ANALIS MARKET (16/4/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Melemah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Rabu 15/04/2020 kemarin, IHSG ditutup melemah 80 poin atau 1,71% menjadi 4.625. aneka industri, infrastruktur, property, industri dasar, keuangan, pertambangan, industri konsumsi, perdagangan bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 379 miliar rupiah.

Adapun cerita sebelum akhir pekan ini kita akan awali dari;

1.SEBUAH CERITA SEBUAH DERITA

Data data ekonomi Amerika yang keluar semalam, menunjukkan betapa rapuhnya perekonomian Amerika saat ini. Apa yang dikatakan bahwa market telah pulih, belum sepenuhnya merupakan sebuah kebenaran yang dapat kita terima. Situasi dan kondisi yang diakibatkan oleh wabah virus corona, ternyata masih membuat perekonomian tertekan khususnya data ekonomi mengenai Retail Sales yang mengalami penurunan menjadi -8.7%, penurunan ini merupakan yang terdalam sejak 1992 silam, setelah sebelumnya pada bulan February lalu juga mengalami penurunan. Tidak hanya itu saja, industrial production juga mengalami penurunan terbesar sejak tahun 1945 silam yaitu -5.4%, bahkan penurunan kali ini lebih dalam dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 – 2009 yang lalu. Belum selesai badai yang menerpa, ditambah lagi dengan Empire Manufacturing yang mengalami penurunan juga yaitu -78.2 yang dimana penurunan ini juga merupakan yang terdalam sejak data itu ada. Manufacturing SIC Production juga menunjukkan penurunan menjadi 6.3%, sebuah rekor baru yang dimana menunjukkan penurunan dalam produksi mobil ketika pabrik ditutup. Data ekonomi ini merupakan sebuah data yang menunjukkan aktifitas ekonomi yang mulai menunjukkan gelombang ke 2 seperti yang kemarin kami sampaikan sebelumnya. Wabahnya memang merupakan sesuatu yang buruk, namun impact yang ditimbulkan lebih buruk apabila tidak ada strategi yang terukur dalam menanggulangi wabah tersebut. Penurunan ekonomi tersebut diperkirakan akan dimulai pada kuartal pertama yang diperkirakan akan mencapai titik terendahnya pada kuartal kedua nanti. Penurunan pada kuartal kedua, dapat terjadi hingga 40%, jauh diatas penurunan pada kuartal pertama yang hanya berkisar 10%. Proyeksi mengenai GDP kuartal pertama yang negative juga terus mulai menunjukkan kontraksi yang sangat cepat ketika bisnis mulai mengalami penutupan. Penjualan ritel yang mengalami penurunan pada kuartal ke empat tahun 2008 lalu tidak separah saat ini. Tahun 2008 lalu, penurunan tersebut terjadi setelah 3 bulan sebanyak 8%, namun saat ini penurunan yang terdalam tersebut baru berjalan selama 1 bulan, dan tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dalam kurun waktu 3 bulan ke depan. Yang lebih mengkhawatirkan adalah Empire Manufacturing yang dimana merupakan penurunan terdalam sepanjang data itu ada, dan hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi kian mulai menunjukkan perlambatan ekonomi yang kian nyata. Banyak pelaku pasar dan investor mulai khawatir bahwa resesi yang tajam kian berpotensi berubah menjadi depresi meskipun ada stimulus dan kebijakan moneter dari The Fed yang dapat mencegah hal tersebut, apalagi ada amunisi yang tidak terbatas. Disaat seperti ini kami hanya bisa berharap bahwa apa yang dikatakan oleh The Fed benar adanya sehingga kami mengharapkan adanya perbaikan perekonomian pada kuartal ketiga nanti. Alhasil atas data ekonomi yang keluar, pelaku pasar dan investor mulai kembali mengambil investasi US Treasury untuk investasi yang lebih aman. Karena ini semua hanyalah masalah waktu hingga gelombang ke 2 pun mulai muncul. Kenaikkan beberapa waktu lalu mungkin akan menjadi angin lalu saat ini, karena suka atau tidak suka hal ini harus kita jalani karena ini merupakan bagian dari sebuah proses meskipun pahit terasa.

