ANALIS MARKET (06/9/2019) : IHSG Berpeluang Menguat Terbatas dan Ditradingkan Pada Level 6.239 – 6.340
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sentiment yang mengawali akhir pekan ini, di awali dari; Kementrian Perdagangan China pada akhirnya mengatakan bahwa para pemimpin perdagangan Amerika dan China telah sepakat untuk mengadakan pertemuan pada awal bulan October 2019 untuk melanjutkan putaran negosiasi berikutnya.
Liu He telah berbicara dengan Robert dan Steven terkait dengan kelanjutan dari negosiasi tersebut.
Beijing mengatakan bahwa diskusi dan konsultasi akan dilakukan pada pertengahan September untuk persiapan pertemuan tersebut.
Kedua belah pihak sepakat bahwa Amerika dan China harus bekerja Bersama dan mengambil tindakan untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi negosiasi.
Namun lagi lagi, entah karena ingin membalas perlakuan China beberapa waktu lalu, kali ini Amerika hanya mengakui bahwa kedua Negara “sepakat untuk mengadakan pertemuan di tingkat Menteri di Washington dalam beberapa minggu mendatang, dan ada pertemuan level wakil yang akan berlangsung pada pertengahan September sebagai dasar untuk langkah berikutnya”.
Beberapa orang didalam Pemerintahan Trump skeptis bahwa China bersedia untuk membuat komitmen untuk reformasi yang di inginkan oleh Amerika yang menyebabkan kegagalan dalam pembicaraan sebelumnya pada bulan May lalu.
Yang lain juga semakin focus pada upaya untuk menenangkan pasar keuangan dan mencegah kejatuhan ekonomi lebih lanjut di Amerika di mana Tarif Trump dan ketidakpastian perang dagang telah disalahkan sebagai penurunan dari indeks manufacture.
Namun kami menyakini bahwa kesepakatan perang dagang semakin jauh dari perdamaian, dan para pelaku pasar dan investor juga tampaknya sudah siap untuk menerima kenyataan akan hal itu.
Kalau seperti ini, kami melihat bahwa naik dan turunnya global index dipengaruhi oleh sentiment perang dagang, meskipun ada factor lain didalamnya, namun tidak sedalam sentiment perang dagang.
Sementara itu, dari Hong Kong, Carrie Lam, CEO Hongkong mengatakan bahwa keputusannya untuk membatalkan undang undang ekstradisi hanyalah langkah pertama untuk menangani masalah yang sudah terjadi atas aksi unjuk rasa.
Lam mengatakan pada konfrensi pers hari Kamis kemarin, bahwa keputusannya secara resmi menarik RUU yang sangat kontroversial tersebut.
Lam juga mengatakan bahwa keputusan untuk membatalkan RUU itu merupakan keputusan darinya yang tidak dibuat bersama China, meskipun Lam yakin bahwa China akan terus mendukung setiap keputusannya.
Atas berita Amerika dan China, investor bereaksi positif, Dow Jones Industrial naik 1.4%, dan S&P naik 1.3%.
Hangseng sendiri mengalami kenaikkan terbesar dalam rentang waktu selama 10 bulan, khususnya sejak kerusuhan Hongkong terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Beralih ke sisi The Fed, ditengah prospek ekonomi global yang semakin suram, The Fed diperkirakan akan memangkas tingkat suku bunga kembali pada pertemuan FOMC meeting yang akan berlangsung pada 17 September nanti.
Pemotongan tingkat suku bunga kemarin di rasakan kurang dalam oleh para pelaku pasar dan investor, sehingga mereka menginginkan pemotongan yang lebih agresif.
Hal ini di dukung oleh Presiden The Fed St. Louis James Bullard yang mengatakan bahwa The Fed harus memangkas tingkat suku bunga setengah persen pada pertemuan berikutnya untuk melampui ekspektasi pasar keuangan dan perang perdagangan global.
Oleh sebab itu focus utama berikutnya adalah pidato Powell yang akan diadakan pada hari Jumat ini waktu setempat.
Setidaknya dari pidato tersebut kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait dengan potensi pemangkasan tingkat suku bunga tersebut.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia menyatakan survey Indeks Keyakinan Konsumen pada Agustus 2019 turun tipis dari bulan sebelumnya. Penurunan tersebut berasal dari menurunnya optimisme konsumen terkait ekonomi dalam 6 bulan ke depan.
Namun dalam hasil survei tersebut, BI juga mengindikasikan IKK tetap terjaga dalam zona optimis atau di atas 100. Hasil survei juga mengindikasikan tekanan kenaikan harga pada 6 bulan mendatang diprakirakan menurun.
Hal ini terindikasi dari penurunan Indeks Ekspektasi Harga 6 bulan yang akan datang dari 174,9 pada bulan sebelumnya menjadi 170,0.
Penurunan tersebut didukung oleh ketersediaan pasokan barang yang memadai dan kelancaran kegiatan logistik distribusi barang.
Kami menilai dengan terjaganya optimisme konsumen ditopang oleh persepsi dari perbaikan fundamental ekonomi dimana neraca perdagangan diharapkan dapat membaik hingga akhir tahun ini, sehingga defisit neraca perdagangan diproyeksikan akan berkurang.
“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 6.239 – 6.340,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (06/9/2019).

