ANALIS MARKET (07/2/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis 06/02/2020 kemarin, IHSG ditutup menguat 8 poin atau 0,14% menjadi 5.987. Sektor agrikultur, aneka industri, dan properti bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar 294 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;
1.SEBUAH TELADAN DARI CHINA
Pasca kesepakatan dagang fase pertama AS-China, dari South China Morning Post, suatu pertanda bahwa Beijing sedang mengimplementasikan kesepakatan fase satu dengan Amerika Serikat meskipun terjadi wabah virus corona di negaranya. China mengumumkan bahwa mereka akan memangkas tarif tambahan atas produk Amerika senilai US$ 75 miliar. Tarif pembalasan pada beberapa barang Amerika akan dipotong dari 10% menjadi 5%, dan dari 5% menjadi 2.5%. Penyesuaian tersebut akan berlaku dari pukul 13.01 pada tanggal 14 February 2020. Tidak hanya itu saja, bea masuk minyak mentah dari Amerika juga akan berkurang dari sebelumnya 5% menjadi 2.5,%, dan tarif kedelai akan dipangkas 2.5%. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari keputusan Amerika pada bulan January lalu untuk membagi 2 tarif pada 14 February untuk $120 miliar barang dari China dari sebelumnya 15% menjadi 7.5%. China menambahkan bahwa mereka berharap dapat bekerja sama dengan Washington untuk sepenuhnya menghilangkan semua kenaikkan tarif. Pemerintah China dalam pernyataan resminya dimana kedua belah pihak dapat mengikuti apa yang telah disepakati dalam kesepakatan dan melakukan upaya untuk mengimplementasikan bagian-bagian yang relevan dari kesepakatan untuk meningkatkan kepercayaan pasar, untuk mempromosikan hubungan bilateral, dan untuk membantu pertumbuhan ekonomi dunia. Tentu saja sontak setelah berita ini keluar, saham saham yang berada di China mengalami kenaikkan lebih dari 2%, begitupun dengan saham yang berada di Jepang yang naik hampir 3%. Tentu saja perkembangan ini merupakan sesuatu yang diluar dugaan karena tanpa kita sadari, ternyata China terus bergerak maju untuk menuju fase kedua dari perdagangan. Pada kesempatan lainnya juga, Steven Mnuchni juga mengatakan bahwa fase kedua dari perjanjian antara Amerika dan China akan terfokus kepada keringanan tarif. Steven mengatakan bahwa fase kedua mungkin saja akan ada fase 2A, 2B, dan 2C, namun ini hanya sebuah perkiraan saja. Kesepakatan pertama lebih kepada mengatasi kekhawatiran Amerika terhadap Perusahaan yang melakukan bisnis di China terkait dengan indikasi untuk berbagi mengenai teknologi utama dari Amerika terhadap China sebagai imbalan dari pemberian akses pasar terhadap Amerika. Terkadang pula, Perusahaan Amerika sering dipaksa untuk berbagi rahasia melalui cara backdoor atau usaha patungan. Dan fase kedua dari kesepakatan mungkin akan membahas lebih banyak mengenai keringan tarif.
2.BANK SENTRAL INDIA
Pada akhirnya Bank Sentral India tidak mengubah tingkat suku bunganya pada Rapat Dewan Gubernur yang terjadi kemarin. Bank Sentral India mengatakan bahwa kenaikkan inflasi akan tetap berada sesuai rencana yang akan meningkat hingga bulan Maret, namun tidak berarti hal itu merupakan sebuah akhir dari penurunan tingkat suku bunga. Sikap untuk menurunkan tingkat suku bunga tetap merupakan sebuah kebijakan yang akomodatif karena Bank Sentral India mengkhawatirkan bahwa kegiatan ekonomi terus melemah. Keputusan tersebut diambil dengan suara bulat oleh 6 anggota yang hadir untuk memutuskan akan tetap bertahan dengan menahan tingkat suku bunga selama yang diperlukan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, sembari mengawasi bahwa inflasi masih sesuai dengan target atau tidak. Bank Sentral India sendiri memproyeksikan bahwa hingga bulan June hingga September, inflasi akan berubah dari sebelumnya 3.8% - 4% menjadi 5% - 5.4%. Pertumbuhan GDP untuk periode 2020 – 2021 akan berada di 6%. Bank Sentral India juga akan terus mengambil langkah langkah untuk memacu pertumbuhan kredit dalam perekonomian, salah satunya adalah dengan cara menghapus persyaratan wajib bagi Bank yang dimana mereka diharuskan untuk menyisihkan uang tunai sebesar 4% untuk setiap pinjaman baru yang telah diperpanjang untuk pembelian mobil, rumah, dan usaha kecil. Tentu ini merupakan salah satu cara Bank Sentral India untuk mendorong perekonomian melalui stimulus kredit.
3.ECB BERSUARA
Euro Central Bank (ECB) mengungkapkan wabah virus corona sebagai hal baru akan ketidakpastian ekonomi dan mengingatkan untuk tidak menganggap hal biasa penyebaran virus corona karena wabah corona merupakan lapisan baru ketidakpastian untuk ekonomi Eropa maupun ekonomi global. Gubernur ECB Christine Lagarde menempatkan risiko penyebaran penyakit corona ini pada tingkat yang sama dengan risiko global lain seperti perang dagang dan konflik geopolitik.
4.OMNIBUS LAW SIAP BERANGKAT!
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sudah memberikan draf RUU omnibus law perpajakan, naskah akademik, dan surat presiden ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sembilan undang-undang dalam RUU omnibus law perpajakan tersebut UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), UU Pajak Penghasilan (PPh),UU Pajak Pertambahan Nilai (PPN), UU Kepabeanan, UU Cukai, UU Informasi dan Transaksi Elektronik, UU Penanaman Modal, UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD), UU Pemerintah Daerah. RUU omnibus law perpajakan merupakan serangkaian kebijakan pemerintah yang dapat memperkuat perekonomian nasional melalui peningkatan pendanaan investasi dalam dan luar negeri.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 5.945 -6.035. Semoga sesuatu terjadi hari ini sehingga IHSG memiliki keyakinan yang lebih kuat untuk bisa menyentuh level diatas 6.000," sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (07/2/2020).

