ANALIS MARKET (11/2/2020) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah Terbatas dan Ditradingkan Pada Level 5.972 - 6.018

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Pada perdagangan hari Senin 10/02/2020, IHSG ditutup melemah 47 poin atau 0,79% menjadi 5.952. Sektor agrikultur, aneka industri, industri dasar, perdagangan, pertambangan, properti, dan barang konsumsi bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar 330.4 miliar rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;

1.KEKHAWATIRAN MENINGKAT

Para ilmuwan mulai merasa khawatir mengenai korona virus yang mungkin bisa berevolusi menjadi sesuatu yang lebih buruk daripada flu. Ian Lipkin menjelaskan bahwa korona merupakan virus yang baru, dan sejauh ini kami tidak tahu banyak hal tentang itu, oleh karena itu kami semua khawatir dan segera memastikan bahwa virus tersebut tidak berkembang menjadi sesuatu yang lebih buruk. Lipkin merupakan seseorang yang dulu pernah bekerja pada wabah SARS 2003 silam, dan mengatakan bahwa memang benar bahwa flu musiman berpotensi menimbulkan masalah. Sejauh ini dirinya tidak mengetahui tentang bagaimana cara mereka menularkannya, dan belum memiliki test diagnostic yang akurat, sehingga pertumbuhan penyakit korona ini tidak ada yang benar benar mengetahui kemana arahnya. Lipkin menambahkan bahwa tingkat kematian virus corona pada akhirnya akan kurang dari 1%. Sejauh ini angka tersebut masih merupakan sebuah spekulasi, namun test anitbodi harus tetap dilanjutkan, sehingga dapat diketahui siapa saja yang mungkin telah terinfeksi. Meskipun situasi dan kondisi kian memprihatinkan, Pemerintah China pada akhirnya telah membuat mobile apps untuk melacak manusia dan akan mengingatkan mereka apabila mereka telah melakukan kontak dengan seseorang yang telah terinfeksi. User akan memindai kode QR pada aplikasi social messaging yang dikeluarkan serta menyerahkan nama, nomor telepon, dan nomor iD yang telah dikeluarkan Pemerintah untuk meminta informasi tentang apakah mereka telah melakukan kontak dengan siapapun yang telah terinfeksi oleh virus. Sejauh ini Komisi Kesehatan Nasional China mendefinisikan applikasi tersebut sebagai sebagai salah satu applikasi untuk mengetahui dengan siapa saja seseorang terinfeksi. Setelah itu user memasukkan nama dan nomor ID mereka, applikasi akan segera memberi tahu mereka apakah mereka pernah berhubungan dengan seseorang yang sebelumnya sudah terinfeksi atau belum. Ini merupakan salah satu upaya China untuk menggunakan pengawasan yang lebih luas terhadap masyarakat China. Hingga hari ini, Corona virus telah menginfeksi lebih dari 40.000 dan telah menewaskan lebih dari 900 orang.

2.INFLASI CHINA

Biro Statistik China merilis data inflasi, dimana indeks harga konsumen (CPI) naik 5,4% dari bulan sebelumnya sebesar 4,5%. Meningkatnya Inflasi tersebut didasari karena harga makanan secara keseluruhan melonjak 4,4% bulan ke bulan yang mengangkat indeks sebesar 0,96 poin persentase. Akibatnya, harga daging babi juga melonjak 116%. Tingginya inflasi ini juga dipengaruhi oleh banyaknya permintaan selama tahun baru imlek yang ditambah adanya wabah virus corona yang telah menumbangkan aktivitas ekonomi China. Dampak penyebaran epidemic virus corona memberikan perubahan pola permintaan dan penawaran di China. Harga kemungkinan akan terus meningkat karena pasokan yang lemah, dan China kemungkinan akan mengekspor tekanan inflasi global karena permintaan akan turun lebih cepat daripada pasokan China.

3.INDONESIA & JEPANG, DUILEEE

Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan perusahaan asal Jepang untuk mengembangkan produk bubur kertas dan pulp dari limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit. Upaya strategis ini direalisasikan oleh Balai Besar Pulp dan Kertas bersama konsorsium PIC Co., Ltd dan Taizen Co., Ltd, yang bergerak di bidang manufaktur serta penjualan mesin industi pulp dan kertas, sinergi ini dilakukan melalui program Japan International Cooperation Agency (JICA). Secara mekanis, teknologi yang digunakan dari Taizen Co., Ltd, di mana limbah Kelapa Sawit tersebut bisa dijadikan sebagai bahan baku untuk industri kertas dan karton. Kami melihat sinergi tersebut dapat berdampak pada kinerja emiten pulp dan sawit dimana kedua perusahaan dapat menjalin hubungan bisnis sehingga mampu memberikan manfaat pada masing – masing industry. Menurut data BPS, pada tahun 2019 industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman menyumbang 3,95% terhadap industri pengolahan nonmigas dengan pertumbuhan sebesar 8,14%. Kebutuhan kertas saat ini didominasi untuk packaging. Salah satunya diserap oleh industri kertas kemas, yakni berupa kertas medium dan liner untuk memproduksi kotak karton kemasan.

4.CURRENT ACCOUNT DEFICIT

Kinerja CAD sejauh ini masih ditopang oleh penurunan impor non migas ditengah kinerja ekspor nonmigas yang belum kuat. Namun disisi lain, deficit neraca perdagangan migas masih terus meningkat sejalan dengan naiknya impor minyak untuk memenuhi tingginya permintaan di akhir tahun. Sejauh ini deficit tetap terkendali, sehingga masih menopang ketahanan sector eksternal Indonesia ujar Direktor Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia. Meskipun Current Account Deficit mengalami pelebaran, Bank Indonesia mencatat bahwa Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal 4-2019 masih akan mencatatkan surplus US$4.3 miliar setelah sebelumnya mengaalmi deficit US$46 juta pada kuartal sebelumnya. Surplus tersebut merupakan transaksi modal dan finansial yang disebabkan oleh masih derasnya arus masuk investasi portfolio dari penerbitan obligasi global baik Pemerintah maupun Koperasi. Sejauh ini hal ini masih memberikan indikasi bahwa kepercayaan investor terhadap prsopek perekonomian Indonesia masih sangat positif.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan ditradingkan pada level 5.972-6.018,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (11/2/2020).