian dan membatasi ruang gerak kegiatan usaha sepanjang April dan May, dan meskipun kembali di buka pada bulan June namun hal tersebut masih kurang mampu untuk menjadi dorongan bagi perekonomian Philippines untuk bangkit. Bank Sentral Philippines terus berusaha mendukung perekonomian dengan memberikan stimulus dengan memberikan kebijakan yang agresif meskipun secara kebijakan fiscal masih bersifat terbatas karena kekhawatiran para pembuat kebijakan terhadap ruang fiscal Philippines. Sehingga hal tersebut tentu memberikan indikasi bahwa pemulihan perekonomian Philippines akan menjadi jauh lebih lama dibandingkan dengan negara lainnya. Meskipun sejauh ini kami melihat ada potensi yang lebih besar bagi Philippines untuk mengalami kebangkitan pada kuartal ke 3 nanti. Sebagai informasi Bank Sentral Philippines juga sudah melakukan pemangkasan tingkat suku bunga untuk mendorong perekonomian untuk dapat bangkit dengan melakukan pemangkasan tingkat suku bunga sebanyak 175 bps atau 1.75%, dan penurunan giro wajib minimum sebanyak 200 bps. Tidak hanya itu saja, Bank Sentral Philippines juga terus melakukan pembelian obligasi pemerintah sebagai upaya untuk menjaga stimulus perekonomian. Gubernur Bank Sentral Philippines, Benjamin Diokno mengatakan bahwa Bank Sentral kemungkinan akan mempertahankan kebijakan yang akomodatif dalam kurun waktu 2 tahun mendatang untuk membantu pemulihan ekonomi yang lebih cepat. Meskipun Benjamin mengatakan bahwa tidak ada ruang lagi bagi Bank Sentral untuk menurunkan tingkat suku bunga lanjutan, karena Bank Sentral akan beralih kepada kebijakan kebijakan non tarif untuk mendukung pertumbuhan. Yang kami khawatirkan seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya adalah masih terbatasnya ruang fiscal bagi Philippines, hal ini yang membuat pemerintah enggan untuk mengambil pinjaman untuk membantu perekonomian. Dan ketika pemerintah serta kebijakan Bank Sentral berusaha untuk mengambil kebijakan dengan ruang yang terbatas, tentu hal tersebut akan menimbulkan polemic sejauh mana mereka akan memanfaatkan ruang terbatas untuk dapat menopang perekonomian yang dapat kita katakan sedang berada dalam situasi dan kondisi yang juga cukup sulit.
3.SEBUAH KEYAKINAN
Bank Indonesia dalam rilis survei indeks konsumen bulan Juli 2020 mencatatkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 86,2, meningkat dari 83,8 pada bulan sebelumnya, meskipun masih dibawa level indeks 100 namun mengindikasikan persepsi bahwa keyakinan konsumen terhadap perekonomian mulai ada perbaikan, hal ini seiring dengan kegiatan ekonomi yang kembali meningkat pasca-pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai kota di Indonesia. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi selanjutnya mengatakan keyakinan konsumen terpantau menguat pada seluruh kelompok usia responden dan hampir seluruh kategori tingkat pengeluaran dan ekspektasi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang terpantau relatif stabil, seiring masih terbatasnya ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja di tengah ekspektasi kegiatan usaha yang membaik. Indeks Keyakinan Konsumen ini akan menjadi bekal yang baik kedepannya dalam menghadapi situasi dan kondisi perekonomian yang masih belum menentu, karena tentu memperlihatkan adanya optimisme terhadap prospek perekonomian. Permasalahannya adalah seberapa Indeks Keyakinan Konsumen ini akan mampu bertahan?
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak variatif cenderung menguat dan ditradingkan pada level 5.103-5.225,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (07/8/2020).

