ANALIS MARKET (22/12/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kembali mengalami penurunan, meskipun masih dalam rentang terbatas.

Penurunan secara harga ini membuat imbal hasil obligasi 10y kembali berada di atas 6%, namun tentu harapannya adalah bahwa penurunan ini merupakan sebuah bekal untuk mengalami kenaikkan.

Tidak ada yang selamanya naik, tidak ada yang selamanya turun. Bagaikan kehidupan, segalanya tentu ada waktunya, begitu pun dengan obligasi.

Kami melihat peluang obligasi untuk mengalami kenaikkan masih terbuka lebar, tinggal kita kembalikan dari sisi pasar obligasi apakah penurunan ini menembus batas support atau tidak.

Apabila menembus batas support, ada indikasi justru pasar obligasi akan kembali mengalami penurunan.

Penurunan ini masih sesuatu yang baru, sehingga masih dibutuhkan beberapa persentase lagi untuk berada dalam support terendahnya sebelum mengalami kenaikkan kembali.

Cerita menarik justru datang dari pemerintah Jepang yang tengah memberikan dukungan untuk mendorong perekonomiannya dengan memberikan stimulus fiscal terbesar yang pernah ada.

Selain untuk menopang perekonomian, tentu hal tersebut digunakan untuk mengimbangi kebijakan moneter yang sudah habis habisan dilonggarkan.

Kami berharap pelonggaran tersebut tidak membuat celana investor semakin melorot, karena apabila pelonggaran yang sudah diberikan oleh pemerintah Jepang masih belum mampu mendorong perekonomian Jepang, maka besar kemungkinan perekonomian terbesar ke 3 di Asia ini akan mengalami kesulitan kedepannya.

Meskipun demikian, harapan masih ada, namun jangan sampai menjadi sia sia. Tidak hanya itu saja, dengan gelontoran stimulus jumbo, tentu mau tidak mau membuat pemerintah Jepang harus menerbitkan surat hutang.

Hal ini semakin menambah semarak penerbitan obligasi pada masing masing negara tahun depan, karena tentu saja penerbitan tersebut membuat nilai kupon semakin kompetitif.

Semakin kompetitif, berarti harus memberikan kupon yang cukup tinggi terkait hal tersebut untuk menjaga daya tarik.

Apakah penerbitan obligasi dari Jepang mampu mempengaruhi demand untuk obligasi Indonesia?

Tentu dengan sangat bangga boleh di bilang, Indonesia masih belum membutuhkan penerbitan surat hutang secara mendesak, karena ada Super Bank, maksud kami Bank Indonesia yang siap menopang kebutuhan pendanaan dari Indonesia.

Kalaupun ada penerbitan obligasi, tentu dengan rating yang dimiliki Indonesia dan prospek bisnis yang menjanjikan, kami rasa tidak akan sulit bagi Indonesia untuk mencari daya serap bagi penerbitan hutangnya karena mampu memberikan kupon yang manis, bahkan lebih manis daripada gula.

Menjelang hari libur pekan ini, kami melihat pasar mungkin tidak akan bergerak terlalu banyak seperti kemarin selain tentunya tidak banyak yang dapat dilakukan.

Rebalancing portfolio pun sudah dilakukan sedari minggu ke 2 dan ke 3 kemarin, sehingga pekan ini lebih banyak melihat pergerakan pasar.

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Selasa (22/12) pagi ini, pasar obligasi akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.

“Kami merekomendasikan jual,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (22/12/2020).

