Laporan Keuangan PLN Sebut Kuartal I Rugi Rp.38,8 Triliun
Pasardana.id - PT PLN (Persero) merilis laporan keuangannya untuk kinerja kuartal I-2020. Dari laporan keuangan tersebut, diketahui PLN merugi hingga Rp 38,8 triliun di tiga bulan pertama tahun ini.
Dikutip dari laporan keuangan PLN untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2020 dan 2019 (Tidak Diaudit), kerugian terbesar berasal dari tertekannya kurs rupiah terhadap dolar AS.
Total rugi kurs mata uang asing mencapai Rp 51,97 triliun.
Sebagai pembanding, pada kuartal I 2019 PLN mencatatkan keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp 4 triliun.
Sementara jumlah beban usaha PLN naik menjadi Rp 78,79 triliun dari Rp 73,635 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan beban usaha terutama berasal dari biaya pembelian tenaga listrik yang meningkat 29,47 persen dari Rp 19,95 triliun di kuartal I 2019 menjadi Rp 25,83 triliun pada kuartal pertama tahun ini.
Pendapatan usaha PLN sebenarnya juga meningkat, namun tak mampu menutup beban usaha.
Penjualan tenaga listrik di 3 bulan pertama 2020 mencapai Rp 70,24 triliun, sementara di periode yang sama tahun lalu Rp 66,84 triliun.
Pendapatan dari penyambungan pelanggan bertambah menjadi Rp 1,83 triliun dari sebelumnya Rp 1,607 triliun.
Begitu juga pendapatan lain-lain sebesar Rp 622,61 miliar yang lebih baik dibanding Rp 463,32 miliar pada kuartal I 2019 lalu.
Sementara itu, di kuartal pertama ini, PLN juga mendapat suntikan subsidi dari pemerintah Rp 12,8 triliun.
Tapi subsidi ini masih tak bisa menyelamatkan keuangan PLN dari rugi kurs yang meroket signifikan di kuartal pertama, yakni sampai sebesar Rp 51,9 triliun.
Sebenarnya, PLN masih meraup laba usaha setelah subsidi sebesar Rp 6,8 triliun.
Tapi selain rugi kurs sebesar Rp 51,97 triliun, PLN juga menanggung beban pajak Rp 15,045 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini. Dari situlah tercatat kerugian Rp 38,88 triliun.

