ANALIS MARKET (08/2/2019) : IHSG Berpotensi Mixed dan Cenderung Melemah Hari Ini
Pasardana.id - Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis (07/2) kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup pada 6,536 atau melemah - 0.17%.
Sektor infrastruktur dan perdagangan, keuangan memberikan kontribusi kenaikan terbesar pada perdagangan kemarin.
Adapun investor asing mencatakan pembelian bersih sebesar Rp372,8 miliar.
Lebih lanjut riset menyebutkan, hari ini, Jumat (08/2/2019), sejumlah sentimen akan mewarnai pergerakan IHSG.
Sentimen yang pertama adalah, kemarin (07/2) Presiden Trump menyampaikan bahwa dia tidak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu 1 Maret yang dimana untuk mencegah tarif baru Amerika untuk barang barang China.
Hal ini lagi-lagi kembali meningkatkan rasa kekhawatiran bagi para pelaku pasar dan investor bahwa keduanya tidak akan mencapai kesepakatan hingga berakhirnya gencatan perang dagang selama 90 hari.
Trump hanya menyampaikan bahwa mereka “mungkin” akan bertemu nanti, pada akhir February.
Trump juga menambahkan ada beberapa peluang bagus untuk mencapai kesepakatan. Hal ini yang membuat Indeks S&P 500 merespon negatif.
Fokus berikutnya adalah Trump akan melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vietnam pada tanggal 27 – 28 February 2019, yang disusul perjalanan utusan Amerika, Steven Mnuchin dan Robert Lighthizer menuju Beijing pada minggu depan dalam rangka pembicaraan lebih lanjut mengenai perdagangan antara kedua belah pihak.
Pemerintah Amerika juga berpotensi akan kembali mengalami shutdown. Ketidaksepahaman terkait anggaran pembangunan tembok perbatasan Amerika – Meksiko menjadi masalah.
Presiden Trump kemudian menyetujui anggaran sementara tanpa anggaran pembangunan tembok perbatasan.
Trump bersumpah untuk membangun kesepakatan sebelum tanggal 15 Februari.
Beralih dari sana, Buletin Ekonomi Bank Sentral Eropa dalam rilisnya kemarin menyampaikan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi global telah melambat akhir-akhir ini ditengah ketidakpastian geopolitik dan kerentanan dipasar emerging market.
Secara keseluruhan, resiko yang mengelilingi prospek pertumbuhan Kawasan Eropa telah bergerak ke arah negative karena adanya ketidakpastian yang terkait dengan faktor geopolitik, ancaman proteksionisme, pasar emerging market yang rentan, dan volatilitas pasar keuangan.
Berdasarkan penilaian ini, maka tingkat suku bunga ECB tidak berubah, dan terus berharap mereka tetap pada level saat ini setidaknya hingga musim panas 2019, hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa inflasi dapat tercapai mendekati 2%.
Tentu hal ini akan menjadi sesuatu yang baik karena baik The Fed maupun ECB keduanya akan menahan kenaikkan tingkat suku bunga.
Apabila hal ini terjadi, tentu implikasinya akan ada lebih banyak capital inflow ke pasar modal Indonesia.
Dari domestik, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia Januari 2019 mencapai US$120.10 milyar atau tergerus sebesar US$0.6 miliar dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2018 yang sebesar US$120.70 miliar. Penurunan tersebut dipengaruhi untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Menyikapi beberapa kondisi tersebut diatas, kami memproyeksikan IHSG berpotensi mixed cenderung melemah dan diperdagangkan pada rentang 6,514 – 6,561 pada perdagangan hari ini,” sebut analis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam riset yang dirilis Jumat (08/2/2019).