ANALIS MARKET (22/12/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Senin, 21/12/2020 kemarin, IHSG ditutup menguat 61 poin atau 1,0% menjadi 6,165. Sektor pertambangan, perkebunan, perdagangan, industri dasar, property, keuangan bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada perdagangan IHSG kemarin.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.DARI KONGRES UNTUK AMERIKA

Akhirnya, sebuah kesepakatan tercapai! Para pemimpin Kongres mencapai sebuah kesepakatan tentang paket stimulus yang nilainya mencapai $900 miliar untuk mendorong dan menopang perekonomian Amerika ditengah tekanan yang timbul akibat wabah virus corona. Hal ini mendorong Kongres untuk memberikan stimulus terbesar kedua dalam sejarah untuk menyelamatkan ekonomi Amerika. Mitch McConnell, Nancy Pelosi dan Chuck Schumer memberikan pengumuman akan kesepakatan tersebut kemarin yang dimana dalam pengumuman tersebut disampaikan bahwa mereka memiliki rencana untuk memberikan bantuan langsung tunai sebesar $600 kepada masyarakat Amerika untuk per orang dewasa, dan $600 per anak juga akan diberikan. $300 per minggu sebagai bentuk tunjangan pengangguran yang akan diberikan hingga Maret 2021 mendatang. Tidak hanya itu saja, $284 miliar akan disiapkan untuk Program Perlindungan Gaji agar dapat memberikan pinjaman yang akan digunakan untuk usaha skala kecil ditambah dengan dukungan didalamnya senilai $20 miliar untuk hibah usaha kecil dan $15 miliar untuk live event. Paket tersebut termasuk uang transportasi, maskapai penerbangan, distribusi vaksin, bantuan untuk sekolah dan universitas, dan makanan. Negosiator sejauh ini masih belum dapat mengatasi perbedaan terkait dengan pemberian bantuan kepada pemerintah negara bagian dan daerah yang diminta oleh Nancy Pelosi. Rencananya bantuan tersebut akan dimasukkan dalam anggaran senilai $1.4 triliun yang akan mendanai pemerintah federal hingga akhir tahun fiscal pada 30 September 2021. Kemarin pada akhirnya Presiden Trump juga sudah menandatangani bantuan tersebut agar dapat segera diberikan kepada masyarakat Amerika. Nancy dan Schumer boleh bernafas lega pada akhirnya mereka bisa memberikan anggaran tersebut, meskipun beberapa hal, mereka kecewa karena beberapa point yang dibahas tidak dapat dimenangkan. Schumer menegaskan bahwa stimulus tersebut jauh dari sempurna, dan mungkin stimulus tersebut tidak akan kami berikan apabila Demokrat memiliki mayoritas di Senat. Namun stimulus ini merupakan salah satu bantuan yang dapat diberikan kepada masyarakat Amerika untuk dapat menopang kehidupan mereka dalam mengatasi wabah virus corona. Kami akan berusaha untuk melakukan dan berbuat lebih banyak. Sejauh ini dengan pemberian stimulus tersebut yang senilai $900 miliar sudah mengambil porsi sebesar 2% - 3% dari total GDP, yang tentu harapannya adalah bantuan tersebut dapat memberikan penahan sementara hingga Biden dan kabinetnya dilantik. Biden juga cukup senang dengan keputusan tersebut, dirinya mengatakan bahwa kesepakatan tersebut merupakan awal yang sangat penting, dan bantuan tambahan kemungkinan akan berada pada akhir January mendatang. Tentu stimulus ini dapat memberikan asupan kepada pasar yang tengah mengalami kegelisahan akibat mutasi virus corona yang memberikan kekhawatiran bahwa virus tersebut dapat mendorong perekonomian ke dalam lobang hitam yang sama seperti beberapa waktu yang lalu. Berikut kami berikan detail mengenai list detail paket bantuan tersebut. 1. $600 untuk masyarakat Amerika. 2. $300 per minggu sebagai bentuk tunjangan pengangguran. 3. $284 miliar untuk Program Perlindungan Gaji yang menopang bisnis skala kecil. 4. $82 miliar untuk sekolah dan universitas K-12. 5. $69 miliar untuk pengembangan vaksin dan pengujian. 6. $25 miliar sebagai bantuan dalam sewa. 7. $15 miliar untuk live event. 8. $15 miliar untuk maskapai penerbangan. 9. $14 miliar untuk transportasi umum. 10. $13 miliar untuk distribusi makanan. 11. $13 miliar untuk para petani dan peternak. 12. $10 miliar untuk perawatan anak. Dengan adanya bantuan tersebut, tentu dapat memberikan bantuan kepada 7.8 juta masyarakat Amerika yang mengalami kemiskinan sejak bulan June lalu karena stimulus paket bantuan Corona telah berakhir.

