ANALIS MARKET (24/6/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi saat ini mulai menunjukkan keharmonisan, dalam arti semua obligasi acuan bergerak satu arah.

Namun demikian, secara indikator teknikal analisa, masih menunjukkan bahwa pasar obligasi masih dalam area pelemahan.

Tetap waspadai situasi dan kondisi yang ada saat ini, karena sewaktu waktu, pasar dapat berubah secara cepat.

Saat ini, focus utamanya tentu saja terkait dengan kesepakatan perdagangan antara Amerika dan China yang konon katanya menurut gossip yang beredar sedang berada di dalam perceraian.

Meskipun pada akhirnya kabar tersebut dibantah, namun apapun bisa saja terjadi saat ini.

Tidak hanya itu saja, penutupan kembali terjadi di German di sebuah distrik yang telah terjangkit wabah virus corona.

Tentu hal ini akan memberikan sentimen bahwa gelombang kedua kian semakin nyata, meskipun proses tersebut berlangsung secara perlahan.

Sejauh ini, kami melihat pasar obligasi masih berpotensi untuk menguji level support dan resistansi yang baru. Apabila konsisten, maka kenaikkan harga dapat terkonfirmasi.

Kira kira terkonfirmasinya kapan?

Total penawaran yang masuk tentu membuat takjub, tidak hanya itu saja, dengan diserapnya lelang lebih tinggi daripada target indikatifnya tentu memberikan arti bahwa pelaku pasar dan investor memasang target imbal hasil yang tidak terlalu tinggi.

Mengapa tidak terlalu tinggi? Karena mungkin saja pasar kembali yakin bahwa ekspektasi dan harapan akan pemulihan pasar masih akan menjadi selimut positif bagi prospek perekonomian.

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Rabu (24/6) pagi ini, pasar obligasi akan dibuka bervariatif dengan potensi mengalami penguatan. Sejauh mata memandang, saat ini setiap pergerakan pasar masih berada di area abu-abu yang dimana kenaikkan dan penurunan bisa terjadi sekejap mata.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.KECEPLOSAN

Ditengah situasi dan kondisi terkait akan kesepakatan antara China dan Amerika yang tengah menjadi sorotan antara tetap dilanjutkan atau bubar, akhirnya mendapatkan kebenaran bahwa kesepakatan tersebut masih berlaku. Kebenaran tersebut disampaikan oleh Mantan Wakil Direktur Dewan Ekonomi Nasional, Clemens Willems kemarin. Berita terkait dengan kesepakatan antara Amerika dan China menjadi panas setelah Peter Navarro mengatakan bahwa kesepakatan tersebut telah berakhir dalam sebuah wawancara. Meskipun ucapan tersebut langsung di klarifikasi oleh Peter Navarro yang mengatakan bahwa kesepakatan tersebut belum berakhir. Presiden Trump pun dengan cepat memberikan konfirmasi bahwa kesepakatan tersebut tetap berjalan sesuai dengan kesepakatan. Trump berharap bahwa China masih terus menepati kesepakatan tahap pertama tersebut. Klarifikasi Peter Navarro dan pernyataan Clemens dapat menjadi sebuah penenang bagi pasar ditengah tingginya situasi dan kondisi yang terjadi saat ini terkait dengan potensi meningkatnya wabah virus corona yang memberikan kekhawatiran terhadap pasar. Berbicara mengenai wabah virus corona, Larry Kudlow mengatakan bahwa gelombang kedua tidak akan datang, dan anggota parlemen saat ini mulai mengembangkan paket stimulus pada bulan depan. Meskipun sebelumnya, WHO pada hari Jumat kemarin telah menyampaikan bahwa wabah virus corona telah memasuki fase baru yang berbahaya, dan semakin meluas di lokasi yang baru secara global dan mulai mengalami peningkatan terhadap daerah daerah yang mulai melonggarkan kebijakannya. Kudlow hanya mengatakan bahwa daerah yang mengalami kenaikkan tersebut mungkin hanyalah hot pot termasuk di Florida, Arizona, dan Nevada. Kudlow juga tidak begitu khawatir terkait dengan kembalinya virus corona dalam arti yang lebih luas. Tentu yang akan menjadi perhatian utama adalah paket stimulus fiscal yang akan di bahas pada hari Senin pekan depan. Apabila stimulus fiscal akan dikeluarkan kembali, tentu hal tersebut akan memberikan angin segar kepada pelaku pasar dan investor bahwa perekonomian dapat bertahan meskipun jumlah korban mengalami peningkatan. Kudlow menambahkan bahwa Presiden Trump ingin memberikan bantuan berupa keringanan pajak restoran, hiburan, dan berbagai hal lainnya, khususnya industry pariwisata. Kudlow juga ingin memberikan penghargaan kepada mereka yang mempekerjaan kembali para pegawainya ditengah situasi dan kondisi yang sulit seperti sekarang ini. Kami melihat bahwa obat penenang sudah diberikan kepada pasar, khususnya terkait dengan kesepakatan tahap pertama antara Amerika dan China. Namun sekali lagi, variable virus masih belum hilang sehingga sentiment tersebut pasti masih akan ada.

