AMOR Kembali Akan Tebar Dividen Rp25 Per Saham

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (IDX: AMOR) kembali akan membagikan dividen sebesar Rp25 per saham kepada pemodal yang tercantum dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada penutupan bursa tanggal 24 November 2023, atau cum dividen pasar negosiasi dan pasar reguler.

Sedangkan cum dividen pasar tunai akan jatuh pada penutupan bursa tanggal 28 November 2023.

Emiten jasa pengelola investasi itu akan mengirim dividen tunai dengan total nilai Rp55,338 miliar ke Rekening Dana Nasabah (RDN) investor pada tanggal 4 November 2023.

Rencana itu buah dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku yang berakhir 30 Juni 2023, pada tanggal 16 November 2023.

Sebelumnya, AMOR telah membagikan dividen interim  Rp35,408 miliar atau Rp16 per saham atau pada tanggal 25 Februari 2023.

Dengan demikian, total dividen tahun buku 2022 yang berakhir Juni 2023 mencapai Rp41 per lembar saham atau total nilainya mencapai Rp90,746 miliar.

Artinya, rasio pembayaran dividen atau dividen pay out ratio mencapai 98,02 persen dari laba bersih tahun buku 2022 yang berakhir 30 Juni 2023 sebesar Rp92,577 miliar dan saldo laba 61,395 miliar.

Dalam RUPST tersebut juga disetujui rencana pembelian kembali atau buy back saham perseroan beredar di publik mulai tanggal 17 November 2023 hingga 16 Mei 2025.

AMOR telah menyiapkan dana sebesar Rp2,5 miliar untuk membeli sebanyak-banyaknya 2,5 juta lembar atau 0,1 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Dijelaskan, saham hasil buy back tersebut guna pelaksanaan  program kepemilikan saham oleh manajemen dan karyawan yang akan dilaksanakan masa depan.

“Tujuannya memberikan insentif dan penghargaan kepada karyawan yang memiliki peranan penting dan berkinerja baik. Pada gilirannya akan meningkatkan motivasi karyawan,” tulis manajemen AMOR.

Perseroan berpendapat, aksi korporasi ini tidak berdampak negatif terhadap penurunan pendapatan dan mempengaruhi secara negative terhadap pembiayaan kegiatan operasional.

Pasalnya, dana yang akan digunakan untuk buy back saham perseroan tidak material.

Selain itu nilai pembelian kembali saham ini tidak berdampak pada perfoma laba per saham.