2.JEPANG MENATAP MASA DEPAN PENUH HARAPAN

Perekonomian masa depan Jepang masih memiliki harapan bagi pemerintah dan Bank Sentral Jepang yang masih berusaha untuk menjaga perekonomian agar tetap mengalami pertumbuhan. Kabinet Pemerintahan Jepang pada akhirnya menyetujui anggaran fiscal tahun depan yang berhasil memecahkan rekor yaitu $1 triliun yang dimana tentu saja hal tersebut memberikan efek yang dimana ada penambahan beban hutang yang cukup besar kepada Jepang di era Perdana Menteri Yoshihide Suga yang masih berusaha menopang perekonomian Jepang yang rusak akibat virus corona dan menjaga asa pemulihan agar dapat berjalan dengan baik. Anggaran fiscal Jepang pada tahun 2021 membutuhkan anggaran senilai 106.6 triliun yen apabila kita hitung secara keseluruhan selama 12 bulan yang akan dimulai pada bulan April. Anggaran tersebut mengalami kenaikkan sebanyak 3.8% dari anggaran tahun lalu. Ada kemungkinan nilai pembelanjaan bisa mengalami peningkatan lebih tinggi apabila ternyata ada anggaran tambahan, 3 diantara penambahan tersebut akan diberikan tahun ini yang dimana berkisar 73 triliun untuk total pengeluaran. Menteri Keuangan Taro Aso mengatakan bahwa mereka akan menyeimbangkan antara pemulihan ekonomi dengan pencegahan penyebaran wabah virus corona ditambah dengan konsolidasi fiscal. Menyeimbangkan merupakan bagian yang paling tersulit dalam menyusun anggaran. Ditengah situasi dan kondisi yang kian sulit, wabah ini membuat Jepang mau tidak mau harus menambah utang dengan menerbitkan utang baru yang dimana penerbitan tersebut justru mencapai rekor tertingginya tahun ini. IMF melihat utang public mengalai kenaikkan sebesar 266% dari GDP tahun ini dengan deficit anggaran sebesar 14.2% dari GDP. Suga akan mengumumkan stimulus tersebut yang dimana nilanya diperkirakan akan lebih dari $700 miliar sebagai anggaran tahun depan. Paket stimulus tersebut bertujuan untuk mencegah virus sambal menjaga fase pemulihan ekonomi Jepang. Belum lagi, masa transisi pemerintahan dari konvensional menjadi digital juga akan menjadi sebuah beban tersendiri bagi pemerintahan Jepang. Suga juga akan memberikan informasi untuk melakukan penangguhan sementara terkait dengan program subsidi perjalanan yang sebelumnya dirinya mempromosikan hal tersebut, namun akibat hal tersebut justru membuat ekonomi berpotensi mengalami penurunan dan masuk ke dalam resesi kembali. Dalam rincian belanja anggaran tahun depan ada sekitar 66.9 triliun yen untuk belanja umum, termasuk 35.8 triliun yen untuk jaminan social dan 5 triliun yen untuk dana cadangan untuk wabah virus corona. Tidak hanya itu saja, ada pembayaran hutang sebesar 23.8 triliun yen dan 16 triliun yen dalam bentuk bantuan terhadap pemerintah bagian dan daerah. Penerbitan obligasi juga diperkirakan akan mengalami kenaikkan menjadi 40.9% dari total pendapatan, yang dimana sebelumnya berada di level 31.7% pada tahun 2020. Kementrian Keuangan sendiri berencana untuk menawarkan obligasi pemerintah senilai 236 triliun yen pada tahun depan. Untuk detail rincian proyeksi pendapatan fiscal 2021 mendatang sebagai berikut; 54.7 trilun yen merupakan pendapatan pajak. 43.6 triliun yen dari penerbitan obligasi baru dan 5.6 triliun yen dari sumber yang lain. Hal ini akan menjadi sebuah gambaran betapa berharapnya Jepang dengan stimulusnya pada tahun depan agar dapat bertahan terkait dengan pemulihan ekonomi yang akan berlangsung karena ini akan menjadi sebuah gambaran sejauh mana Jepang dapat pulih dan bangkit dari keterpurukannya.

3.STIMULUS BARU!

Untuk menunjang momentum dari perbaikan kinerja sector hulu migas, saat ini pemerintah berupaya melakukan pelonggaran bagi pengusaha migas lewat birokrasi. Pemerintah menjamin birokrasi yang lebih mudah untuk para pelaku industri hulu minyak dan gas bumi melalui PMK No. 140 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara Hulu Minyak dan Gas Bumi. Selama ini beberapa regulasi dinilai menjadi hambatan dalam iklim industri hulu migas. Padahal, sektor ini memiliki kontribusi yang besar pada perekonomian nasional. Selain menyerap banyak tenaga kerja, sektor ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi nasional. Sektor hulu migas pun tercatat menyumbang pendapatan negara dalam bentuk penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp179,5 triliun pada 2019. Yang menjadi poin-poin kebaruan dalam peraturan ini yaitu adanya reposisi subjek atau para pihak yang terlibat dalam alur pengelolaan BMN dan cakupan penggunaan BMN yang diperluas. Reposisi subjek dalam alur pengelolaan BMN yaitu adanya pembagian peran sebagai pengelola pada Kemenkeu, pengguna pada Kementerian ESDM, dan kuasa pengguna pada SKK Migas-BPMA. Kami melihat pembagian peran ini memberikan fleksibilitas dan penyederhanaan dalam alur birokrasi, hal ini mengacu pada beberapa kewenangan yang telah beralih dengan adanya PMK 140 Tahun 2020. Sementara itu, hal baru yang terdapat dalam aturan ini adalah terkait dengan penggunaan BMN hulu migas oleh kontraktor yang diperpanjang kontraknya dan pendayagunaan. Hal ini memungkinkan adanya kepastian dalam berusaha dan adanya efisiensi dari segi biaya bagi kontraktor.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 6,089 – 6,223,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (22/12/2020).