Adapun cerita di hari Selasa ini akan kita awali dari;

1.DARI KONGRES UNTUK AMERIKA

Akhirnya, sebuah kesepakatan tercapai! Para pemimpin Kongres mencapai sebuah kesepakatan tentang paket stimulus yang nilainya mencapai $900 miliar untuk mendorong dan menopang perekonomian Amerika ditengah tekanan yang timbul akibat wabah virus corona. Hal ini mendorong Kongres untuk memberikan stimulus terbesar kedua dalam sejarah untuk menyelamatkan ekonomi Amerika. Mitch McConnell, Nancy Pelosi dan Chuck Schumer memberikan pengumuman akan kesepakatan tersebut kemarin yang dimana dalam pengumuman tersebut disampaikan bahwa mereka memiliki rencana untuk memberikan bantuan langsung tunai sebesar $600 kepada masyarakat Amerika untuk per orang dewasa, dan $600 per anak juga akan diberikan. $300 per minggu sebagai bentuk tunjangan pengangguran yang akan diberikan hingga Maret 2021 mendatang. Tidak hanya itu saja, $284 miliar akan disiapkan untuk Program Perlindungan Gaji agar dapat memberikan pinjaman yang akan digunakan untuk usaha skala kecil ditambah dengan dukungan didalamnya senilai $20 miliar untuk hibah usaha kecil dan $15 miliar untuk live event. Paket tersebut termasuk uang transportasi, maskapai penerbangan, distribusi vaksin, bantuan untuk sekolah dan universitas, dan makanan. Negosiator sejauh ini masih belum dapat mengatasi perbedaan terkait dengan pemberian bantuan kepada pemerintah negara bagian dan daerah yang diminta oleh Nancy Pelosi. Rencananya bantuan tersebut akan dimasukkan dalam anggaran senilai $1.4 triliun yang akan mendanai pemerintah federal hingga akhir tahun fiscal pada 30 September 2021. Kemarin pada akhirnya Presiden Trump juga sudah menandatangani bantuan tersebut agar dapat segera diberikan kepada masyarakat Amerika. Nancy dan Schumer boleh bernafas lega pada akhirnya mereka bisa memberikan anggaran tersebut, meskipun beberapa hal, mereka kecewa karena beberapa point yang dibahas tidak dapat dimenangkan. Schumer menegaskan bahwa stimulus tersebut jauh dari sempurna, dan mungkin stimulus tersebut tidak akan kami berikan apabila Demokrat memiliki mayoritas di Senat. Namun stimulus ini merupakan salah satu bantuan yang dapat diberikan kepada masyarakat Amerika untuk dapat menopang kehidupan mereka dalam mengatasi wabah virus corona. Kami akan berusaha untuk melakukan dan berbuat lebih banyak. Sejauh ini dengan pemberian stimulus tersebut yang senilai $900 miliar sudah mengambil porsi sebesar 2% - 3% dari total GDP, yang tentu harapannya adalah bantuan tersebut dapat memberikan penahan sementara hingga Biden dan kabinetnya dilantik. Biden juga cukup senang dengan keputusan tersebut, dirinya mengatakan bahwa kesepakatan tersebut merupakan awal yang sangat penting, dan bantuan tambahan kemungkinan akan berada pada akhir January mendatang. Tentu stimulus ini dapat memberikan asupan kepada pasar yang tengah mengalami kegelisahan akibat mutasi virus corona yang memberikan kekhawatiran bahwa virus tersebut dapat mendorong perekonomian ke dalam lobang hitam yang sama seperti beberapa waktu yang lalu. Berikut kami berikan detail mengenai list detail paket bantuan tersebut. 1. $600 untuk masyarakat Amerika. 2. $300 per minggu sebagai bentuk tunjangan pengangguran. 3. $284 miliar untuk Program Perlindungan Gaji yang menopang bisnis skala kecil. 4. $82 miliar untuk sekolah dan universitas K-12. 5. $69 miliar untuk pengembangan vaksin dan pengujian. 6. $25 miliar sebagai bantuan dalam sewa. 7. $15 miliar untuk live event. 8. $15 miliar untuk maskapai penerbangan. 9. $14 miliar untuk transportasi umum. 10. $13 miliar untuk distribusi makanan. 11. $13 miliar untuk para petani dan peternak. 12. $10 miliar untuk perawatan anak. Dengan adanya bantuan tersebut, tentu dapat memberikan bantuan kepada 7.8 juta masyarakat Amerika yang mengalami kemiskinan sejak bulan June lalu karena stimulus paket bantuan Corona telah berakhir.

