ANALIS MARKET (03/6/2020) : IHSG Berpeluang Bergerak Menguat dan Ditradingkan Pada Level 4.773 – 4.958

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa 02/06/2020, IHSG ditutup menguat 93 poin atau 1,98% menjadi 4.847. Sektor Sektor keuangan, pertambangan, infrastruktur, industri dasar, property, perdagangan, perkebunan bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar 872 miliar rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.JEPANG KEMBALI TERANCAM?

Tokyo kembali melihat lonjakan kasus wabah virus corona dengan 34 infeksi baru yang telah dikonfirmasi pada hari Selasa, dan hal tersebut merupakan yang terbesar dalam kurun waktu 1 hari dengan rentang 3 minggu terakhir. Hal tersebut membuat pemerintah daerah mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat agar dapat berhati hati. Pemerintah daerah mengkhawatirkan apabila lonjakan kembali terjadi, maka bisnis yang tadinya sudah dibuka akan kembali ditutup. Gubernur Tokyo, Yuriko Koike mengatakan akan mengumumkan Tokyo Alert sebagai peringatan, namun peringatan tersebut bukan berarti akan memicu pembatasan baru lainnya. Namun apabila lonjakan mengalami kenaikkan, maka perusahaan diharuskan untuk kembali tutup dan masyarakat diminta untuk tinggal dirumah. Pihak berwenang Jepang sebelumnya telah melonggarkan keadaan darurat untuk dapat menolong aktivitas ekonomi lebih lanjut. Selama ini Jepang juga telah mengambil tindakan yang pragmatis dengan mengatakan bahwa virus tidak dapat di hilangkan, namun ekonomi harus tetap berjalan, oleh sebab itu kegiatan ekonomi akan berjalan dengan menggunakan system kesehatan yang diyakini dapat mengatasi peningkatan infeksi. Kita juga sebetulnya dapat menggunakan beberapa negara yang sudah menerapkan ekonomi dan kesehatan dapat berjalan beriringan sebagai role model, karena dengan begitu kita bisa mengadopsi system tersebut dan memberikan persentase keberhasilan yang jauh lebih besar, sehingga kebangkitan ekonomi memiliki fundamental yang cukup kuat.

2.SEBUAH MOMENTUM

Kemarin, Rusia dan beberapa negara OPEC + lainnya saling mendukung untuk melakukan perpanjangan terhadap pengurangan produksi selama 1 bulan. Sejauh ini usulan tersebut masih belum ditanggapi oleh Arab Saudi apakah mereka menyetujui saran tersebut atau tidak, namun Arab Saudi telah mendukung untuk dilakukan pemotongan tambahan dari 1 hingga 3 bulan. Tentu kami menyambut baik hal ini, karena dapat menjaga momentum penguatan harga minyak sebelumnya yang saat ini sedang terus menggeliat dengan harapan ekonomi akan kembali bangkit sehingga menimbulkan meningkatnya kembali permintaan akan minyak. Sejauh ini, total pembatasan yang telah dilakukan oleh OPEC+, telah mencapai hampir 11 juta barel per hari. Namun kekhawatiran terkait dengan munculnya wabah virus corona gelombang kedua masih menjadi perhatian, sehingga masih membuat harga minyak berada di bawah $40 per barel. Oleh sebab itu kami melihat bahwa keinginan Rusia dan beberapa negara lainnya adalah menjaga momentum pergerakan harga minyak agar menjadi jauh lebih stabil, karena tentunya hal ini akan mempengaruhi fundamental harga minyak dalam jangka waktu panjang. Saat ini semua sisi tengah berusaha untuk menjaga momentum ini, baik dari sisi saham, maupun komoditas, agar penguatan dapat terus berlanjut dengan fundamental yang lebih kuat, agar dapat menjaga harga untuk tidak mudah untuk mengalami koreksi.

3.MENJADI SEBUAH TANDA?

Morgan Stanley dalam riset terbaru tentang kondisi ekonomi di kawasan Asia, dimana China akan menjadi negara pertama yang akan yang bakal keluar dari krisis ekonomi karena pandemi. China adalah negara pertama yang bakal keluar dari krisis ekonomi karena pandemic covid-19. Dalam risetnya Produk Domestik Bruto (PDB) China diprediksi kembali ke posisi GDP sebelum terjadinya Covid-19. Sementara untuk Indonesia, Morgan Stanley mengungkapkan setelah ekonomi China pulih di kuartal III-2020, pemulihan ekonomi selanjutnya akan disusul oleh Indonesia yang utamanya disokong oleh permintaan domestik yang terus menguat. Namun pemulihan ekonomi Indonesia di semester II-2020 akan tergantung dari laporan harian penanganan Covid-19 di kuartal II-2020. Dan, Morgan Stanley juga menyebut selain pentingnya indikator penanganan kesehatan untuk penanggulangan Covid-19, stabilitas ekonomi baik dari sisi supply-demand pun perlu diperhatikan baik bagi kebijakan fiskal maupun moneter. Oleh sebab itu tentu kami berharap bahwa seiring dengan pembukaannya kembali ekonomi dalam jangka waktu dekat, masyarakat dapat dengan lebih menyadari pentingnya arti menjaga diri sendiri. Sehingga ketika perekonomian dibuka kembali, maka kesehatan dapat berjalan beriringan dengan perekonomian. Hal ini penting untuk menciptakan fmundamental ekonomi yang lebih kuat kedepannya, sehingga meskipun ada kekhawatiran terkait dengan prospek gelombang kedua wabah virus corona, namun hal tersebut terlebih dahulu sudah dapat di ukur. Sehingga hal tersebut memberikan persentase keberhasilan yang lebih besar terkait dengan pembukaan perekonomian kembali.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 4.773 – 4.958,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (03/6/2020).