Buyback Saham dan Pembagian Dividen Jadi Katalis Positif bagi Pasar Saham

Foto : Pasardana.id

Pasardana.id - Sepanjang kuartal pertama tahun ini, pasar saham Indonesia kembali mengalami tekanan yang cukup dalam akibat penyebaran virus corona yang semakin luas dan telah menyebar hingga ke Indonesia.

Menyikapi hal tersebut, Bahana Sekuritas menilai, sebenarnya kekhawatiran investor terhadap penyebaran covid-19 di dalam negeri cukup berlebihan, karena pemerintah telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mencegah penyebarannya.

Langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah pun telah mendapat respon positif dari investor beberapa hari pasca diumumkannya 2 korban yang terkena virus corona.

Beberapa investor asing kembali masuk ke pasar saham meski lebih selektif memilih saham-saham sektoral, mengingat harga saham yang sudah cukup murah bila dibandingkan negara lainnya di tengah-tengah fundamental perekonomian domestik yang masih terjaga.

Analis Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi membeberkan, pasar saham domestik kembali menjadi perhatian investor setelah Federal Reserve atau yang lebih dikenal dengan The Fed secara mengejutkan memangkas suku bunga sebesar 50 basis points (bps) pada Selasa pagi waktu setempat.

Ini adalah pemotongan suku bunga terbesar yang dilakukan The Fed setelah pada 2008, bank sentral Amerika ini pernah memangkas suku bunga acuan langsung sebesar 75 bps untuk memberikan stimulus bagi perekonomian.

‘’Ada investor yang menilai langkah The Fed ini cukup berlebihan, yang mencerminkan perlambatan ekonomi akan lebih dalam dari perkiraan semula, karena anti virus untuk Covid-19 belum ditemukan, sehingga Amerika menilai perlu dilakukan stimulus untuk mengurangi ketidakpastian meski bersifat sementara,’’ papar Muhammad Wafi, seperti dilasir dalam siaran pers, Senin (9/3).

Dengan kondisi ini, lanjutnya, sebenarnya pasar saham Indonesia diuntungkan karena valuasi harga saham relatif semakin murah.

Belum lagi, rencana sejumlah perusahaan untuk membagikan dividen atas kinerja sepanjang tahun lalu.

Dengan melihat beberapa indikator perekonomian, sepanjang tahun ini aktivitas perekonomian diperkirakan masih belum pulih dan bahkan pada kuartal pertama, perekonomian domestik diperkirakan lebih lambat akibat serbuan covid-19 yang mengganggu kinerja ekspor dan investasi.

Lebih lanjut, menurut Wafi, hal itu akan mendorong sejumlah emiten menahan diri untuk melakukan ekspansi bisnis yang akan berpengaruh terhadap kebutuhan belanja modal yang tidak terlalu besar.

"Sehingga, membagikan dividen dengan porsi yang lebih besar menjadi pilihan emiten daripada menahan laba dan menjadikannya sebagai dana idle," jelas Wafi.

Sejumlah emiten yang cukup rajin membagikan dividen dengan porsi yang cukup besar, diantaranya: PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Semen Indonesia (SMGR), PT Bukit Asam (PTBA), PT Jasa Marga (JSMR), Perusahaan Gas Negara (PGAS).

Dan, dengan adanya serbuan covid -19, saham PT Kalbe Farma (KLBF) dan PT Unilever Indonesia (UNVR) serta PT Indofood CBP Sukses Makmur akan diuntungkan.

‘’Beberapa perusahaan juga tengah mengkaji rencana untuk melakukan buyback saham di tengah-tengah koreksi yang terjadi saat ini, tentunya ini menjadi sinyal positif untuk menjaga harga saham emiten,’’ ungkap Wafi.

Lebih lanjut Wafi menegaskan, secara fundamental tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan dari sisi domestik, karena hingga saat ini, suspect corona di Indonesia jumlahnya terbatas dan pemerintah sudah melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menjaga sisi suplai dan demand terhadap kebutuhan bahan pokok, sehingga inflasi dapat tetap terjaga.

Dengan melihat berbagai faktor di atas, Bahana memperkirakan, pergerakan IHSG pada pekan ini masih akan tertekan mengikuti sentimen negatif yang datang dari luar, dengan rentang pergerakan indeks dikisaran 5.113 – 5.350.