ANALIS MARKET (05/8/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Melemah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa, 04/08/2020, IHSG ditutup menguat 68 poin atau 1,37% menjadi 5.075. Sektor agriculture, industri dasar, barang konsumsi, aneka industri, infrastruktur, pertambangan, keuangan bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 45.2 milyar rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari:

1.BENCI TAPI RINDU

Hubungan antara Amerika dan China semakin memanas. Kali ini permasalahan tersebut datang dari permasalahan aplikasi TikTok, yang dimana kami yakin aplikasi ini pun sangat terkenal di Indonesia. Mulai dari perdagangan, teknologi, sekarang aplikasi, apapun yang bisa menjadi bahan diskusi untuk Amerika dan China menjadi lazim untuk saat ini. Ketidaksenangan Amerika dengan kemajuan China membuat pemerintah Amerika sedikit demi sedikit mulai menjaga jarak untuk saat ini dengan China. Media pemerintah China menyebut Amerika sebagai negara yang jahat dan negosiasi pembelian antara Microsoft dengan TikTok dianggap sebagai salah satu bentuk pencurian. Kami sendiri bingung sebenarnya, yang namanya merger dan akusisi cukup memungkinkan hal tersebut untuk dilakukan apabila ternyata kedua belah pihak merasakan keuntungan secara jangka panjang. Kami melihat sejauh ini antara Amerika dan China justru malah saling menuding satu sama lain yang membuat permasalahan semakin keruh. Microsoft sendiri mengumumkan keinginannya untuk mengakuisisi Bisnis TikTok yang berada di Amerika, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Sejauh ini Presiden Trump masih memberikan lampu hijau kepada Microsoft untuk melakukan pembelian, namun apabila transaksi tersebut berhasil, maka ada beberapa biaya yang harus dibayarkan kepada Departement Keuangan Amerika agar transaksi tersebut dapat berjalan. Hu Xijin sebagai pemimpin redaksi dari majalah Global Times mengatakan hal tersebut sebagai sebuah perampokan yang terbuka sekarang ini, dan gegara Presiden Trump, Amerika yang dulunya negara hebat sekarang menjadi negara penjahat :D. Kami tidak menyangka juga bahwa tudingan tersebut sampai diarahkan seperti itu, namun memang, mengingat tensi yang mengalami kenaikkan terus menerus, wajar rasanya tudingan tersebut muncul saat ini. Memang akar dari permasalahan ini sebenarnya adalah gara gara Amerika mengatakan bahwa aplikasi TikTok telah mengumpulkan data pribadi masyarakat Amerika dan mengirimkannya kepada pemerintah China, meskipun sudah berulang kali TikTok membantah hal tersebut. Sejauh ini sikap Trump terhadap proses transaksi antara Microsoft dan TikTok akan disampaikan dalam beberapa hari kedepan. China mengatakan bahwa dengan adanya proses pembelian tersebut sama saja dengan membiarkan Amerika melakukan pencurian teknologi China namun dengan cara terbuka dan resmi. Namun tentu saja China tidak akan tinggal diam terkait masalah tersebut. China akan mencoba untuk melakukan pembalasan, namun kami yakin. Sebetulnya ini lagi lagi cuma guyonan, karena satu sisi China tidak terlalu berani bertindak lebih jauh karena pemilu Presiden di Amerika juga sebentar lagi. Jadi lebih baik bersabar dan menunggu hasil pemilu tersebut keluar, karena akan mempengaruhi kebijakan dan sikap China kedepannya. China kembali menyatakan bahwa larangan TikTok di Amerika merupakan sebuah symbol kepengecutan dari Amerika. Alih alih sebetulnya bahwa Amerika khawatir karena applikasi tersebut dapat mengancam dominasi perusahaan teknologi Amerika. Ditengah situasi dan kondisi yang tengah bersiteru, Amerika dan China justru akan;

2.MEREVIEW KESEPAKATAN FASE 1

Para pejabat Senior Amerika dan China memiliki rencana untuk menilai dan mengevaluasi kesepakatan tahap pertama ditengah tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara tersebut. Diskusi ini akan dipimpin oleh Robert Lighthizer dan Liu He yang akan dimulai pada tanggal 15 August 2020, dimana pertemuan tersebut akan terjadi setelah 6 bulan kesepakatan fase pertama berlaku. Sejauh ini White House enggan untuk berkomentar, begitupun dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika. Kami melihat sejauh ini ada beberapa hal yang akan dibahas, khususnya terkait dengan beberapa target pembelian yang dilakukan oleh China, yang mungkin tidak sesuai dengan harapan Amerika. Namun Amerika tetap akan mendorong China untuk dapat memenuhi kewajiban mereka yang sebelumnya sudah disepakati pada perjanjian kesepakatan tahap pertama. Beberapa target pembelian yang masih belum sesuai target adalah dalam bidang pertanian dan energi. Meskipun dalam posisi yang kurang, Robert tetap memuji China karena sudah melakukan pekerjaan yang cukup baik untuk melakukan pembelian pada beberapa minggu terakhir. Amerika terus akan mendorong China untuk meningkatkan impor terhadap Amerika hingga senilai $200 miliar selama 2 tahun, dan sejauh ini nilai tersebut masih jauh dibawah target. Tentu kami melihat pertemuan kedua negara tersebut merupakan sesuatu yang sangat baik karena dapat meredakan tensi diantara kedua negara tersebut. Pasalnya bukannya apa, karena apabila terus menerus ketegangan antara Amerika dan China menguat, tentu akan membuat proyeksi pemulihan ekonomi juga akan menjadi terhambat. Bukan hanya bagi kedua negara tersebut, tapi juga bagi negara lainnya. Karena kedua negara tersebut memiliki impact yang cukup besar bagi perdagangan dunia. Maka dari itu, marilah kita berharap pekan depan pertemuan antara Amerika dan China dapat memberikan sesuatu yang menenangkan pasar.

3.SEBUAH PENANTIAN SEBUAH HARAPAN

Hari ini pasar dalam negeri menanti rilis pertumbuhan ekonomi untuk kuartal II/2020. Dampak pandemic corona yang terjadi di Indonesia tentunya memberikan dampak yang signfikan karena akan membuat perekonomian dalam negeri mengalami kontraksi. Sebagai informasi, penyebaran corona yang terjadi pada akhir bulan maret tahun ini tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi kuartal II. Dimana untuk menekan penyebaran virus corona, pemerintah melakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan tersebut sebagai langkah untuk menekan penyebaran virus namun di sisi lain penerapan PSBB di berbagai daerah telah memperlambat aktivitas perekonomian, turunya daya beli masyarakat menyebabkan konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor menurun. Sebelumnya Kementerian Keuangan memasang angka di level -4,3% dari rentang -3% sampai 5,1% di kuartal II tahun ini. Peran pemerintah dalam mendorong belanja pemerintah dan implementasi kebijakan Progam Pemulihan Ekonomi Nasional serta kemitraan strategis antara pemerintah dengan pelaku usaha diharapkan dapat berjalan dengan baik, karena program tersebut menjadi harapan akan perbaikan perekonomian kedepannya.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 4.983-5.121. Penantian terhadap data GDP dari Indonesia mungkin akan memberikan warna tersendiri bagi IHSG pada hari ini. Dan tidak menutup kemungkinan, apabila pelaku pasar dan investor sudah dapat menerima data tersebut, maka ada kejutan yang akan muncul bagi IHSG hari ini,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (05/8/2020).