ANALIS MARKET (10/3/2020) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah dan Ditradingkan Pada Level 5.058 – 5.074
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Senin 09/03/2020 kemarin, IHSG ditutup melemah 361 poin atau 6,58% menjadi 5.136. Sektor aneka industri, agrikultur, industri dasar, infrastruktur, keuangan, barang konsumsi, pertambangan, dan properti bergerak melemah dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar 220.2 milyar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;
1.TENGGELAM
Pada akhirnya, sama seperti dengan wilayah Asia, Dow Jones merosot lebih dari 2.000 poin pada hari Senin kemarin yang dimana merupakan penurunan terburuk sejak 2008, dan permasalahannya masih sama, yaitu kekhawatiran mengenai wabah virus corona dan perang harga minyak yang membuat investor keluar dari pasar saham. Dow Jones turun 2.013 poin atau -7.79%, Dow Jones ditutup di 23.851 atau penurunan yang terdalam sejak October 2008. S&P 500 ambyar -7.6% ke 2.746, terdalam sejak December 2008. Aksi jual besar besaran membuat pasar dihentikan selama 15 menit pada pukul 9.49 am waktu setempat. Sejauh ini para pelaku pasar dan investor terus mencari safe haven asset ditengah kekhawatiran bahwa virus corona akan menggangu rantai pasokan global dan mendorong perekonomian menuju resesi. Tidak hanya itu saja, imbal hasil US Treasury pada akhirnya berhasil menyentuh dibawah 0.5% untuk pertama kalinya, sementara US Treasury 30 tahun berada di bawah 1%. Gagalnya pembicaraan OPEC membuat potensi akan adanya perang harga dari sisi penawaran, yang membuat harga minyak cenderung terkoreksi dalam. Brent turun sebanyak 25% menjadi $34.44 per barel setelah sebelumnya turun 30%. WTI turun sebanyak 24% menjadi $31.13 per barel. Donald Trump sempat mengatakan bahwa Saudi Arabia dan Rusia sedang beragumen mengenai harga, dan itu merupakan berita bohong yang membuat pasar menjadi jatuh. Dari sisi virus corona itu sendiri hingga per hari Senin kemarin telah meningkat sebanyak 111.000 dengan sedikitnya 3.800 kematian terjadi di seluruh dunia. Hal ini yang membuat New York, California, dan Oregon telah menyatakan keadaan darurat. Pada akhirnya emas mengalami kenaikkan harga dan sudah melewati $1.700 per ounce, yang dimana harga emas tersebut merupakan level tertinggi sejak Desember 2012. Stimulus terus dilakukan oleh Trump untuk menjaga perekonomian Amerika yang dimana kemarin dirinya sudah menandatangani anggaran RUU untuk membantu penelitan medis senilai $8.3 miliar. Saat ini para pelaku pasar mengharapkan tingkat suku bunga The Fed turun, marilah kita lihat apa yang akan terjadi pada pertemuan FOMC meeting berikutnya.
2.BAGAIMANA DENGAN INDONESIA?
Setelah mengalami kejatuhan yang cukup dalam, dan untungnya kejatuhan tersebut kita tidak sendirian, membuat para otoritas bertindak cepat. Bank Sentral Indonesia tengah berusaha untuk meningkatkan upaya untuk melindungi perekonomian dari penurunan harga minyak yang membuat gelombang baru ketidakpastian bagi pasar yang telah sebelumnya juga sudah tertekan. Gubernur Bank Indonesia mengatakan bahwa komitmen kami adalah menstabilkan pasar. Atas dasar hal inilah Bank Sentral akan terus mengintensifkan intervensinya dalam mata uang spot dan dalam pembelian obligasi. Turunnya harga minyak membuat harga saham, obligasi, dan mata uang ditutup melemah. IHSG telah ditutup melemah sebesar 6.58%, dan imbal hasil obligasi Pemerintah 10y telah kembali berada di 7%. Bank Sentral Indonesia terus melakukan komunikasi yang erat antara Pemerintah dengan Otoritas Jasa Keuangan. Bank Indonesia telah membeli obligasi Pemerintah senilai IDR 4T kemarin. Tidak hanya itu saja, Current Account Deficit terus melebar dan diperkirakan akan menjadi 2.2% hingga 2.5% dari GDP tahun ini. Pemerintah padahal sebelumnya telah menetapkan target deficit berada di 1.76% tahun ini. Sri Mulyani mengatakan bahwa kehawatiran akan virus Corona menyebabkan koreksi yang sangat tajam dalam situasi keuangan saat ini. Kita harus mengantisipasi dan menilai dampaknya pada Lembaga keuangan, pencairan kredit, dan ketahanan industry dalam menghadapi stress test. Wabah yang terjadi di Indonesia pun terus berkembang karena pada hari Senin kemarin, telah dilaporkan bahwa telah terjadi 13 kasus virus corona baru sehingga total yang terinfeksi menjadi 19. Inipun merupakan salah satu yang kami khawatirkan bahwa penyebaran virus tersebut meluas. Karena hal ini membuat situasi dan kondisi akan semakin sulit untuk saat ini. Makin meluasnya penyebaran virus corona, dalam rapat terbatas Presiden Joko Widodo , menyampaikan kepada jajaran menterinya untuk menghitung dampak lanjutan dari virus korona (COVID-19) dan meminta agar mengantisipasi pengaruh tekanan COVID-19 yang ada saat ini pada tahun 2021 mendatang, Langkah mitigasi yang kita kerjakan di 2020 harus diperkuat lagi untuk di 2021. Rancangan kebijakan tersebut didorong untuk mampu memperkuat ekonomi global. Kebijakan itu juga harus mampu bertahan dari gejolak ekonomi global. Tahun 2020 ini, COVID-19 menjadi tekanan yang besar bagi ekonomi Indonesia. Guna menjaga pertumbuhan ekonomi, sejumlah insentif pun disiapkan. Tentu cukup menarik insentif macam apa yang akan diberikan oleh Pemerintah untuk menopang pertumbuhan ekonomi, selain tentunya pemangkasan tingkat suku bunga.
3.YAAA TURUN DEH
Dengan adanya epidemi virus corona, Moody’s memberikan pandangan akan dampak penyebaran virus tersebut yang berpotensi terhadap pertumbuhan ekonomi yang dikhawatirkan memicu resesi. Dalam kajiannya Moody’s merivisi pertumbuhan ekonomi pada negara-negara G20, Moody’s memprediksi pertumbuhan ekonomi turun 0,3% menjadi 2,1% di tahun 2020. Hal ini berdasarkan permintaan yang lemah, harga komoditas dan harga minyak akan tetap fluktuatif cenderung melemah dan jumlah konsumsi yang berkurang secara berkelanjutan ditambah penutupan bisnis yang sangat panjang. Dampak jangka panjang akan mengganggu pendapatan dan mendorong PHK.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 5.058 – 5.074,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (10/3/2020).

