ANALIS MARKET (12/8/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Bervariatif Dengan Potensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa, 11/08/2020, IHSG ditutup menguat 32 poin atau 0,63% menjadi 5,190. Sektor property, keuangan, industri dasar bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 704,53 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari:
1.CHINA DIBUANG, AMERIKA KUSAYANG
Seperti lagu dangdut yang sedang dinyanyikan oleh India pemirsa. Lho kok India menyanyi lagu abang sayang? Pasalnya nih, akhir akhir ini sejak bentrokan antara tentara India dengan China beberapa waktu lalu, India mulai membuka hati terhadap Amerika. India melakukan hal tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk menjaga kepentingan nasionalnya setelah hubungannya dengan China semakin renggang. India akan terus mencoba untuk membangun dan memperkuat kemitraan secara strategis dengan Amerika. Sejauh ini kami melihat bentrokan yang terjadi antara India dan China merupakan salah satu titik balik India bahwa mungkin sudah saatnya untuk mulai membuka diri terhadap Amerika. Selain itu juga, India dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir mulai membatasi investasi India di China. Tentu hal ini membuat hubungan antara China dengan India kian memburuk, ditambah lagi hubungannya dengan Amerika kian mesra. Tidak hanya itu saja, India juga sedang melakukan Dialog terkait dengan keamanan yang tergabung dalam Quadrilateral Security Dialogue, yang dimana merupakan dialog strategi antara Amerika, India, Jepang, dan Australia. Dialog tersebut merupakan salah satu upaya untuk memajukan Indo – Pasific yang bebas, terbuka, dan inklusif. Kami melihat tentu saja China kian cemburu, pasalnya hubungan China dengan Amerika dan Australia juga sedang dalam situasi yang terpuruk dan kedua negara tersebut tergabung dalam kelompok Quad. Sejauh ini India mulai focus untuk membangun kemitraan strategis bersama Amerika yang akan meningkatkan otonomi strategis India, karena India tidak begitu mendapatkan banyak hal dari China. Bhatia sendiri seorang Mantan Duta Besar India untuk Myanmar dan Meksiko mengatakan bahwa kita mungkin akan melihat babak baru dari India yang akan mulai mencoba untuk meningkatkan kapasitas ekonominya. Namun apakah lantas China ditinggalkan begitu saja? Tentu tidak. Karena sejauh ini China masih merupakan mitra dagang terbesar India, dan cukup banyak investor dari China yang berinvestasi di perusahaan start up milik India. Oleh sebab itu se-empet apapun India terhadap China, India tetap akan berusaha untuk menjaga hubungannya dengan China. Ya seperti itulah hubungan mereka saat ini, namun tentu kami berharap situasi dan kondisi saat ini tetap dalam keadaan yang terkontrol, karena apabila tidak bisa dikendalikan maka kedepannya berpotensi untuk merusak hubungan bilateral dan semakin membuat pemulihan ekonomi berjalan lebih lambat. Apalagi India salah satu negara yang cukup terdampak akibat pandemic virus corona.
2.ARE YOU OKAY, SINGAPORE?
Cukup sedih sebetulnya melihat pertumbuhan ekonomi Singapore kemarin pada akhirnya mengalami penurunan yang sangat dalam dibandingkan yang kami perkirakan, yang itu artinya pemulihan ekonomi di Singapore pun tampaknya harus lebih lama daripada yang kami bayangkan. Pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan sebanyak -42.9% YoY di kuartal kedua kemarin menjadi sesuatu yang menyakitkan bagi perekonomian Asia secara keseluruhan. Apa yang kami sampaikan seolah dipertegas oleh Menteri Perdagangan dan Perindustrian, Chan Chun Sing yang mengatakan bahwa pemulihan akan memakan waktu yang lebih lama, dan tampaknya proses tersebut tidak akan berjalan dengan mulus. Lockdown yang dilakukan sebelumnya telah membuat bisnis ritel dan pariwisata mengalami penurunan terdalam, sementara itu akibat permintaan yang lemah dari global maka membuat ekspor Singapore pun mengalami penurunan. Meskipun sejauh ini kami melihat bahwa perekonomian telah dibuka kembali dan memberikan harapan yang lebih pasti dengan diikuti oleh stimulus yang nilainya hampir 19% dari GDP, namun kami masih melihat prospek yang tidak pasti terkait dengan pemulihan ekonomi dan itu artinya ketika tekanan perekonomian masih berlanjut maka berpotensi terjadinya pemangkasan tenaga kerja. Perekonomian Singapore yang sudah berada dalam posisi resesi secara teknis akan kembali mengalami penurunan sebanyak 7% dari sebelumnya 5% pada tahun 2020. Kementrian juga mengatakan bahwa prospek perekonomian Singapore memang mulai menunjukkan pelemahan pada bulan may, yang dimana permintaan global terus mengalami pelemahan dan membuat sector sector seperti transportasi dan retail mengalami penurunan. Tidak hanya itu saja, kontraksi juga terjadi pada industry utama Singapore yaitu, manufacture sejauh ini turun 31.7% secara YoY pada kuartal kedua, dan konstruksi turun 97.1%. Wakil Direktur Pelaksana Bank Sentral, Edward Robinson mengatakan bahwa Singapore telah melonggarkan kebijakan moneter yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dan hal tersebut sudah dimulai pada bulan Maret lalu, dan diperkirakan akan kembali mengambil kebijakan pada bulan October mendatang. Prospek ekspor kedepannya kami perkirakan juga akan membaik seiring dengan kembali dibukanya aktivitas perekonomian secara global yang dimana hal tersebut tentu akan membantu perekonomian Singapore untuk dapat pulih meskipun secara perlahan.
3.SEBUAH HARAPAN YANG KIAN NYATA
Bank Indonesia dalam survei penjualan eceran Juni 2020 mencatatkan Survei Penjualan Eceran membaik pada Juni 2020, meskipun masih dalam fase kontraksi. Indeks Penjualan Riil Juni 2020 terkontraksi 17,1% YoY, membaik dari kontraksi 20,6% YoY pada Mei 2020. Jika dibandingkan dengan kinerja pada kuartal I 2020 penjualan eceran pada kuartal II-2020 menurun, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada kuartal II-2020 yang tercatat minus 18,2% yoy atau turun cukup dalam dibandingkan pada kuartal I-2020 yang minus 1,9% yoy. dimana penurunan kinerja penjualan ritel pada kuartal kedua tahun ini disebabkan pandemi Covid-19 yang mendorong pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Membaiknya penjualan eceran pada bulan Juni jika dibandingkan dengan bulan Mei karena di topang oleh beroperasinya pertokoan seiring pelonggaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah. Tentu hal tersebut merupakan sesuatu yang baik karena pemulihan mulai terjadi meskipun masih dalam kecepatan yang lambat. Namun yang terpenting bahwa arahnya sudah benar untuk terjadinya pemulihan, apalagi kami melihat bahwa program Pemulihan Ekonomi Nasional pun berjalan cukup massif sehingga memberikan peluang yang lebih besar kedepannya terhadap perekonomian agar dapat pulih lebih cepat dari yang kami perkirakan sebelumnya. Meskipun sebetulnya variable virus masih belum dapat hilang sepenuhnya yang dimana itu artinya sewaktu waktu gelombang kedua dari virus corona masih akan berpotensi ada.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak bervariatif dengan potensi menguat dan ditradingkan pada level 5.140 – 5.226. Tetap hati-hati karena saat ini IHSG rawan aksi profit taking,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (12/8/2020).