2.BEIGE BOOK THE FED

Aktivitas ekonomi mulai menunjukkan penurunan yang mendalam, ini merupakan salah satu inti dari laporan mengenai Beige Book The Fed yang baru saja di rilis kemarin. Dalam laporannya, mereka juga mengatakan bahwa penurunan manufacture akan terjadi secara bervariasi di antara industry. Produsen makanan dan produk medis masih memiliki permintaan yang kuat, namun akan mengalami kendala dalam bagian produksi dan rantai pasokan. Aktifitas ekonomi menyusut secara cepat dan mendadak di seluruh wilayah Amerika Serika sebagai bagian dari dampak wabah virus corona. Mengenai ketenagakerjaan juga tampaknya akan terjadi pemotongan yang lebih luas, khususnya disektor manufacture dan energy. Sehingga kami melihat bahwa hal ini sama seperti apa yang The Fed sampaikan, khususnya dengan data ekonomi yang keluar hari ini. Yang menunjukkan bahwa perekonomian mungkin akan mulai memasuki fase yang lebih pahit ketimbang kemarin. Hal ini pula yang membuat Trump menyampaikan bahwa Amerika telah melewati puncak wabah dari virus corona. Dirinya mengatakan bahwa strategi yang mereka gunakan telah berhasil meskipun pertempuran masih berlanjut, namun secara keseluruhan kita telah melewati fase puncak virus corona. Trump juga menyampaikan akan membahas panduan untuk membuka kembali Negara tersebut pada hari Kamis nanti, meskipun kami melihat sah sah saja Trump membuat pedoman seperti itu, masalah nanti akan dilakukan atau tidak, kami yakin akan melihat situasi dan kondisi yang akan terjadi nanti. Karena sebelumnya hal ini sudah disampaikan bahwa terlalu optimis untuk membuka perekonomian pada tanggal 1 May nanti, karena wabah virus corona sebetulnya masih belum berakhir. Alih alih hanya menyampaikan yang optimis tapi tidak realistis, menurut kami lebih baik terbuka apa adanya, namun dengan solusi yang nyata. Agar tidak hanya sebagai angin lalu untuk menaikkan indeks global, karena jatuhnya akan lebih sakit.

3.BAGAIMANA DENGAN INDONESIA?

Sejauh ini, Ibu Sri Mulyani telah menyampaikan bahwa estimasi untuk mengukur perekonomian sedang dalam kondisi yang berat, sangat berat. Pertumbuhan ekonomi kita yang sebelumnya berada di 5.3% mungkin akan mengalami tekanan dari akan turun hingga 2.3%, dalam situasi yang sangat berat mungkin bisa turun hingga negative. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, hal tersebut berpotensi untuk membuat angka kemiskinan meningkat hingga 1.1 juta orang, bahkan dalam scenario terberat mungkin akan bertambah hingga 3.78 juta orang. Siklus kedua merupakan yang terberat tahun ini, karena ada potensi pertumbuhan ekonomi bisa mengalami penurunan yang dalam. Ekonomi bisa turun 0.3% hampir mendekati nol atau bahkan negative growth di -2.6%, dan kuartal ketiga akan mengalami pemulihan di 1.5% dan 2.8%. Apa yang disampaikan oleh Ibu Sri Mulyani mungkin terefleksikan terhadap yield curve kita yang mulai menunjukkan flat curve, yang dimana imbal hasil obligasi jangka panjang mulai mengalami imbal hasil yang sama dengan imbal hasil obligasi jangka pendek. Hal ini secara singkat menunjukkan bahwa pelaku pasar dan investor mulai cemas terhadap prospek perekonomian secara jangka panjang, dan itu didukung oleh data ekonomi Amerika yang keluar hari ini ditambah dengan kecemasan oleh Ibu Sri Mulyani. Tentu saja kami berharap bahwa kali ini kita sudah siap menghadapi gelombang yang akan datang, bukan hanya bersiap saja. Stimulus sudah harus mulai bergerak untuk menopang perekonomian, sebelumnya ke arah yang lebih dalam.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 4.516- 4.714,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (16/4/2020).