Survei: Di Q1-2020, Dana Untuk Investasi Menurun Hingga 12 Persen

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Laporan survei Global Consumer Confidence™ terbaru tahun ini dari The Conference Board® yang bekerja sama dengan Nielsen, sebuah perusahaan pengukuran global menyebutkan, bahwa pada kuartal pertama 2020, konsumen Indonesia secara signifikan mengurangi pengeluaran dana cadangan mereka untuk Investasi Saham/Reksadana (34%), atau menurun 12 persen dari kuartal sebelumnya (kuartal 3-2019) yang tercatat sebesar 46%.

“Selain Investasi, pos lain yang dikurangi secara signifikan adalah Liburan, yang turun 6 persen dari 42% di kuartal keempat 2019 menjadi 36 persen,” kata Indrasena (Dede) Patmawidjaja, Managing Director Nielsen Connect Indonesia dalam keterangannya, Rabu (27/5).

Terkait dengan perkembangan pertumbuhan produk FMCG, Dede mengungkapkan, “Keyakinan konsumen pada gilirannya juga akan mempengaruhi belanja konsumen untuk produk-produk konsumsi. Dari data yang kami himpun, terlihat bahwa pada kuartal pertama 2020, FMCG masih bertumbuh dengan sangat positif, namun beberapa kategori seperti Perawatan Pribadi dan Kecantikan, Minuman Kemasan Siap Minum, dan Indulgence terindikasi akan mengalami tantangan di kuartal kedua.”

Survei ini juga menemukan, Indonesia masih menduduki peringkat ke-4 di dunia dalam hal Keyakinan Konsumen dengan indeks 127, setelah India, Pakistan dan Filipina, yang nilainya masing-masing 140, 129 dan 128.

Menurut survei, dibandingkan dengan kuartal terakhir 2019, pada kuartal pertama 2020, Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia meningkat 4 poin, dari 123 menjadi 127.

Adapun optimisme konsumen mengenai Prospek Lapangan Kerja sedikit menurun (-2 poin persentase) dari 72 menjadi 70, sementara optimisme mengenai Kondisi Keuangan Pribadi sedikit meningkat (+1 poin persentase) dari 77 menjadi 78, dan Keinginan Berbelanja tetap stabil di Indeks 60.

Lebih lanjut laporan tersebut juga mengungkapkan, pada kuartal pertama 2020, Indeks Keyakinan Konsumen Global turun sedikit menjadi 106 dari angka tertinggi dalam sejarah 107 (angka di atas 100 dianggap positif), yang menunjukkan ada konsumen yang sedikit lebih optimis daripada yang pesimis secara global.

Adapun survei ini dilakukan pada pertengahan pertama bulan Februari 2020, karena itu Indeks yang didapatkan belum mencerminkan penyebaran virus secara global di bulan Maret.

Kekhawatiran akan Kesehatan Meningkat Tajam

Meski penyebaran virus COVID-19 belum merata secara global, konsumen tampaknya sudah mulai melihat hal tersebut sebagai krisis kesehatan. Sebagai akibatnya, di banyak negara termasuk Indonesia, kekhawatiran akan Kesehatan meningkat.

Dibandingkan dengan kuartal keempat tahun lalu, di kuartal pertama tahun ini sebanyak 23% konsumen di Indonesia menyatakan kekhawatiran mereka akan Kesehatan. Angka ini meningkat cukup signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 14%.

Kekhawatiran tentang Ekonomi masih menjadi yang terbesar, namun hanya sedikit meningkat, dari 34% menjadi 35%.

“Saat survei ini dilakukan, COVID-19 belum mempengaruhi optimisme konsumen Indonesia, bahkan belum dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO, namun sudah terlihat pengaruhnya terhadap kekhawatiran konsumen akan Kesehatan,” kata Dede.

“Konsumen khususnya dari Kelas Atas mengikuti perkembangan berita luar negeri, karena itu mereka telah mengetahui mengenai penyebaran virus ini di China dan itulah yang mulai menimbulkan kekhawatiran,” lanjutnya.

Selain khawatir akan Kesehatan dan Ekonomi, 21 persen konsumen Indonesia menyatakan kekhawatiran mereka akan Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Kehidupan, dan 11% merasa khawatir mengenai Pemanasan Global.

Selain itu, 11% konsumen merasa khawatir mengenai Kenaikan Tagihan seperti listrik, gas, dan lain-lain dimana kekhawatiran ini baru muncul pada urutan 5 Teratas di kuartal awal 2020 ini.

Mengakhiri penjelasannya, Dede menyimpulkan, “Pengetahuan akan produk yang kuat, harga yang terjangkau dan manfaat yang relevan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan yang positif di kuartal selanjutnya.”