2.WOW, STIMULUS LAGI!

Presiden Trump memperjelas mengenai stimulus tersebut. Dirinya mengatakan bahwa pemerintahannya akan memberikan stimulus dalam bentuk lain, dan itu merupakan sesuatu yang sangat bagus dan tentu saja merupakan sesuatu yang sangat baik. Namun stimulus tersebut harus mendapatkan lampu hijau dari kongres. Kami melihat ada beberapa kemungkinan bentuk stimulus yang akan diberikan, beberapa diantaranya terkait dengan tunjangan pengangguran yang semakin diperluas atau diperpanjang, atau bisa juga mengenai bonus yang akan diberikan kepada mereka yang akan kembali bekerja. Sebelumnya Partai Demokrat telah meloloskan RUU yang disebuah sebagai Heroes ACT, yang dimana akan memberikan tunjangan pengangguran senilai dengan $600 per minggu hingga bulan January, dan akan mengirimkan stimulus lainnya senilai $1.200 dalam bentuk cek senilai $6.000 per keluarga. Namun partai Republik mengatakan pemerintah harus lebih hati hati mengenai pengeluaran seperti itu. Lebih baik memprioritaskan insentif terkait dengan ajakan kembali untuk bekerja dari pada meningkatkan tunjangan pengangguran yang membuat orang menjadi enggan untuk kembali bekerja. Tapi yang harus kita ingat adalah, putaran stimulus berikutnya paling cepat tidak akan terjadi hingga bulan August, meskipun demikian pengiriman cek yang akan lebih cepat dari pada yang pertama.

3.ADUH TRUMP, ADA APA LAGI……….

Presiden Trump kembali membuat gebrakan, mungkin kali ini benar benar sebuah gebrakan. Presiden Trump telah menandatangani perintah eksekutif untuk menangguhkan visa kerja asing termasuk visa L-1 yang memungkinkan perusahaan untuk mengirim staf dari kantor di luar negeri dan visa H-1b yang dimana perusahaan dapat mempekerjakan orang yang terampil di bidnag tertentu. Tentu hal ini mendapat kritik keras dari para pemimpin teknologi di Amerika. Google, Tesla, Amazon, Facebook, hingga Twitter semua mengecam hal tersebut. Para pemimpin teknologi tersebut mengatakan bahwa imigrasi telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi keberhasilan ekonomi Amerika dan hal tersebut telah menjadikan Amerika sebagai pemimpin global dalam bidang teknologi. Para pemimpin teknologi akan terus berjuang dan berdiri di samping imigran untuk bekerja dan memperluas kesempatan untuk kepentingan semuanya. Pembatasan visa tersebut akan berlaku pada tanggal 24 June dan akan diberlakukan setidaknya hingga akhir tahun ini. Lembaga Kebijakan Migrasi telah memberikan proyeksi akan ada 219.000 pekerja yang diblokir sebagai akibat dari perintah eksekutif Trump tersebut. Trump memberikan alasan bahwa perintah tersebut dilakukan sebagai alasan untuk membantu Amerika pulih dari virus corona dan hal tersebut akan memberikan pekerjaan bagi orang Amerika. Amazon mengatakan bahwa mencegah professional yang memiliki ketrampilan tinggi untuk bergabung dengan perusahaan di Amerika akan menempatkan daya saing Amerika berada dalam resiko. Facebook pun berkomentar bahwa dengan melakukan kebijakan tersebut akan membuat pemulihan Amerika menjadi sulit. The Internet Association yang didirikan pada tahun 2012 termasuk Google, Amazon, eBay, dan Facebook yang dimana mereka berfokus pada program H-1B, yang dimana memberikan potensi terhadap 85.000 dengan pengetahuan khusus untuk pindah ke Amerika bersama dengan keluarga mereka. Pemegang visa H-1b yang beragam dan berprestasi di Amerika dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan membantu perekonomian Amerika. Semua industry saat ini mendapatkan manfaat dari system visa yang memungkinkan perusahaan perusahaan Amerika untuk menarik yang terbaik dan tercerdas darimanapun mereka berasal. Kami cukup khawatir dengan dampak yang akan diberikan oleh keputusan tersebut, namun kembali lagi, pasar akan menilai apa yang benar dan apa yang salah. Namun dengan slogan Presiden Trump, tentu Trump ingin kembali memberikan kesempatan kepada masyarakat Amerika untuk mendapatkan pekerjaan. Kami melihat tentu ada kepentingan conflict interest disini terkait dengan pemilu yang akan dilaksanakan oleh Trump beberapa bulan mendatang. Oleh sebab itu kami melihat bahwa hal tersebut mungkin saja salah satu strategi yang akan dilakukan oleh Trump untuk mendapatkan dukungan.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, kami merekomendasikan wait and see dengan potensi beli apabila pergerakan pasar berada di atas 65 bps,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (24/6/2020).