ANALIS MARKET (20/3/2020) : Pasar Obligasi Diproyeksi Kembali Melemah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi pada akhirnya melewati harga yang terdalam dari seri obligasi acuan 5y, 10y, 15y, dan 20y.

Tidak hanya itu saja, imbal hasil obligasi 10y, pada akhirnya berhasil melewati 8%, yang dimana kemarin ditutup di 8.06%.

Tentu hal ini memberikan indikasi bahwa pasar obligasi pada akhirnya sudah memasuki fase valuasi yang kita dapat katakan murah.

Oleh sebab itu, sekarang waktunya bersabar sedikit lagi untuk mendapatkan harga obligasi yang paling rendah. Ini belum waktunya, tapi tidak ada salahnya untuk bersiap.

Pemangkasan tingkat suku bunga sebanyak 25 bps, memang sesuatu yang membuat pasar obligasi bergairah, seharusnya demikian. Namun, ternyata nasib dan takdir berkata lain, alih alih terangkat, malah justru pasar obligasi terperosok lebih dalam.

“Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku pasar dan investor sudah mulai focus terhadap kebutuhan likuiditas jangka pendek. Sehingga pasar obligasi dianggap sudah tidak tidak menarik lagi,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (20/3/2020).

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Jumat (20/3) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah. 

Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;

1.EROPA BERAKSI KEMBALI

Bank Sentral Eropa akan meluncurkan program pembelian asset sementara sector swasta dan public untuk melawan resiko perlambatan ekonomi yang diakibatkan oleh wabah virus corona dengan mekanisme transmisi kebijakan moneter dan prospek kawasan Eropa. Yang akan dilakukan oleh bank Sentral Eropa adalah sebagai berikut; 1. Program Pembelian Darurat Pandemi akan memiliki nilai € 750 miliar atau $815 miliar. Pembelian akan dilakukan hingga akhir tahun 2020 dan akan mencakup semua kategori asset yang memenuhi persyaratan. 2. Pembelian akan dilakukan dengan durasi waktu yang fleksibel yang memungkinkan fluktuasi dari waktu ke waktu. 3. Pembelian berdasarkan PEPP termasuk hutang Yunani di dalamnya. 4. Dewan Pengatur akan menghentikan pembelian asset apabila fase krisis virus corona telah berakhir. 5. Bank Sentral akan mengurangi standar jaminan dengan menyesuaikan parameter resiko utama. Tentunya kami berharap bahwa ini semua dapat mendorong pelemahan ekonomi yang terjadi di Eropa saat ini.

2.MNUCHIN VERSI DETAIL

Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada hari Kamis mengatakan bahwa Pemerintah berencana untuk mengirimkan uang bantuan sebagai bagian dari paket stimulus yang dilakukan untuk menangani wabah virus corona. Saat ini dirinya tengah membahas rencana tersebut dengan para pemimpin kongres dari kedua belah pihak, dan akan mengirimkan pembayaran sejumlah $500 miliar ke masyarakat Amerika. Uang tersebut akan dibagi menjadi 2 yaitu $1.000 per orang dan $500 per anak. Jadi apabila ada keluarga 4 orang, maka mereka akan mendapatkan sekitar $3.000. Begitu Kongress setuju rencana tersebut, maka dana ini akan keluar dalam kurun waktu 3 minggu, jika dalam 6 minggu kemudian Presiden masih memberlakukan situasi dan kondisi darurat nasional, maka kami akan mengirimkan kembali $3.000. Namun tampaknya rencana Pemerintah itu akan menghadapi tantangan di Capitol hill. Chuck Schumer mengatakan bahwa pengiriman cek satu atau dua kali tidak akan cukup untuk mendukung orang yang kehilangan pekerjaan. Sejauh mata memandang, Presiden telah menandatangani Undang Undang tagihan $8.3 miliar, dan hari Rabu Minggu ini Trump menandatangani paket tambahan senilai $ 100 miliar. Well, mari kita lihat sejauh mana Trmp akan mampu untuk memberikan stimulus kepada masyarakat Amerika untuk menjaga mereka dibawah tekanan akan virus corona yang semakin merajalela.

3.AUSTRALIA QUANTITATIVE EASING

Bank Sentral Australia akan bergabung dengan beberapa Bank Sentral lainnya untuk mulai masuk ke dalam obligasi pemerintah untuk menurunkan imbal hasil, setelah sebelumnya Bank Sentral Australia mulai terlihat kehabisan amunisi terkait dengan kebijakan kebijakan yang akan diambil. Gubernur Bank Cadangan Philip Lowe mengatakan bahwa dirinya berjanji akan terus membeli sejumlah efek Pemerintah untuk menjaga imbal hasil untuk tetap rendah. Bank Sentral Australia akan menjaga imbal hasil obligasi Pemerintah 3y pada 0.25%. Lowe juga akan memnagkas tingkat uang tunai hingga 0.25%, sebuah level yang dirasa sebagai batas bawah. Ekonomi Australia terlihat sedang menuju resesi pertama sejak tahun 1991, yang dimana investor dari seluruh dunia melakukan capital outflow saat ini. Bank Sentral Australia juga telah mengumumkan bahwa mereka akan memberikan fasilitas pendanaan berjangka setidaknya sebesar $50 miliar untuk system perbankan dengan tujuan untuk mendukung kredit usaha kecil dan menengah.

4.REVISI

Gubernur BI dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang dilakukan kemari siang mengatakan merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020, baik global maupun nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan di bawah 5%. Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5-5,4% menjadi 4,2- 4,6%. Selanjutnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global juga diturunkan dari 3% menjadi 2,5%. Proyeksi tersebut dampak dari Covid-19 yang memberikan ketidakpastian dan tekanan pasar keuangan dan perekonomian global. Gubernur BI juga mengungkapkan COVID-19 juga memberikan tantangan bagi kita di Indonesia. Melambatnya prospek lemahnya ekonomi dunia menurunkan prospek ekspor Indonesia, ekspor jasa terutama pariwisata diperkirakan menurun karena terhambatnya mobilitas antar negara, investasi non-bangunan berisiko melambat karena terganggunya mata rantai produksi termasuk kebutuhan impor.

5.BANK INDONESIA

Ditengah tekanan pasar keuangan dan ekonomi yang membuat ketidakpastian akibat penyebaran wabah virus corona yang sedang terjadi di berbagai negara termasuk di Indonesia, bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia mengambil kebijakan moneter dalam pemangkasan suku bunga acuanya. Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI), Gubernur BI mengatakan BI memutuskan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%. Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan suku bunga acuannya BI 7 Days Repo Rate ditahan di posisi 4,5% dari sebelumnya 4,75% sedangkan Deposit facility turun 25 bps jadi 3,75% dan suku bunga lending facility turun 25 bps menjadi 5.25%. Selanjutnya menngatakan kebijakan tersebut telah disesuaikan dengan kondisi ekonomi global dan domestik terutama berkaitan dengan dampak penyebaran virus corona terhadap perekonomian dunia dan Indonesia. Pemangkasan ini sebagai upaya BI untuk terus memastikan kecukupan likuiditas di pasar baik likuiditas dalam rupiah maupun likuiditas valas. Kami memandang langkah kebijakan moneter Bank Indonesia tersebut sebagai upaya meminimalisir risiko perlambatan ekonomi dan mencegah resesi ekonomi domestik akibat dampak dari penyebaran virus corona sekaligus mendorong keyakinan pasar terhadap ekonomi Indoensia.

“Kami merekomendasikan jual hari ini,” sebut analis Pilarmas.