2.JEPANG MENATAP MASA DEPAN PENUH HARAPAN

Perekonomian masa depan Jepang masih memiliki harapan bagi pemerintah dan Bank Sentral Jepang yang masih berusaha untuk menjaga perekonomian agar tetap mengalami pertumbuhan. Kabinet Pemerintahan Jepang pada akhirnya menyetujui anggaran fiscal tahun depan yang berhasil memecahkan rekor yaitu $1 triliun yang dimana tentu saja hal tersebut memberikan efek yang dimana ada penambahan beban hutang yang cukup besar kepada Jepang di era Perdana Menteri Yoshihide Suga yang masih berusaha menopang perekonomian Jepang yang rusak akibat virus corona dan menjaga asa pemulihan agar dapat berjalan dengan baik. Anggaran fiscal Jepang pada tahun 2021 membutuhkan anggaran senilai 106.6 triliun yen apabila kita hitung secara keseluruhan selama 12 bulan yang akan dimulai pada bulan April. Anggaran tersebut mengalami kenaikkan sebanyak 3.8% dari anggaran tahun lalu. Ada kemungkinan nilai pembelanjaan bisa mengalami peningkatan lebih tinggi apabila ternyata ada anggaran tambahan, 3 diantara penambahan tersebut akan diberikan tahun ini yang dimana berkisar 73 triliun untuk total pengeluaran. Menteri Keuangan Taro Aso mengatakan bahwa mereka akan menyeimbangkan antara pemulihan ekonomi dengan pencegahan penyebaran wabah virus corona ditambah dengan konsolidasi fiscal. Menyeimbangkan merupakan bagian yang paling tersulit dalam menyusun anggaran. Ditengah situasi dan kondisi yang kian sulit, wabah ini membuat Jepang mau tidak mau harus menambah utang dengan menerbitkan utang baru yang dimana penerbitan tersebut justru mencapai rekor tertingginya tahun ini. IMF melihat utang public mengalai kenaikkan sebesar 266% dari GDP tahun ini dengan deficit anggaran sebesar 14.2% dari GDP. Suga akan mengumumkan stimulus tersebut yang dimana nilanya diperkirakan akan lebih dari $700 miliar sebagai anggaran tahun depan. Paket stimulus tersebut bertujuan untuk mencegah virus sambal menjaga fase pemulihan ekonomi Jepang. Belum lagi, masa transisi pemerintahan dari konvensional menjadi digital juga akan menjadi sebuah beban tersendiri bagi pemerintahan Jepang. Suga juga akan memberikan informasi untuk melakukan penangguhan sementara terkait dengan program subsidi perjalanan yang sebelumnya dirinya mempromosikan hal tersebut, namun akibat hal tersebut justru membuat ekonomi berpotensi mengalami penurunan dan masuk ke dalam resesi kembali. Dalam rincian belanja anggaran tahun depan ada sekitar 66.9 triliun yen untuk belanja umum, termasuk 35.8 triliun yen untuk jaminan social dan 5 triliun yen untuk dana cadangan untuk wabah virus corona. Tidak hanya itu saja, ada pembayaran hutang sebesar 23.8 triliun yen dan 16 triliun yen dalam bentuk bantuan terhadap pemerintah bagian dan daerah. Penerbitan obligasi juga diperkirakan akan mengalami kenaikkan menjadi 40.9% dari total pendapatan, yang dimana sebelumnya berada di level 31.7% pada tahun 2020. Kementrian Keuangan sendiri berencana untuk menawarkan obligasi pemerintah senilai 236 triliun yen pada tahun depan. Untuk detail rincian proyeksi pendapatan fiscal 2021 mendatang sebagai berikut; 54.7 trilun yen merupakan pendapatan pajak. 43.6 triliun yen dari penerbitan obligasi baru dan 5.6 triliun yen dari sumber yang lain. Hal ini akan menjadi sebuah gambaran betapa berharapnya Jepang dengan stimulusnya pada tahun depan agar dapat bertahan terkait dengan pemulihan ekonomi yang akan berlangsung karena ini akan menjadi sebuah gambaran sejauh mana Jepang dapat pulih dan bangkit dari keterpurukannya.